Selasa, Februari 11, 2025
BerandaBerita TerbaruHari Radio Nasional Diperingati Setiap Tanggal 11 September

Hari Radio Nasional Diperingati Setiap Tanggal 11 September

Setiap tanggal 11 September diperingati sebagai Hari Radio Nasional di Indonesia. Peringatan tersebut bertepatan dengan hari lahirnya Radio Republik Indonesia (RRI) yang berdiri pada 11 September 1945. Peringatan ini merayakan kontribusi radio dalam menyebarluaskan informasi, hiburan, dan pendidikan kepada masyarakat.

Sejarah Hari Radio atau Hari RRI bermula sejak berdirinya RRI. Ini merupakan lembaga penyiaran pertama di Indonesia pasca-kemerdekaan. 

Baca Juga: Sejarah Istana Maimun, Peninggalan Bersejarah Kesultanan Deli

Pada tanggal ini, RRI resmi menjadi media penyiaran yang menyebarluaskan berita dan informasi penting selama masa perjuangan kemerdekaan. Dengan demikian, 11 September menjadi simbol penting bagi perkembangan media penyiaran di Indonesia.

Hari Radio Nasional dan Sejarah Berdirinya RRI

Hari Radio tidak terpisahkan dari sejarah berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI). RRI berdiri sebulan setelah siaran radio Hoso Kyoku berhenti pada 19 Agustus 1945, pada masa awal kemerdekaan Indonesia. 

Pada saat itu, masyarakat menghadapi kekurangan informasi dan ketidakpastian mengenai langkah-langkah pasca-kemerdekaan. Radio luar negeri juga melaporkan bahwa tentara Inggris, yang mengatasnamakan sekutu, akan menduduki Pulau Jawa dan Sumatera, menambah kecemasan masyarakat.

Untuk mengatasi kekurangan informasi dan memberikan berita yang akurat serta memotivasi rakyat, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mendirikan RRI. RRI menjadi saluran utama untuk menyebarluaskan informasi yang benar, serta menyuarakan semangat kemerdekaan dan nasionalisme. 

Dengan demikian, RRI memainkan peran krusial dalam menjaga komunikasi dan menyebarkan berita yang relevan selama masa-masa kritis tersebut.

Bermula dari Kabar Tentara Inggris ke Indonesia

Hari RRI berawal dari situasi di mana tentara Inggris menurut pemberitaan yang beredar akan menggantikan tentara Jepang dalam menjaga keamanan dan memfasilitasi pemulihan pemerintahan Belanda di Indonesia. Dalam berita tersebut, terungkap bahwa Inggris dan sekutu masih mengakui kedaulatan Belanda atas wilayah Indonesia. 

Selain itu, kabar juga menyebutkan bahwa pemerintah Belanda berencana untuk mendirikan sebuah pemerintahan. Pemerintahan tersebut terkenal dengan nama Netherlands Indie Civil Administration alias NICA.

Kesadaran Akan Pentingnya Radio

Menanggapi berita tentang kedatangan sekutu yang akan menduduki wilayah Indonesia, masyarakat yang aktif menggunakan radio selama masa penjajahan Jepang mulai menyadari betapa pentingnya alat komunikasi tersebut.

Kesadaran ini menjadi tonggak awal dari peringatan Hari Radio Nasional. Mereka menyadari bahwa Pemerintah Indonesia perlu memiliki sarana komunikasi yang efektif untuk menghadapi kehadiran sekutu di Indonesia.

Berkumpulnya Perwakilan Bekas Radio Hoso Kyoku

Sejarah Hari Radio juga ditandai oleh pertemuan penting yang diadakan antara wakil-wakil dari delapan bekas radio Hoso Kyoku dengan pemerintah Indonesia. Pertemuan ini terselenggara setelah mereka menyadari betapa krusialnya peran radio. 

Baca Juga: Sejarah Meterai di Indonesia hingga Menjadi E-Meterai

Pada tanggal 11 September 1945, pukul 5 sore, delegasi dari delapan radio tersebut berkumpul di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon dan diterima oleh sekretariat negara. Beberapa perwakilan radio yang hadir dalam pertemuan ini termasuk Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi.

Abdurahman Saleh Jadi Ketua

Dalam pertemuan tersebut, Abdulrahman Saleh yang merupakan ketua delegasi, menguraikan langkah-langkah strategis yang akan mereka ambil. Salah satu saran utama yang ia sampaikan adalah kepada pemerintah untuk mendirikan radio sebagai alat komunikasi yang efektif antara pemerintah dan rakyat.

