Di Indonesia, kilang minyak memiliki sejarah panjang dan kaya akan peran penting dalam perekonomian. Salah satu yang paling terkenal adalah kilang minyak tertua di Indonesia, Kilang Plaju.
Kilang ini tidak hanya menjadi saksi sejarah penting, tetapi juga menjadi fondasi industri energi di tanah air. Kilang minyak tertua, Kilang Plaju, berdiri pada tahun 1904 di Sumatera Selatan.
Baca Juga: Sejarah Lahirnya TVRI, Pernah Menjadi Alat Propaganda Orde Baru
Shell, perusahaan milik Belanda inilah yang mendirikan kilang minyak ini yang saat itu memang tengah mengembangkan eksplorasi minyak di Nusantara. Kilang ini menampung minyak mentah dari berbagai daerah seperti Prabumulih dan Pendopo dengan lokasinya yang strategis.
Sejarah Kilang Minyak Tertua di Indonesia
Sejak awal berdiri, Kilang Plaju berfungsi sebagai pusat pengolahan minyak untuk kebutuhan industri. Selain itu, kilang ini juga memasok bahan bakar untuk kendaraan militer Belanda pada masa penjajahan.
Dengan kapasitas besar, kilang ini menjadi salah satu andalan Belanda dalam mengelola minyak bumi Indonesia. Pada masa keemasannya, Kilang Plaju menjadi pusat industri minyak di Sumatera Selatan.
Kilang minyak tertua ini tak hanya menghasilkan bahan bakar untuk kendaraan, tetapi juga produk-produk lain seperti solar dan avtur. Dengan teknologi pengolahan minyak yang canggih pada masanya, Kilang Plaju mampu memenuhi kebutuhan energi di wilayah Nusantara.
Keberadaan kilang minyak tertua ini semakin penting saat perusahaan Amerika, Stanvac, mendirikan kilang minyak di Sungai Gerong pada tahun 1926. Kedua kilang ini bekerja sama dalam mengolah minyak mentah dari berbagai daerah di Sumatera Selatan. Bersama-sama, keduanya menjadi tulang punggung pengolahan minyak di Indonesia.
Kilang Minyak dalam Perang Dunia II
Ketika Perang Dunia II pecah, kilang minyak tertua di Indonesia ini mengalami masa-masa sulit. Pasukan sekutu mengandalkan Kilang Plaju untuk memproduksi bahan bakar bagi kendaraan tempur mereka. Namun, pada tahun 1942, pasukan Jepang berhasil menyerbu dan menghancurkan sebagian dari kilang ini.
Setelah perang berakhir, Kilang Plaju kembali menjadi sasaran penting bagi berbagai pihak. Pemerintah Indonesia, melalui PN Pertamina, akhirnya berhasil menasionalisasi kilang ini pada tahun 1965. Kilang minyak tertua ini kemudian menjadi bagian penting dari Pertamina, perusahaan minyak nasional.
Setelah menjadi bagian dari Pertamina, Kilang Plaju mengalami berbagai peningkatan. Kilang minyak tertua ini terus meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai lebih dari 126 MBSD (Milles/Thousand Barrels per Stream Day). Produk yang dihasilkan pun semakin beragam, termasuk Pertalite, Solar, Bio Solar, Avtur, Dexlite, dan Marine Fuel Oil.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Pertamina dan Profil Perusahaan Singkat
Pemerintah Indonesia terus memperbarui teknologi dan infrastruktur Kilang Plaju agar tetap relevan dalam memenuhi kebutuhan energi. Kilang ini tidak hanya melayani kebutuhan bahan bakar di Sumatera Selatan, tetapi juga memasok ke berbagai wilayah di Indonesia. Dengan operasional 24 jam, kilang ini tetap menjadi salah satu andalan Pertamina dalam pengolahan minyak mentah.
Keberlanjutan Kilang Plaju
Kilang minyak tertua di Indonesia ini tak hanya berfokus pada produksi bahan bakar, tetapi juga pada produk-produk gas seperti LPG. Kilang ini juga turut berkontribusi dalam program-program ramah lingkungan yang pemerintah gagas.
Keberlanjutan kilang minyak tertua ini menjadi prioritas utama Pertamina. Pemerintah dan Pertamina terus melakukan berbagai upaya pemeliharaan dan peningkatan teknologi untuk menjaga agar Kilang Plaju tetap operasional dan efisien. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun usianya tua, kilang ini masih sangat relevan dalam industri minyak.
Kilang minyak Plaju tidak hanya penting dari sisi historis, tetapi juga memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Kilang minyak tertua di Indonesia ini membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi ribuan orang di sekitar Sumatera Selatan. Selain itu, produk minyak yang dihasilkannya menjadi bagian penting dari ekspor dan pasokan energi nasional.
Selain dari sisi ekonomi, Kilang Plaju juga mendukung program-program sosial di sekitarnya. Program-program ini mencakup bantuan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Inovasi Masa Depan Kilang Minyak Plaju
Pertamina tengah mengembangkan berbagai inovasi untuk membuat Kilang Plaju lebih ramah lingkungan. Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah pengolahan minyak mentah dengan emisi yang lebih rendah. Langkah ini sejalan dengan komitmen Pertamina untuk mendukung transisi energi hijau di Indonesia.
Baca Juga: Museum Pos Indonesia, Wisata Sejarah dan Edukasi di Bandung
Kilang minyak tertua di Indonesia, Kilang Plaju, adalah bagian penting dari sejarah dan perkembangan industri minyak tanah air. Meski telah berusia lebih dari 100 tahun, kilang ini terus berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Melalui inovasi dan teknologi terbaru, Kilang Plaju akan terus menjadi salah satu pilar utama dalam industri minyak nasional. (R10/HR-Online)