Sejarah Stasiun Gambir bermula pada era kolonial Belanda. Stasiun ini pertama kali dibuka dengan nama Stasiun Weltevreden pada 4 Oktober 1884. Pada awalnya, stasiun ini dibangun untuk melayani kereta jarak jauh.
Stasiun Gambir merupakan salah satu bangunan bersejarah di Jakarta. Stasiun ini menjadi saksi perkembangan transportasi kereta api di Indonesia. Banyak perubahan yang tempat ini alami hingga menjadi stasiun modern seperti sekarang.
Sejarah Stasiun Gambir, Bangunan Bersejarah di Indonesia
Stasiun ini terletak di kawasan strategis, dekat dengan pusat pemerintahan dan ekonomi. Hal tersebut membuatnya berkembang pesat. Seiring waktu, kebutuhan akan layanan kereta api meningkat.
Pada tahun 1922, masyarakat mulai menyebut stasiun ini sebagai Stasiun Gambir. Nama tersebut berasal dari tanaman gambir yang tumbuh di sekitar Koningsplein (sekarang Medan Merdeka). Getah dari tanaman ini masyarakat gunakan sebagai bahan bumbu menyirih.
Perkembangan di Masa Kolonial
Pada tahun 1937, Stasiun Gambir secara resmi berganti nama menjadi Stasiun Batavia Koningsplein. Pada masa itu, stasiun ini telah menjadi pusat transportasi utama di Hindia Belanda. Hampir seluruh kereta jarak jauh berhenti di stasiun ini.
Perubahan ini dilakukan untuk menampung jumlah penumpang yang semakin meningkat. Bangunan stasiun diperbesar dan diperkuat. Arsitekturnya juga mengadopsi gaya art deco yang populer pada masa itu.
Elektrifikasi jalur kereta api di Jakarta mulai sejak periode 1925-1930. Hal ini membuat Stasiun Gambir menjadi lebih modern. Teknologi baru ini mempercepat perjalanan kereta jarak jauh.
Masa Setelah Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, sejarah Stasiun Gambir terus menjadi pusat mobilitas penting. Pada tahun 1976, Gubernur Jakarta Ali Sadikin bekerja sama dengan Gubernur Jawa Barat untuk mengembangkan transportasi. Pemerintah mulai membangun sistem kereta api komuter Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi (Jabotabek).
Pembangunan jalur layang Jakarta-Manggarai juga bermula pada masa itu. Stasiun Gambir terus mendapat renovasi untuk menampung kereta jarak jauh dan komuter. Renovasi ini membawa perubahan besar bagi wajah stasiun.
Pada 6 Juni 1992, Presiden Soeharto meresmikan Stasiun Gambir yang baru. Bangunan stasiun ini memiliki tiga lantai dengan dominasi warna hijau yang mencolok. Desainnya terinspirasi dari rumah Joglo, dengan atap yang bersusun.
Peran Stasiun Gambir Saat Ini
Stasiun Gambir saat ini menjadi salah satu stasiun utama di Jakarta. Setiap hari, stasiun ini melayani ribuan penumpang. Kereta jarak jauh dengan tujuan kota-kota besar di Pulau Jawa berangkat dari sini.
Selain itu, stasiun ini juga memiliki berbagai fasilitas modern. Tersedia ruang tunggu yang nyaman, area komersial, dan layanan check-in otomatis. Penumpang tentunya akan puas dengan hasilnya.
Sejarah Stasiun Gambir sebagai pusat transportasi tidak bisa kita pisahkan dari perkembangan Jakarta. Keberadaannya tetap relevan hingga kini. Stasiun ini menjadi simbol pergerakan ekonomi dan mobilitas warga ibu kota.
Gambir dan Perkembangan Transportasi Jakarta
Stasiun Gambir tidak hanya penting bagi perjalanan jarak jauh. Sejak dibangunnya jalur layang, stasiun ini juga terhubung dengan kereta komuter. Hal ini memudahkan warga Jakarta yang bekerja di kawasan penyangga seperti Bogor dan Bekasi.
Jalur komuter ini terus berkembang seiring peningkatan jumlah penumpang. Kini, Stasiun Gambir menjadi bagian penting dari jaringan kereta api modern. Stasiun ini turut mendukung mobilitas harian warga Jakarta.
Dengan sejarah Stasiun Gambir yang panjang dan peran vitalnya, tempat ini terus berbenah. Pengembangan fasilitas dan layanan menjadi fokus utama PT KAI. Semua ini bertujuan untuk mempertahankan statusnya sebagai salah satu stasiun utama di Indonesia.
Fakta Unik Tentang Stasiun Gambir
Selain sejarahnya yang panjang, ada fakta menarik tentang Stasiun Gambir. Salah satunya adalah lokasinya yang dekat dengan beberapa destinasi wisata. Penumpang yang singgah di sini bisa mengunjungi Monumen Nasional (Monas) atau Taman Surapati.
Arsitekturnya juga cukup unik. Bangunannya mencerminkan perpaduan antara modernisasi dan tradisi. Warna hijau yang mendominasi bangunan membuat Stasiun Gambir mudah kita kenali.
Keunikan Stasiun Gambir tidak hanya pada arsitekturnya yang mencolok, tetapi juga pada posisinya sebagai saksi bisu sejarah Jakarta. Stasiun ini menjadi tempat di mana ribuan cerita penumpang terjalin setiap hari. Dari mereka yang mengejar karier di kota besar hingga para wisatawan yang hendak menjelajahi sudut-sudut Pulau Jawa.
Sejarah Stasiun Gambir mencerminkan perjalanan panjang perkembangan transportasi di Jakarta. Dari masa kolonial hingga sekarang, stasiun ini terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Nama “Gambir” pun menjadi simbol penting dalam sejarah transportasi Indonesia. (R10/HR-Online)