harapanrakyat.com,- Warga tidak mampu belum tercover perlindungan sosial kembali terjadi di Kota Banjar, Jawa Barat. Kali ini dialami Heni (60) warga Lingkungan Tanjungsukur RT 4 RW 14 Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman.
Heni harus berjuang untuk menghidupi keluarga serta menyekolahkan satu orang anaknya setelah suaminya Endi Ruhimat tak bisa lagi bekerja.
Baca Juga: Cucu Kendarsih, Lansia Tidak Mampu di Kota Banjar akan Diprioritaskan Bantuan PKH
Suaminya sudah sejak dua tahun yang lalu tidak bekerja. Ia hanya bisa terbaring di atas kasur karena harus berjuang melawan penyakit stroke yang dideritanya.
Ia pun sudah berupaya untuk membawa suaminya tersebut berobat namun sekarang hanya bisa pasrah karena terkendala keuangan dan fasilitas untuk berobat.
“Sudah dua tahun sakit. Pernah dibawa berobat tapi nggak ada perubahan sekarang sudah nggak lagi repot bawanya,” kata Heni kepada wartawan, Kamis (19/9/2024).
Cerita Warga Tak Mampu di Kota Banjar Penuhi Kebutuhan Sehari-Hari dengan Jualan Bubur
Heni menceritakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia hanya mengandalkan penghasilan dari usahanya jualan bubur ayam menggunakan gerobak.
Gerobak yang ia gunakan untuk berjualan rodanya juga kempes karena belum bisa mengganti dengan roda yang baru.
Kondisi tersebut pun tidak membuatnya menyerah demi mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Jualan bubur ayam keliling pakai gerobak bannya kempes saya dorong aja. Harus diganti nggak ada buat beli,” katanya.
Heni mengatakan, selama ini hanya mendapatkan bantuan sosial berupa beras sejahtera (Rasta) 10 kilogram dari pemerintah. Namun tidak pernah mendapat bantuan sosial yang lain seperti BPNT dan PKH.
Menurutnya, kondisi usahanya tersebut sekarang ini tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Terlebih penjualan bubuar ayam tidak selalu ramai.
Ia pun kesulitan membiayai kebutuhan sekolah anaknya yang masih sekolah di tingkat menengah atas. Bahkan ia sempat bersedih karena tidak bisa membelikan sepatu anaknya yang kondisinya sudah rusak.
Heni berharap nantinya ada bantuan dari pemerintah untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan anaknya sekolah.
“Beras Rastra dulu pernah dapet 6 kali kalau BPNT sama PKH nggak ada. Pengin bantuan mah buat kebutuhan sehari-hari sama keperluan anak sekolah,” ucapnya.
Lurah Hegarsari Kota Banjar Benarkan Heni Belum Dapat PKH
Terpisah, Lurah Hegarsari Angga Tri Permana, mengatakan, warga tersebut sudah terdaftar sebagai penerima bantuan Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) berupa beras 10 kilogram.
Namun untuk program bantuan PKH dan BPNT belum mendapatkan dan sekarang ini sedang proses verifikasi untuk pengajuan program keluarga harapan atau PKH.
Baca Juga: Terungkap, Alasan Bantuan Rastra Kota Banjar Belum Cair hingga September
Adapun untuk jaminan kesehatan untuk kartu JKN-KIS milik Endi Ruhimat memang sudah tidak aktif tetapi untuk kartu KIS isterinya masih aktif dan bisa digunakan.
“Sudah kita verifikasi dari bulan Februari untuk pengajuan PKH-nya. Kita akan koordinasi sama pendamping biar bisa cepat prosesnya,” katanya.
“Untuk kartu KIS punya pak Endi juga ada tapi sudah lama tidak dipakai tapi kalau punya ibu iya masih aktif bisa digunakan. Kemarin kami juga memberikan bantuan kursi roda,” ujarnya menambahkan. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)