Bukan hanya tumbuhan, ternyata ada beberapa jenis hewan yang melakukan fotosintesis. Selama ini, yang kita tahu tentang fotosintesis adalah proses tumbuhan memproduksi makanan sendiri dengan memanfaatkan zat hara, air, karbon dioksida, sinar matahari, dan klorofil.
Baca Juga: Hewan yang Suka Menggali Tanah Ada Sigung hingga Kelinci
Kebutuhan akan klorofil atau zat hijau daun menjadikan hanya tumbuhan hijaulah yang bisa melakukan fotosintesis. Namun, alam semesta memiliki hal luar biasa yang kadang tidak masuk di akal manusia. Ada hewan yang menggunakan proses fotosintesis untuk memproduksi energinya sendiri.
Hewan yang Melakukan Fotosintesis dan Prosesnya
Secara alami, hewan tidak melakukan produksi makanan sendiri seperti yang disebut sebagai fotosintesis. Proses fotosintesis melibatkan energi matahari untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi oksigen dan glukosa.
Sementara, pada hewan tidak mempunyai klorofil atau struktur seperti kloroplas yang dibutuhkan selama fotosintesis berlangsung.
Akan tetapi empat organisme unik menjadi pengecualian. Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini adalah jenis-jenis hewan yang bisa berfotosintesis.
Hornet Oriental
Vespa orientalis atau hornet oriental adalah jenis serangga mirip tawon namun bukan keluarga tawon. Dalam bahasa Indonesia, hornet oriental kerap dijuluki dengan tabuhan.
Hornet menjadi salah satu jenis hewan yang bisa mengumpulkan energi dari sinar matahari. Mengutip laman University of Michigan Technology, bagian tubuh berwarna kuning pada hornet mengandung senyawa bernama xanthopterin.
Kandungan xanthopterin, hornet oriental bisa mengubah sinar matahari menjadi arus listrik. Sedikit banyak, prosesnya mirip dengan panel surya yang manusia buat selama ini.
Nantinya, arus listrik tersebut akan mereka pakai untuk memproduksi cahaya dari dalam tubuhnya ketika berada di kondisi gelap. Arus listrik juga memegang peran penting dalam pertumbuhan larva pada hewan yang melakukan fotosintesis satu ini.
Berbeda dengan keluarga tawon yang aktif ketika malam tiba, hornet oriental lebih aktif di siang hari. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya matahari berdampak besar untuk energi hornet oriental.
Aphid Kacang
Aphid kacang (Acyrthosiphon pisum) merupakan hewan yang tinggal pada tumbuhan. Lantaran hidup di dedaunan dan bentuknya yang menyerupai kutu, aphid kerap disebut sebagai kutu daun.
Kemampuannya dalam menyerap energi tidaklah sama dengan hornet oriental. Aphid kacang memperoleh energi melalui tumbuhan yang mereka makan. Untuk melakukannya, aphid kacang tidak menggunakan klorofil, melainkan dengan memproduksi pigmen berwarna orange yakni karotenoid.
Baca Juga: Mengenal Siklus Hidup Tonggeret dari Telur hingga Dewasa
Sejumlah penelitian menyatakan bahwa aphid yang mempunyai warna orange akan lebih banyak memproduksi energi di tempat terang daripada di tempat gelap. Itu menandakan jiakalau aphid memanfaatkan karotenoid untuk mengambil energi dari sinar matahari.
Salamander Tutul
Dalam melakukan fotosintesis, hewan salamander tutul (Ambystoma maculatum) mempunyai proses yang sedikit mirip dengan aphid kacang. Salamander tutul melangsungkan fotosintesis lantaran mengonsumsi alga hijau kemudian menyerap gen pembuat klorofilnya.
Kemampuan tersebut menjadikan salamander tutul dinobatkan sebagai vertebrata pertama yang diketahui bisa melakukan fotosintesis. Hal itu termasuk salah satu penemuan yang mengejutkan. Mengingat hewan vertebrata merupakan hewan yang mempunyai sel yang bernama sel imun adaptif.
Sel imun adaptif akan menghantam semua sel asing yang bukan berasal dari tubuhnya sendiri. Akan tetapi menariknya, sel imun milik salamander tutul malah menyatu dengan sel dari alga hijau, alih-alih menyerangnya.
Oleh karena itu, terdapat dua kemungkinan pada hewan yang melakukan fotosintesis ini. Pertama yaitu sel alga dengan cara tertentunya yang bisa lolos dan masuk melewati sel imun salamander. Kedua, salamander tutul dapat membekukan sel imunnya sementara waktu sehingga sel alga bisa masuk tanpa serangan.
Slug Emerald
Elysia chlorotica atau slug emerald merupakan hewan pertama yang manusia ketahui bisa melakukan proses fotosintesis dalam hidupnya. Slug emerald termasuk jenis siput tak bercangkang atau bisa disebut sebagai siput laut hijau atau siput daun.
Penyematan nama istilah pada slug emerald pada kata chlorotica mengindikasikan kemampuan mereka dalam memanfaatkan klorofil untuk berfotosintesis. Akan tetapi, tidak layaknya tumbuhan hijau, klorofil tersebut tidak mereka produksi begitu saja.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa slug emerald ini menghasilkan klorofil lantaran mereka mengonsumsi alga hijau. Slug emerald memiliki kemampuan menyerap gen dari alga hijau yang mereka konsumsi.
Gen tersebut nantinya bisa menurun kepada anak-anak mereka. Meski begitu, slug kecil tetap harus mengonsumsi banyak alga untuk bisa melangsungkan fotosintesisnya.
Dengan fotosintesis ini, slug emerald bisa memperoleh energi langsung dari cahaya matahari. Di sisi lain, slug emerald juga mendapat energi dari makanan yang mereka konsumsi layaknya hewan-hewan lainnya.
Baca Juga: Hewan Pertama di Bumi Menurut Ilmu Pengetahuan
Itulah empat hewan yang melakukan fotosintesis seperti tumbuhan. Nyatanya masih banyak sekali keanekaragaman hayati yang bisa dieksplor oleh ilmu pengetahuan. Tentu, bukan hal mustahil jika masih terdapat hewan dengan kemampuan serupa. (R10/HR-Online)