Kampung Adat Ciptagelar merupakan salah satu kampung adat yang terletak di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Tempat ini menjadi sorotan karena kemampuannya menjaga tradisi leluhur dengan kuat. Selain itu, Ciptagelar juga terkenal karena keindahan alam dan budaya yang menyatu dalam keseharian masyarakatnya.
Baca Juga: Pantai Cicaladi Sukabumi, Wisata Alami yang Tenang dan Nyaman
Kampung adat ini memiliki sejarah panjang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kampung ini dipimpin oleh seorang kepala adat yang disebut “Abah.” Sejak dahulu, masyarakatnya hidup dengan mengikuti adat istiadat yang leluhur wariskan. Tradisi tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan, mulai dari bertani hingga pergaulan sosial.
Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi dan Sejarahnya
Sejarah kampung ini juga tidak terlepas dari pengaruh kerajaan Sunda di masa lalu. Ciptagelar dahulu terkenal sebagai salah satu kampung yang memiliki hubungan erat dengan kerajaan Sunda.
Hal tersebut terlihat dari tradisi bercocok tanam padi yang masih masyarakat lestarikan hingga kini. Warisan ini menjadi kebanggaan masyarakat yang tinggal di kampung adat ini.
Tradisi Pertanian yang Unik
Salah satu tradisi yang paling menarik di kampung adat ini adalah sistem pertanian yang mereka kembangkan. Masyarakat kampung ini memiliki kalender khusus yang menentukan waktu tanam dan panen padi. Mereka tidak hanya sekedar bertani, namun juga memberikan makna spiritual dalam setiap proses pertanian.
Masyarakat Kampung Adat Ciptagelar percaya bahwa padi adalah simbol kehidupan. Oleh karena itu, mereka tidak menjual padi yang mereka tanam.
Setiap keluarga memiliki lumbung padi atau “leuit” untuk menyimpan hasil panen mereka. Tradisi menyimpan padi ini telah berlangsung selama ratusan tahun dan masih masyarakat lakukan hingga saat ini.
Leuit, Simbol Kesejahteraan di Ciptagelar
Leuit bukan hanya sekedar tempat penyimpanan padi di Kampung Ciptagelar. Ini merupakan simbol kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Setiap keluarga di kampung ini memiliki leuit yang berguna untuk menyimpan padi hasil panen mereka.
Menariknya, masyarakat tidak akan menjual padi yang mereka simpan di leuit. Mereka percaya bahwa menjual padi sama dengan menjual kehidupan. Leuit menjadi lambang bagaimana masyarakat Ciptagelar mampu menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan mereka dengan cara yang sederhana.
Ritual Panen Padi di Kampung Ciptagelar
Setiap kali musim panen tiba, masyarakat Kampung Adat Ciptagelar melaksanakan upacara khusus untuk menghormati Dewi Padi. Masyarakat menggelar upacara ini sebagai ungkapan syukur atas panen yang berhasil mereka peroleh. Ritual ini juga menjadi salah satu atraksi utama yang menarik wisatawan ke kampung tersebut.
Masyarakat berkumpul di rumah adat atau “imah gede” untuk melaksanakan upacara tersebut. Setelah upacara selesai, masyarakat kemudian menyimpan hasil panen mereka di leuit masing-masing.
Peran Abah Ugi dalam Melestarikan Tradisi
Abah Ugi adalah tokoh kunci dalam pelestarian tradisi di Kampung Ciptagelar. Sebagai pemimpin adat, Abah Ugi terus mengajarkan nilai-nilai adat kepada generasi muda. Ia juga bertanggung jawab dalam memastikan setiap warga kampung mematuhi aturan adat yang telah ada.
Baca Juga: Pantai Minajaya Sukabumi, Pesona Keindahan yang Tersembunyi
Abah Ugi sangat memperhatikan hubungan masyarakat dengan alam. Menurutnya, melanggar adat sama dengan merusak keharmonisan antara manusia dan alam.
