Sifat hidrolisis garam memang penting dipahami. Hidrolisis garam merupakan proses kimia di mana garam bereaksi dengan air, menghasilkan asam dan basa.
Baca Juga: Perbedaan Unsur dan Senyawa, Salah Satunya dari Komposisi
Proses ini penting dalam kimia analitik dan industri, serta dalam memahami sifat-sifat larutan garam yang berbeda. Hidrolisis garam bisa diklasifikasikan berdasarkan jenis garam yang terlibat dan jenis ion yang terbentuk selama proses hidrolisis.
Sifat Hidrolisis Garam dan Karakteristiknya
Hidrolisis berasal dari kata “hydro,” yang berarti air, dan “lysis,” yang berarti peruraian. Dengan demikian, pengertian hidrolisis garam adalah reaksi peruraian di mana kation dan anion garam berinteraksi dengan air dalam larutan.
Hidrolisis garam terjadi ketika garam dilarutkan dalam air dan ion-ion yang dihasilkan berinteraksi dengan air, menyebabkan perubahan pada pH larutan. Proses ini melibatkan reaksi antara ion garam dan air, yang dapat menghasilkan asam atau basa tergantung pada sifat ion-ion tersebut.
Hasil sifat asam atau basanya bergantung pada jenis asam basa yang membentuk garam tersebut. Contohnya garam yang terbentuk asam dan basa yang memiliki kekuatan yang sama. Selain itu, ada juga garam yang terbentuk dari salah satu asam yang kuat atau basa yang lemah.
Adapun pengaruh hidrolisis garam dapat kita uraikan sebagai berikut :
Larutan Garam Basa
Sifat hidrolisis garam yang pertama adalah pembentukan basa dari asam lemah dan basa kuat, yang menyebabkan garam mengalami hidrolisis sebagian. Contohnya adalah natrium asetat (CH₃COONa).
Larutan ini terbentuk dari asam lemah, yaitu asam asetat (CH₃COOH), dan basa kuat, yaitu natrium hidroksida (NaOH). Dalam hal ini, natrium asetat akan bereaksi dengan air menghasilkan basa, menyebabkan larutan menjadi sedikit basa.
Larutan Garam Asam
Sifat kedua dari hidrolisis garam adalah terbentuknya larutan garam asam, yang merupakan hasil dari kombinasi asam kuat dan basa lemah. Garam ini mengalami hidrolisis sebagian, serupa dengan larutan basa.
Contohnya adalah amonium klorida (NH₄Cl), garam kristal putih yang terbentuk dari asam kuat, yaitu asam klorida (HCl), dan basa lemah, yaitu amonia (NH₃). Dalam larutannya, amonium klorida menghasilkan ion H⁺ yang menyebabkan sifat asam pada larutan.
Larutan Garam Netral
Sifat hidrolisis garam terakhir adalah larutan garam netral, yang terbentuk dari asam dan basa yang keduanya kuat atau dari asam dan basa yang keduanya lemah. Sebagai contoh, natrium klorida (NaCl) adalah garam netral yang terbentuk dari asam kuat (HCl) dan basa kuat (NaOH). Garam ini tidak mengalami hidrolisis.
Baca Juga : Senyawa Turunan Alkana Bersinggungan di Kehidupan Sehari-hari
Di sisi lain, amonium asetat (CH₃COONH₄) adalah contoh garam yang mengalami hidrolisis total. Garam ini terbentuk dari asam lemah (asam asetat, CH₃COOH) dan basa lemah (ammonium hidroksida, NH₄OH). Hidrolisis garam ini sangat bergantung pada nilai Ka (konstanta asam) dan Kb (konstanta basa) dari asam dan basa yang membentuknya.
Karakteristik Hidrolisis Garam
Berikut adalah ringkasan sifat hidrolisis garam:
- Hidrolisis garam menghasilkan asam dan basa dari pembentuk garam.
- Kation dan anion yang berasal dari asam dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis karena terionisasi sempurna.
- Garam tidak terhidrolisis jika tidak ada reaksi antara kation atau anion dengan air.
- Garam mengalami hidrolisis sebagian jika salah satu kation atau anion bereaksi dengan air.
- Garam mengalami hidrolisis sempurna jika baik kation maupun anion bereaksi dengan air.
Manfaat Proses Hidrolisis Garam
Manfaat pertama dari proses hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan garam amonium nitrat (NH₄NO₃), yang terbentuk dari basa lemah dan asam kuat dan memiliki sifat asam. Garam ini digunakan sebagai alat kompres dingin untuk meredakan demam.
Selanjutnya, monosodium glutamat (MSG) atau C₅H₈NO₄Na adalah garam dengan sifat basa, yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat. MSG sering digunakan sebagai penyedap rasa makanan.
Baca Juga: Manfaat Enzim Selulase untuk Industri Kertas hingga Tekstil
Dari pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa sifat hidrolisis garam terbagi menjadi tiga macam, yakni asam, basa, dan netral. Sifat ini bergantung pada kekuatan asam dan basa yang membentuk garam. Sifat asam muncul jika asam lebih kuat, sedangkan sifat basa terbentuk jika basa lebih kuat. Jika kekuatan asam dan basa setara, garam akan bersifat netral. Garam hasil proses hidrolisis ini memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari. (R10/HR-Online)