harapanrakyat.com,- Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis menyebut pengembangan Museum Fosil Tambaksari bertujuan agar lebih menarik untuk dikunjungi.
“Karena selama ini Museum Fosil Tambaksari sudah banyak diketahui. Namun, untuk kunjungan tidak sebanyak yang kita harapkan,” ujar Kabid Kebudayaan Disbudpora Ciamis, Muharam A Zajuli, Minggu (22/9/2024).
Baca Juga: Melihat Koleksi Museum Fosil Tambaksari Ciamis, Menarik untuk Edukasi
Menurutnya, Pemkab Ciamis melalui Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam hal ini museum geologi Bandung untuk pengembangan Museum Fosil Tambaksari.
“Kami telah menjalin kerja sama dalam rangka pengembangan Museum yang ada di Tambaksari. Pengembangannya itu sendiri yakni kami melakukan perubahan tatanan, tampilan desain sehingga museum sangat representatif dan punya nilai jual,” tuturnya.
Pengembangan Museum Fosil Tambaksari untuk Wisata Edukasi
Muharam berharap dengan pengembangan Museum Fosil, nantinya akan ada cagar budaya yang representatif di Tambaksari.
“Maka dari itu, kita juga kerja sama dengan Badan Geologi agar fosil-fosil yang masih belum ditemukan, bisa digali kembali,” tuturnya.
Menurutnya, selama ini fosil-fosil yang ada di Tambaksari belum digali semaksimal mungkin. Padahal masih ada potensi ditemukan kembali fosil di wilayah Tambaksari.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Mapag Tirta Kahuripan, Jelang Upacara Adat Nyangku di Panjalu Ciamis
“Menurut informasi juga fosil-fosil yang sudah ditemukan saat ini masih ada di masyarakat. Mudah-mudahan masyarakat Tambaksari bisa menginventarisir, ke depan juga kita bisa melakukan edukasi pembinaan, bagaimana identifikasi fosil itu sendiri,” katanya.
Muharam menambahan, sebelum museum dikembangkan, fosil-fosil tersebut hanya disimpan di sebuah lemari. Hal ini membuat orang tidak tertarik untuk melihatnya.
“Jadi kalau konteksnya orang berwisata, mereka tidak begitu tertarik untuk melihatnya. Berbeda dengan orang yang sedang menggali ilmu pengetahuan atau penelitian, banyak yang datang ke museum meskipun fosil hanya disimpan di lemari biasa,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Muharam, fosil sudah ditata sehingga bisa menarik perhatian pengunjung. Pihaknya pun berupaya menjadikan museum sebagai sarana edukasi dan pariwisata.
“Tugas kami adalah perlindungan dan pelestarian. Bonusnya museum fosil ini bisa dimanfaatkan menjadi tempat wisata, edukasi, dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” pungkasnya. (Feri/R7/HR-Online/Editor-Ndu)