Teknologi di Kampung Ciptagelar
Meskipun Kampung Adat Ciptagelar sangat menjunjung tinggi tradisi, masyarakat di kampung ini tidak menolak teknologi. Mereka justru memanfaatkan teknologi untuk memperkuat identitas budaya mereka. Salah satu contoh nyata adalah keberadaan stasiun televisi lokal yang mereka miliki sendiri.
Stasiun televisi tersebut terkenal dengan nama “CIGA TV.” Televisi ini menayangkan berbagai kegiatan masyarakat, termasuk aktivitas bertani dan upacara adat. Dengan adanya CIGA TV, masyarakat Ciptagelar bisa berbagi cerita tentang tradisi mereka kepada dunia luar.
Radio Swara Ciptagelar, Suara Adat yang Mendunia
Selain televisi, Kampung ini juga memiliki stasiun radio lokal yang terkenal sebagai “Radio Swara Ciptagelar.” Radio ini berperan sebagai media komunikasi dan sumber informasi bagi masyarakat setempat. Siarannya meliputi berita lokal, lagu-lagu tradisional, serta informasi penting lainnya.
Radio Swara Ciptagelar tidak hanya masyarakat kampung dengarkan, tetapi juga oleh masyarakat luar. Melalui radio ini, nilai-nilai adat dan budaya Ciptagelar terus menyebar ke generasi muda. Radio ini menjadi salah satu cara masyarakat adat beradaptasi dengan kemajuan zaman tanpa meninggalkan identitas mereka.
Pendidikan di Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi
Pendidikan juga menjadi perhatian utama di Kampung Ciptagelar. Selain pendidikan formal di sekolah, masyarakat juga menerapkan pendidikan adat yang diajarkan sejak dini.
Anak-anak diajarkan bagaimana menghormati alam dan adat istiadat yang leluhur mereka wariskan. Generasi muda diharapkan menjadi penerus yang mampu menjaga warisan leluhur mereka.
Pariwisata di Kampung Ciptagelar
Kampung Adat Ciptagelar juga terkenal sebagai salah satu destinasi wisata budaya di Jawa Barat. Setiap tahunnya, banyak wisatawan yang datang untuk melihat langsung kehidupan masyarakat adat di kampung ini.
Wisatawan bisa menyaksikan berbagai kegiatan adat, seperti upacara panen padi dan pembuatan kerajinan tangan. Selain itu, keindahan alam di sekitar kampung ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan dapat menikmati pemandangan sawah yang hijau dan udara segar yang jauh dari polusi kota.
Festival Seren Taun di Ciptagelar
Salah satu acara yang paling wisatawan tunggu adalah Festival Seren Taun. Festival ini merupakan acara tahunan yang masyarakat adakan untuk merayakan hasil panen padi. Acara ini masyarakat dari berbagai daerah hadiri dan menjadi ajang silaturahmi antar warga.
Selama festival, masyarakat Ciptagelar menggelar berbagai kegiatan adat, seperti pertunjukan seni tradisional dan upacara syukuran. Festival Seren Taun juga menjadi sarana bagi masyarakat adat untuk menunjukkan kekayaan budaya mereka kepada dunia luar.
Kampung Adat Ciptagelar dan Keberlanjutan Alam
Selain menjaga tradisi, masyarakat Kampung Ciptagelar juga sangat peduli terhadap keberlanjutan alam. Mereka hidup dengan prinsip harmoni antara manusia dan alam. Masyarakat tidak akan merusak alam demi kepentingan pribadi, karena mereka percaya bahwa alam adalah sumber kehidupan.
Warga di kampung ini perlu menjaga sumber daya alam di sekitarnya. Mereka hanya mengambil hasil alam yang mereka butuhkan, tanpa merusaknya. Prinsip ini telah masyarakat terapkan secara turun-temurun dan menjadi salah satu nilai utama dalam kehidupan masyarakat Ciptagelar.