Ini mengingat, menurut perkiraan tentara sekutu akan tiba di Jakarta pada akhir September 1945. Saran ini menandai peristiwa penting dalam sejarah Hari Radio. Karena radio akhirnya terpilih menjadi sarana komunikasi yang lebih cepat dan andal, serta tidak mudah terganggu selama pertempuran.

Berani Mengambil Resiko Peperangan

Sejarah Hari Radio Nasional juga tidak lepas dari tantangan dan risiko yang harus bangsa Indonesia hadapi. Dalam upaya mencari modal operasional, delegasi radio menyarankan agar pemerintah menuntut Jepang untuk menggunakan studio dan pemancar dari radio Hoso Kyoku. 

Namun, permintaan ini mendapat keberatan dari sekretaris negara dan para menteri karena peralatan tersebut sudah menjadi milik sekutu. Meskipun demikian, para delegasi memutuskan untuk melanjutkan rencana mereka, meskipun dengan risiko kemungkinan terjadinya peperangan.

Akhir Pertemuan Hingga Melahirkan Hari Radio

Pada akhir pertemuan, Abdulrachman Saleh, sebagai ketua, menyimpulkan bahwa akan mereka bentuk Persatuan Radio Republik Indonesia (RRI) untuk melanjutkan penyiaran dari delapan stasiun radio di Jawa. RRI akan menjadi persembahan untuk Presiden dan Pemerintah RI sebagai alat komunikasi dengan rakyat, dan semua hubungan antara pemerintah dan RRI akan disalurkan melalui ketuanya.

Pukul 24.00, delegasi dari delapan radio di Jawa mengadakan rapat lanjutan di rumah Adang Kadarusman. Peserta rapat termasuk Soetaryo dari Purwokerto, Soemarmad dan Soedomomarto dari Yogyakarta, Soehardi dan Harto dari Semarang, Maladi dan Soetardi Hardjolukito dari Surakarta, serta Darya, Sakti Alamsyah, dan Agus Marahsutan dari Bandung. Surabaya dan Malang tidak terwakili karena tidak adanya perwakilan.

Baca Juga: Sejarah Lahirnya TVRI, Pernah Menjadi Alat Propaganda Orde Baru

Hasil rapat tersebut adalah pendirian Radio Republik Indonesia (RRI) dengan Abdulrachman Saleh sebagai pemimpin. Pendirian RRI menandai lahirnya Hari Radio Nasional yang kita peringati setiap 11 September. Peringatan ini mengingatkan pada sejarah berdirinya RRI dan menandai tonggak berdirinya sistem informasi masyarakat di Nusantara. (R10/HR-Online)

Profil Shenina Cinnamon

Profil Shenina Cinnamon, Baru Menikah dengan Angga Yunanda

Profil Shenina Cinnamon yang telah menjadi istri sah aktor Angga Yunanda akan kita bahas berikut ini. Pasangan kekasih ini sendiri telah melangsungkan pernikahan secara...
Polri Kawal Serapan Gabah untuk Wujudkan Swasembada Pangan

Polri Kawal Serapan Gabah untuk Wujudkan Swasembada Pangan

harapanrakyat.com,- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, bahwa Polri memiliki peran strategis dalam mengawasi serapan gabah guna mendukung swasembada pangan. Oleh karena itu,...
Presiden Prabowo Dukung Program Muslimat NU untuk Kemajuan Bangsa

Presiden Prabowo Dukung Program Muslimat NU untuk Kemajuan Bangsa

harapanrakyat.com,- Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi atas tiga program strategis Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). Dukungan terhadap program tersebut, Prabowo sampaikan dalam pembukaan Kongres...
SPPT PBB-P2 2025 Ciamis

Maksimalkan PAD, Bapenda Ciamis Cetak 1,36 Juta SPPT PBB-P2 2025

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), mulai mencetak Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB-P2 Tahun 2025, Selasa (11/2/2025).  Hal ini...
Pembahasan Konsep Medan Listrik pada Pelat Paralel

Pembahasan Konsep Medan Listrik pada Pelat Paralel

Medan listrik merupakan konsep fundamental dalam ilmu fisika yang mengilustrasikan interaksi antara objek bermuatan listrik. Dalam praktiknya, medan listrik pada pelat paralel merupakan salah...
Pemkab Ciamis efisiensi anggaran

Pemkab Ciamis Lakukan Efisiensi Anggaran, Sekda Andang: Sesuai Instruksi Pusat

harapanrakyat.com,- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, Andang Firman Triyadi menyebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis sudah melakukan efisiensi anggaran untuk kebutuhan kegiatan pada tahun 2025....