Sejarah Garuda Wisnu Kencana sebagai salah satu ikon pariwisata Pulau Bali yang menggambarkan dewa Wisnu dan burung garuda. Patung besar ini tidak hanya menjadi daya tarik utama para wisatawan, namun juga menjadi simbol sejarah dan kebudayaan Bali.
Baca Juga: Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera, Ikon Kota Palembang
Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) terletak di Taman Budaya GWK, tepatnya di Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Bali. Selain ukurannya yang besar dan megah, patung ini memiliki makna dan filosofi budaya yang mendalam.
Patung ini menggambarkan Dewa Wisnu yang tengah mengendarai Garuda, melambangkan perlindungan, keberanian, dan kebijaksanaan. GWK juga menjadi simbol harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan, mencerminkan nilai-nilai luhur dalam budaya Bali.
Sejarah Garuda Wisnu Kencana
I Nyoman Nuarta merupakan salah satu seniman Indonesia yang berasal dari Bali. Nyoman memulai proyek pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana pada tahun 1989.
Hal ini bermula ketika Dirjen Pariwisata bernama Joop Eve, pada saat itu meminta Nyoman untuk membangun sebuah patung besar dengan tujuan agar patung tersebut menjadi ikon pariwisata di Bandara Ngurah Rai, Bali. Akan tetapi, Nyoman justru ingin membuat karya yang lebih dari itu serta lebih berkesan untuk Pulau Bali.
Pada tahun 1990 akhirnya gagasan Nyoman tersebut mendapatkan persetujuan dari Presiden Soekarno. Setelah itu, proyek pembangunan patung GWK mulai berlangsung selama beberapa tahun. Namun, sayang sekali sejarah Garuda Wisnu Kencana pada tahun 1998 yaitu proses pembangunan terpaksa berhenti karena kondisi Indonesia sedang mengalami krisis moneter.
Problematika Pembangunan Patung GWK
Pembangunan patung GWK ini menuai pro kontra banyak pihak karena anggapan bahwa proyek tersebut memakan biaya cukup besar. Tidak hanya itu, proyek GWK sempat menimbulkan kontroversi dari pemuka Hindu di Bali juga.
Nyoman menjelaskan bahwa tujuan mendirikan patung GWK tidak lain untuk menjadikannya sebagai kawasan wisata baru di Pulau Bali. Proyek tersebut tidak hanya melibatkan pengerjaan patung saja, melainkan juga pembangunan infrastruktur pendukung lainnya yaitu taman, parkir, dan fasilitas-fasilitas tempat wisata seperti pada umumnya.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Benteng Vredeburg dan Fungsinya
Akhirnya, setelah proses dialog yang panjang, keputusannya proyek tetap akan berlanjut. Meskipun terjadi penundaan karena adanya perubahan regulasi dan perizinan. Kemudian, setelah lebih dari satu dekade tepatnya pada tahun 2013, PT Alam Sutera Realty melanjutkan proyek pembangunan GWK dan arsitek penanggung jawabnya tetap Nyoman.
Filosofi Desain dan Nama Patung
Filosofi nama dan sejarah Garuda Wisnu Kencana ini yaitu menggambarkan Dewa Wisnu sebagai dewa pelindung bagi umat Hindu yang sedang menunggangi burung garuda. Kemudian, untuk kata kencana sendiri memiliki arti emas.
Berdasarkan mitologi Hindu, burung garuda adalah kendaraan Dewa Wisnu. Selain itu, inspirasinya berasal dari kisah tentang garuda yang mencari Tirta Amerta atau ramuan kehidupan. Garuda menjadi tunggangan Dewa Wisnu supaya mendapatkan imbalan ramuan guna untuk membebaskan perbudakan ibunya.
Pembuatan patung GWK dari campuran tembaga dan baja seberat 4000 ton. Sehingga proyek ini melibatkan ribuan pekerja dan 120 seniman patung. Desainnya memiliki ketinggian total 122 meter dan lebarnya 66 meter. Dengan ketinggian tersebut, patung GWK ini terlihat hingga radius 20 kilometer.
Peresmian Patung GWK
Pada 22 September 2018, Presiden Joko Widodo meresmikan patung Garuda Wisnu Kencana sebagai salah satu ikon pariwisata di Bali. Patung ini merepresentasikan karya anak bangsa yang mendunia.
Kemudian pada tanggal 15-16 November 2022, patung GWK terpilih menjadi destinasi dalam rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Selain menawarkan keindahan dan kemegahan patung, destinasi wisata di taman GWK ini juga terdapat pameran seni hingga pertunjukan budaya.
Bahkan wisatawan dapat menikmati pemandangan alam Bali yang spektakuler bercampur dengan adat budayanya yang sangat kental. GWK juga sering menjadi tempat perayaan acara-acara besar untuk merayakan kebudayaan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Haru, Sempat Berjaya pada Masanya
Sejarah Garuda Wisnu Kencana menyimpan kisah perjalanan panjang yang menjadikannya sebagai salah satu monumen terbesar dan tertinggi di dunia. Patung GWK tidak hanya menarik wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan internasional. Sehingga, kini keberadaannya menjadi simbol budaya dan kebanggaan masyarakat Indonesia, terutama Bali. (R10/HR-Online)