Meskipun Kampung Ciptagelar telah berhasil menjaga tradisi dan alam, mereka juga menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Salah satunya adalah bagaimana tetap menjaga keseimbangan antara tradisi dan kemajuan teknologi. Masyarakat harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa mengorbankan nilai-nilai adat mereka.
Selain itu, tantangan lain adalah bagaimana mengelola pariwisata dengan bijak. Kampung Adat Ciptagelar harus bisa memanfaatkan pariwisata sebagai sumber pendapatan, namun tetap menjaga kelestarian budaya mereka. Hal ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat adat, dan para pelaku pariwisata.
Alamat dan Rute
Kampung Adat Ciptagelar terletak di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah komunitas adat Sunda yang masih memegang tradisi leluhur. Di sini, pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil merasakan kehidupan dan budaya masyarakat Sunda secara autentik.
Baca Juga: Curug Bibijilan Sukabumi, Air Terjun 7 Tingkat yang Memukau
Berbagai aktivitas menarik seperti kerajinan tangan, kuliner tradisional, dan pertanian membuatnya menjadi destinasi ideal. Kampung ini berada pada ketinggian 1.050 meter, dikelilingi pegunungan dan hutan. Akses dari Jakarta atau Bandung dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum menuju Pelabuhan Ratu, dilanjutkan dengan perjalanan ke Desa Sirnaresmi.
Daya Tarik
Jika berkunjung ke Kampung Adat Ciptagelar, berikut adalah beberapa daya tarik yang menarik:
- Pelestarian Budaya Sunda: Masyarakat Ciptagelar dengan serius melestarikan tradisi, termasuk upacara Seren Taun yang merayakan hasil panen padi melalui ritual, musik, dan tarian.
- Arsitektur Tradisional: Rumah-rumah berbahan kayu dan bambu dengan atap ijuk mencerminkan gaya arsitektur Sunda. Tata letak kampung mengikuti prinsip adat, menciptakan harmoni dengan lingkungan.
- Keindahan Alam: Dikelilingi pegunungan dan sawah terasering, suasana tenang dan alami ideal untuk trekking dan bersantai.
- Kerajinan Tangan dan Kesenian: Pengunjung dapat menikmati kerajinan seperti anyaman bambu dan pertunjukan tari jaipong serta musik gamelan, yang memperlihatkan keterampilan budaya setempat.
Aktivitas Seru
Saat berkunjung ke Kampung Adat Ciptagelar, wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas menarik. Mereka bisa menjelajahi rumah adat dengan arsitektur tradisional, menyaksikan atau mengikuti upacara adat seperti Seren Taun, serta belajar membuat kerajinan tangan khas.
Keindahan alam sekitarnya, termasuk pegunungan dan sawah hijau, juga menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Selain itu, wisatawan dapat berpartisipasi dalam kegiatan pertanian tradisional dan mencicipi kuliner Sunda yang lezat. Kegiatan belajar seni dan budaya Sunda, seperti tarian dan musik, menambah kekayaan pengalaman di kampung yang memadukan keindahan alam dengan tradisi yang kaya.
Nilai Gotong Royong di Kampung Ciptagelar
Nilai gotong royong menjadi salah satu fondasi utama kehidupan masyarakat di Kampung Ciptagelar. Setiap warga di kampung ini saling membantu dalam berbagai kegiatan, baik dalam bertani, membangun rumah, atau menyelenggarakan upacara adat.
Gotong royong tidak hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan pelestarian alam. Tradisi ini masyarakat ajarkan sejak kecil. Sehingga, ini menjadi bagian dari identitas masyarakat Ciptagelar yang terus mereka pertahankan hingga kini.
Baca Juga: Curug Sodong Sukabumi, Wisata Air Terjun Kembar di Jawa Barat
Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat adat bisa menjaga warisan budaya dan alam. Mereka mampu beradaptasi dengan teknologi tanpa kehilangan identitas budaya mereka. Ciptagelar berhasil menjadi kampung yang harmonis antara tradisi dan kemajuan zaman. (R10/HR-Online)