harapanrakyat.com,- Petani dari Kelompok Tani Mulyasari Mundu Dusun Girimulya, Desa Binangun, Kecamatan Kota Banjar, Jawa Barat, menikmati panen bawang merah pada musim tanam di musim kemarau ini.
Hasil panen itu pun membuat petani sumringah karena harga komoditas bawang merah di tingkat pasar sekarang ini cukup tinggi.
Petani dari Poktan Mulyasari Mundu Jojo Juarno mengatakan, pada musim panen ini produksi bawang merah hasilnya cukup bagus dan menggembirakan.
Baca juga: Panen Raya Padi Varietas Inpari di Kota Banjar, Upaya Wujudkan Ketahanan Pangan
Apalagi, kata Jojo, hasil panen di musim kemarau ini mencapai 6 ton dengan luas lahan garapan 400 bata atau setengah hektar lebih.
Biasanya dalam sekali panen bisa mencapai 15-17 ton dengan lahan garapan sekitar 2 hektar. Namun belum semua tanaman bawang merah memasuki masa panen.
“Luas lahan itu dua hektar untuk yang sekarang panen 400 bata dengan hasil panen sekarang itu sekitar 6 ton,” kata Jojo, Minggu (8/9/2024).
Lanjutnya menyebut, setelah ini hasil produksi panen bawang merah akan dikeringkan terlebih dahulu. Selanjutnya ia menjual ke pasar Banjar untuk membantu pemerintah memenuhi pasokan pasar.
Panen di Tengah Harga Bawang sedang Tinggi
Menurutnya saat ini harga bawang merah di tingkat pasar sedang bagus di kisaran Rp 25 ribu per kilogram. Sehingga petani masih bisa mendapat keuntungan dan bisa kembali melakukan proses produksi.
“Hasilnya nanti kita jual ke pasar buat membantu menekan inflasi. Sekarang harganya agak bagus sedang naik Rp 25 ribu per kilogram,” kata petani yang juga legislator dari Partai Gerindra ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk menambah hasil produksi nantinya bisa menambah lagi luas luas lahan garapan penanaman bawang merah di lokasi sentra pertanian bawang merah ini.
Menurutnya potensi lahan garapan bawang merah di lokasi tersebut cukup besar mencapai 10 hektar. Hanya saja belum semua tergarap dengan maksimal karena kurangnya tenaga atau petani yang menjadi penggarap.
“Luas potensinya sebetulnya mencapai 10 hektar tapi belum semua tergarap karena di sini kita juga masih kekurangan tenaga untuk penggarap lahan,” ucapnya. (Muhlisin/R6/HR-Online)