harapanrakyat.com,- Masyarakat Kabupaten Ciamis, Jawa Barat melakukan aksi solidaritas untuk Raden Rasich Hanif Radinal, keturunan Raja Galuh yang wafat saat proses eksekusi lahan miliknya, Kamis (12/9/2024) lalu.
Sejumlah warga yang digawangi Dewan Kebudayaan Ciamis berkumpul di Situs Jambansari dengan memakai pakaian adat Sunda, Selasa (17/9/2024).
Mereka kemudian berjalan menuju kantor DPRD Ciamis untuk audiensi terkait wafatnya Rasich Hanif.
Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis, Yat Rospia Brata, mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Rasich Hanif.
“Kami masyarakat Tatar Galuh Ciamis begitu bersedih dengan kehilangan beliau yang memang kondisinya cukup memprihatinkan,” katanya.
Ia menyebut aksi damai masyarakat Ciamis tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap Rasich Hanif.
“Apalagi dengan permasalahan yang menimpa beliau, kami membuat aksi hari ini sebagai bentuk solidaritas. Beliau tidak sendirian, kami di sini ada di belakang beliau,” ungkapnya.
Yat menyebut Rasich Hanif merupakan penggagas pusat kabuyutan di Tatar Galuh Ciamis. Ia juga membangun keraton Jambansari yang jadi salah satu bukti peninggalan Bupati Galuh.
“Banyak yang dibuat beliau untuk Kabupaten Ciamis. Terutama kita ketahui para leluhurnya beliau itu orang berjasa untuk Ciamis, yaitu membuat pusat-pusat pemerintah yang ada di Kabupaten Ciamis,” katanya.
Menurut Yat, banyak prestasi yang telah ditorehkan Rasich Hanif untuk Ciamis. Termasuk mengenalkan Galuh ke masyarakat Indonesia dan internasional.
“Begitu banyak raihan prestasi yang beliau bangun untuk Ciamis terutama beliau mengenalkan Galuh ke masyarakat Indonesia maupun internasional dari aktifnya beliau menjadi sekretaris Forum Keraton Nusantara,” katanya.
Yat juga berharap, permasalahan Rasich Hanif bisa segera selesai, apalagi gesekan cukup besar terjadi sebelum Hanif meninggal di Jakarta.
“Aksi solidaritas ini sebagai bentuk dukungan moral kita bahwa beliau tidak sendirian,” katanya.
Aksi Solidaritas Masyarakat Ciamis, Minta Nama Rasich Hanif Jadi Nama Jalan
Wakil keluarga Rasich Hanif sekaligus sekretaris Yayasan Kusumadiningrat, Nugraha, mengatakan dari informasi dan cuplikan video yang beredar, Hanif diketahui meninggal setelah bentrokan pada proses eksekusi lahan miliknya di Jakarta Selatan.
“Datangnya kami ke sini (DPRD Ciamis) dengan mendatangkan para unsur Forkopimda ingin menanyakan, apakah benar protap eksekusi itu seperti itu atau bagaimana,” katanya.
Nugraha pun menyayangkan apa yang terjadi pada Hanif. Ia pun meminta Pemerintah Kabupaten Ciamis mengenang jasa Hanif.
“Kami meminta kepada pemerintah daerah agar mengenang jasa-jasa beliau agar dibuatkan sebuah nama daerah atau nama jalan dengan nama Raden Rasich Hanif Radinal untuk mengenang almarhum,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Raden Rasich Hanif Radinal wafat saat Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyita lahan miliknya yang dijadikan Rumah Makan Bakmie Sedjuk dan Kopi Cilandak.
Baca Juga: Keturunan Raja Galuh Sebut Pernyataan Ridwan Saidi ‘Tidak Ada Kerajaan di Ciamis’ Menyesatkan
Dalam beberapa video yang beredar, terlihat Hanif berusaha negosiasi dengan juru sita PN Jaksel. Hanif berjuang sekuat tenaga mempertahankan tanah miliknya. Hanif pun meminta proses penyitaan tersebut ditunda karena tidak sesuai aturan.
Namun juru sita PN Jaksel meneruskan proses eksekusi lahan milk Hanif. Terlihat puluhan pria berpakaian bebas berusaha menerobos pagar yang dililit kawat berduri di depan Rumah Makan Bakmie Sedjuk.
Dari dalam pagar, anggota Pemuda Pancasila berusaha menghalangi puluhan pria tersebut. Aksi dorong-dorongan pun terjadi. Hanif terlihat berada di tengah-tengah.
Bahkan satu video menunjukkan Hanif terkena pukulan di dada oleh salah satu pria yang berusaha masuk menerobos pagar.
Di tengah bentrokan, Hanif terkulai lemas. Petugas terlihat membopong Hanif. Ia kemudian dibawa ke RS Mayapada. Sementara proses eksekusi lahan terus berjalan.
Tak berapa lama, Kuasa Hukum Hanif, Tubagus Noovran mengumumkan, Raden Rasich Hanif Radinal wafat, Kamis (12/9/2024) saat berjuang mempertahankan tanahnya. (Fahmi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)