Sejarah misi kebudayaan yang dilakukan oleh Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) pada 26 September 1963 merupakan salah satu bagian penting dalam upaya memperkenalkan kebudayaan Indonesia.
Lekra sendiri merupakan organisasi kebudayaan yang berdiri pada 17 Agustus 1950. Pentolan PKI, DN Aidit dan Njoton mendirikan Lekra. Tak heran jika Lekra dianggap organisasi yang dibawahi PKI.
Baca Juga: Profil Haji Misbach, Tokoh Islam-Komunis yang Aktif Lawan Belanda
Sementara itu, misi yang diemban oleh rombongan Lekra pada 1963 dilakukan dengan membawa berbagai lagu hingga pertunjukan dari Indonesia.
Salah satu tujuan dari misi kebudayaan ini selain untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia adalah untuk menjalin persahabatan dengan seniman-seniman luar.
Sejarah mencatat bahwa kebijakan ini sendiri selaras dengan kebijakan pemerintah Indonesia kala itu yang gencar mempromosikan kebudayaan Indonesia ke luar negeri.
Melalui berbagai sumber yang telah ditemukan, tulisan ini akan mengulas tentang sejarah misi kebudayaan Lekra ke Tiongkok 26 September 1963, dari pertunjukan tradisional hingga misi persahabatan.
Sejarah Misi Kebudayaan Lekra Dipimpin Sunardi
Misi kebudayaan Lekra yang dilakukan pada tanggal 26 September 1963 dimulai dengan mendaratnya rombongan yang diketuai oleh Sunardi pada 26 September 1963.
Mengutip dari, “Seni Lukis Indonesia Masa Jepang Sampai Lekra” (2013), Sunardi sendiri diketahui sudah pernah terlibat dalam misi kebudayaan yang dilakukan pada tahun 1951. Bersama dengan Sudjono, Henk Ngantung, Hendra, dan Sudharnoto mereka dikirim ke Festival Pemuda dan Pelajar Sedunia yang diselenggarakan ke Berlin.
Pemerintah Indonesia kala itu sedang gencar-gencarnya melakukan berbagai aksi promosi yang melibatkan Lekra.
Tak hanya itu kedekatan Lekra dengan pemerintah Indonesia kala itu tercermin dari Panitia Negara yang sering memesan poster-poster penyambutan tamu negara atau acara-acara internasional seperti Ganefo.
Baca Juga: Sejarah Sholawat Badar, Bentuk Perlawanan terhadap Lagu Genjer-genjer PKI
Kedekatan Lekra dengan negara ini merupakan salah satu sebab dari kedekatan PKI dengan pemerintah Indonesia. Kondisi ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Lekra, baik secara politis maupun ekonomi.
Beberapa alasan inilah yang seringkali mendasari mengapa Lekra sering terlibat dalam misi kebudayaan kepada dunia internasional.
Pertunjukan Lokal
Misi kebudayaan yang dilakukan pada tahun 1963 ini membawa kebudayaan-kebudayaan lokal sebagai bagian dari promosi kebudayaan.
Beberapa kesenian yang ketika itu dibawa adalah tarian-tarian tradisional, keroncong, angklung Gamelan hingga lagu-lagu seperti Bengawan Solo.
Mengutip dari, “Jurnalisme Sastrawi Antologi Liputan Mendalam Dan Memikat” (2008), Sudah menjadi rahasia umum bahwa Lekra yang berdiri pada 17 Agustus 1950 ini turut serta dalam proyek memajukan kebudayaan nasional oleh pemerintah Indonesia.
Salah satu bentuk dukungan tersebut dapat terlihat dari kerjasama Lekra dengan Lembaga Kebudayaan Nasional yang berafiliasi dengan Partai Nasional Indonesia dan Lembaga Seni Budaya Indonesia milik Pesindo.
Hal inilah yang membuat Lekra acap kali mengenalkan kebudayaan-kebudayaan nasional melalui misi internasionalnya.
Pada tahun-tahun berikutnya, Lekra dengan gencar menentang budaya-budaya imperialisme Amerika Serikat.
Selain untuk menentang imperialisme Barat, Lekra mengusung kebudayaan nasional ini dalam rangka untuk mengobarkan kebangkitan petani.
Misi Persahabatan
Para seniman Lekra memang dikenal sebagai orang-orang yang memiliki semangat revolusioner. Hal ini juga yang sedang terjadi dan tumbuh di Tiongkok. Kesamaan pandangan inilah yang dipersatukan oleh Indonesia dan Tiongkok dalam kerja samanya.
Selain mengemban misi untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia, Lekra juga memiliki misi untuk menjalin hubungan antara Indonesia dan Tiongkok.
Memang arah haluan politik Indonesia pada masa-masa akhir pemerintahan Soekarno cenderung mengarah pada Tiongkok.
Baca Juga: Sejarah Pemilu di Indonesia Tahun 1955, Konflik Ideologi hingga Saling Ejek PKI dan Masyumi
Tak hanya itu, secara politik Indonesia pun banyak mengadakan hubungan diplomatik dengan negara-negara komunis, termasuk Tiongkok.
Sehingga sangat mungkin apabila bentuk misi kebudayaan ini merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mempererat hubungan politik dengan Tiongkok. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)