Sejarah Bukit Soeharto sering menjadi topik perbincangan, baik di kalangan pengunjung maupun mereka yang hanya mendengar namanya. Terletak di Kalimantan Timur, bukit ini menawarkan suasana yang teduh dan menyejukkan di siang hari, namun bisa terasa seram saat malam tiba.
Baca Juga: Sejarah Lahirnya TVRI, Pernah Menjadi Alat Propaganda Orde Baru
Tempat ini dikelilingi oleh berbagai cerita yang menarik, baik dari segi historis maupun mistis. Banyak kisah yang beredar di masyarakat tentang asal-usul dan keunikan bukit ini, menjadikannya sebagai bahan perbincangan yang menarik dan penuh misteri.
Sejarah Bukit Soeharto Beserta Fakta dan Mitosnya di Tanah Borneo
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto adalah salah satu objek wisata di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Areanya yang sangat luas menghubungkan banyak wilayah di Kalimantan Timur.
Bukit ini memiliki beragam kisah dan asal-usul yang membuatnya menjadi cukup terkenal. Berikut ini berbagai kisah dari Tahura Bukit Soeharto di Kalimantan tersebut.
Pendirian dan Peresmian
Pendirian Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dimulai pada era Orde Baru, tepatnya pada tahun 1976. Ketika Presiden Soeharto meresmikan kawasan ini sebagai Taman Hutan Raya. Nama “Bukit Soeharto” diambil sebagai bentuk penghormatan kepada presiden saat itu.
Soeharto terkenal memiliki perhatian besar terhadap pelestarian lingkungan dan pengembangan kawasan hijau di Indonesia. Luas kawasan ini mencapai lebih dari 61.000 hektar. Sehingga menjadikannya salah satu kawasan konservasi terbesar di Kalimantan Timur.
Tujuan Pembuatan Tahura
Tujuan utama dari pembentukan Taman Hutan Raya ini adalah untuk melindungi kekayaan biodiversitas yang ada di dalamnya. Selain itu untuk mendukung penelitian ilmiah, pendidikan, dan rekreasi.
Menurut sejarah Bukit Soeharto, kawasan ini juga berfungsi sebagai penyangga ekosistem untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya. Termasuk untuk mencegah erosi dan menjaga kualitas air.
Sebagai Tempat Riset
Selama bertahun-tahun, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto telah menjadi tempat penelitian bagi para ilmuwan dan akademisi. Terutama yang tertarik pada studi konservasi dan ekologi hutan tropis.
Selain itu, taman ini juga telah berkembang menjadi destinasi ekowisata, dengan berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan wisata alam. Seperti trekking, pengamatan satwa, dan kegiatan edukatif lainnya.
Bagian Penting IKN
Berkat sejarahnya yang terkenal, Bukit Soeharto telah menjadi bagian penting dari proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai kawasan konservasi, peran taman ini semakin krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem di tengah perkembangan pembangunan yang pesat.
Baca Juga: Sejarah Tugu Proklamasi, Awal Mula Hingga Pembongkarannya
Keberadaan Bukit Soeharto membantu memastikan bahwa meskipun wilayah mengalami perubahan dan pertumbuhan, ekosistemnya tetap terlindungi dan terjaga dengan baik.
Tempat Praktek Kerja Paksa Era Penjajahan Jepang
Taman Hutan Raya ini jadi salah satu area hijau paling luas dan sangat asri di Kaltim. Di sana masih sangat banyak jenis pepohonan rindang dan besar. Di balik keindahan tersebut, ada mitos yang beredar mengenai asal-usul bukit ini.
Bukit Soeharto pada waktu penjajahan Jepang menjadi tempat praktek kerja paksa. Ketika para romusha mati, Jepang membiarkannya begitu saja tanpa mengubur mayat-mayat tersebut. Konon katanya, hantu para pekerja paksa kerap gentayangan di sana.
Bahkan ada rumor yang menyebutkan bahwa ada beberapa kasus orang hilang yang sedang melintas di hutan tersebut. Biasanya korban akan sulit ditemukan dan apabila ketemu mereka dalam kondisi setengah gila dan terguncang.
Tempat Pembuangan Jenazah Korban Petrus
Sejarah Bukit Soeharto cukup kelam di era penjajahan Jepang, namun ternyata juga menyimpan kisah kelam lainnya. Seperti ketika masa orde baru yang kerap terjadi kasus penembakan misterius atau petrus oleh para kriminal. Hutan ini juga menjadi tempat pembuangan mayat-mayat korban penembakan itu.
Ada sepasang suami istri yang menceritakan pengalaman mereka ketika berkendara saat malam hari melewati tahura itu. Saat itu sang suami sempat mencium aroma tidak sedap di dalam mobil. Namun sepanjang jalan dia hanya diam saja sambil mendengarkan istrinya ngobrol. Sedangkan sang istri terus berbicara selama di perjalanan.
Setelah keluar dari jalur Bukit Soeharto, barulah sang suami menceritakan yang terjadi pada istrinya. Selama perjalanan dia melihat sesosok makhluk dengan kondisi wajah yang rusak. Sontak penuturan tersebut membuat terkejut istrinya.
Baca Juga: Monumen Tugu Kebulatan Tekad di Rengasdengklok, Pernah Jadi Markas PETA
Demikianlah beberapa fakta, mitos, dan sejarah Bukit Soeharto di Kalimantan Timur. Kawasan ini juga menghadapi berbagai tantangan. Termasuk ancaman deforestasi, perambahan lahan, dan kegiatan ilegal lainnya yang dapat merusak keanekaragaman hayati. Sehingga membutuhkan perhatian dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, dan lembaga swadaya masyarakat. (R10/HR-Online)