harapanrakyat.com,- Pembentukan Angkatan Siber sebagai matra keempat TNI terus menjadi perhatian banyak pihak. Pengamat militer dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, adalah salah satu pihak yang menyatakan pendapatnya.
Baca Juga: Prajurit Korps Marinir TNI AL Dibaret, 504 Petarung Siap Tempur
Menurut Khairul Fahmi, jika TNI melibatkan masyarakat sipil ke dalam matra keempat tersebut, maka TNI akan menghadapi berbagai tantangan.
Tantangan Masyarakat Sipil Masuk Angkatan Siber
Ia menyebutkan, yang menjadi tantangan utama terletak pada penyelarasan budaya organisasi.
Budaya militer yang sangat mengedepankan garis komando, hierarki, dan disiplin tinggi, menurut Khairul Fahmi, mungkin akan sulit dipahami oleh kalangan sipil yang terbiasa dengan fleksibilitas yang lebih luas.
Oleh karena itu, pengamat militer tersebut menyarankan agar masyarakat sipil yang bergabung dalam Angkatan Siber mendapatkan pelatihan dasar militer. Sehingga, yang bersangkutan akan memahami norma dan aturan dalam lingkungan TNI.
“Tantangan itu mencakup garis komando yang jelas dan budaya organisasi yang integrative. Serta perlindungan hak-hak warga negara di ruang siber,” ujar Khairul Fahmi di Jakarta, Sabtu (14/9/2024).
Baca Juga: Pembentukan Angkatan Siber TNI, Langkah Mendesak untuk Hadapi Ancaman Digital
Khairul Fahmi menilai pentingnya untuk memastikan integrasi antara masyarakat sipil dan budaya militer berjalan baik, tanpa menimbulkan kebingungan atau bahkan sampai terjadi konflik internal.
Tugas dan Fungsi
Selain itu, ia juga menyoroti perbedaan mendasar dalam tugas dan fungsi Angkatan Siber dibandingkan dengan TNI. Baik itu TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).
Khairul Fahmi menjelaskan, tugas matra keempat TNI tersebut berfokus pada pertahanan informasi dan serangan siber. Itu jelas berbeda dengan pertempuran fisik yang menjadi ciri dari tiga matra lainnya.
“Tentunya perbedaan ini harus menjadi peluang kolaborasi antar matra untuk memperkuat pertahanan negara,” tambah Khairul Fahmi.
Dalam perekrutan masyarakat sipil yang ingin masuk ke dalam Angkatan Siber, Khairul Fahmi menekankan seleksi ketat terkait kepribadian, kemampuan, dan latar belakang calon anggota.
Baca Juga: Serangan Udara Pertama TNI-AU terhadap Markas Belanda 1947
Menurutnya, hal ini sangat penting, mengingat mereka akan bekerja dengan data sensitif negara. (Feri Kartono/R3/HR-Online/Editor: Eva)