harapanrakyat.com,- Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat (Jabar), Ning Wahyu Astutik menyebut Kota Banjar harus bisa mem-branding dan mengenali potensi daerahnya supaya bisa menarik investor.
Hal itu ia sampaikan usai acara diskusi panel bersama Apindo Kota Banjar dengan tema Menumbuhkan Investasi dan Lapangan Kerja di Kota Banjar Antara Harapan dan Kenyataan di Toserba Pajajaran, Rabu (25/9/2024).
Baca Juga: Siaga Pengawasan Kampanye Pilkada Kota Banjar, Warga Bisa Lapor Pelanggaran
Ning Wahyu Astutik mengatakan, untuk dapat menarik investor yang pertama harus dilakukan oleh Kota Banjar yaitu mengenali potensi yang ada di daerahnya sendiri dengan cara hilirasasi.
Menurutnya konsep hilirasasi tidak hanya soal mineral dan batubara (minerba), tetapi juga bisa diterapkan di sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Misalnya, potensi yang ada di Banjar itu sektor pertanian dan buah-buahan. Maka, hasil pertanian tersebut tidak langsung dijual dalam bentuk barang mentah. Tetapi harus diolah supaya memiliki nilai tambah.
“Banjar itu mesti digali potensinya apa misalnya pertanian ada beras dan pepaya. Nah, itu jangan hanya dijual berasnya saja tapi harus diolah misalnya dibuat apa,” kata Ning Wahyu.
“Kalau di Malang saya lihat itu salak diolah menjadi keripik, semangka dibuat keripik. Jadi harus seperti itu di Banjar menjadikan nilai tambah produk yang dihasilkan,” ujarnya.
Lanjutnya menyebutkan, pemerintah kota Banjar juga harus lebih mampu untuk mengusung atau memasarkan daerahnya dengan mengekspose potensi-potensi yang ada di Banjar.
Sehingga potensi-potensi daerah tersebut bisa dijadikan nilai tawar untuk menarik investor menanamkan modalnya. Para investor ini bisa saja datang sendiri ke Kota Banjar karena merasa tertarik.
“Dengan begitu bisa menarik investor datang ke sini maupun mereka mendatangi kota Banjar misalnya dengan mengekspose potensi wisatanya,” katanya.
Ketua Apindo Jabar: Siapkan Infrastruktur dan SDM untuk Tarik Investor ke Kota Banjar
Lebih lanjut ia mengatakan, selain mengekspose potensi yang dimiliki, untuk bisa menarik investor dan membuka daerah industri baru harus disiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan zaman.
Menurutnya, upah minimum di Banjar sudah bagus dan bisa menjadi daya tawar investor. Namun, kelebihan tersebut juga harus didukung dengan infrastruktur dan akses yang memadai untuk perkembangan dunia usaha.
Kemudian, kondusifitas daerah karena tidak sedikit investor yang kabur akibat banyaknya tuntutan tingginya upah, misalnya dari serikat pekerja. Padahal, keduanya memiliki peran yang sama untuk menjaga keberlangsungan dunia usaha.
Baca Juga: Sepeda Motor Milik PKL di Kota Banjar Raib, Pelaku Bermodus Pesan Makanan
Sebab itu, ia berharap pemerintah kota Banjar ke depan mampu mengevaluasi apa sebetulnya potensi yang dimiliki. Pemkot Banjar juga diharapkan mampu mengembangkan potensi tersebut menjadi satu pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.
“Jadi saya banyak berharap dari pemerintah daerah mampu mengevaluasi apa sebetulnya potensi yang ada dan bagaimana potensi itu dikembangkan menjadi satu pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat kota Banjar,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)