harapanrakyat.com,- Puluhan anggota kelompok tani (Poktan) dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mendatangi Poktan Parikesit di Desa Bangunsari, Kecamatan Pamarican, Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (14/9/2024). Kedatangan mereka, untuk studi banding serta belajar cara pembuatan pupuk organik.
Baca Juga: Ketua DPRD Ciamis Ajak Warga Karyamukti untuk Jangan Malu Jadi Petani
Selain itu, Poktan dari Kabupaten Tegal ini juga, ingin melihat beras hasil dari padi organik yang Poktan Parikesit kelola.
Ahmad Paidi, salah satu rombongan asal Brongsong Kendal mengaku, bahwa kedatangannya untuk menimba ilmu terkait pengolahan padi organik.
Ia bersama rekan-rekannya ingin mengetahui secara pasti bagaimana tata cara pengolahan padi organik. Begitupun dengan cara pembuatan pupuk organiknya.
“Poktan Parikesit ini telah berhasil mengolah lahan padi organik, hingga pembuatan pupuk organik yang menurut kami ini sangat luar biasa,” terang.
Lanjutnya mengatakan, setelah belajar menggali ilmu tentang membuat pupuk organik, maka nantinya akan diterapkan di wilayahnya.
Sebab, pihaknya ingin sekali mengembangkan pola tani organik, yang nantinya bisa menopang perekonomian masyarakat.
Sekaligus, mengubah mindset dari yang biasanya menggunakan pupuk kimia, berpindah ke pupuk organik.
“Intinya, studi banding ini kita untuk mencari referensi. Mudah-mudahan, pola yang ada di Parikesit ini bisa kita terapkan di tempat kami nantinya,” katanya.
Ia mengakui, bahwa sempat melakukan upaya pengembangan organik, termasuk pembuatan pupuk organik seperti yang ada di Parikesit. Namun perjalanan itu terkendala, hingga akhirnya tidak bisa berkembang.
Baca Juga: Pertahankan Warisan, Bajak Sawah Pakai Tenaga Kerbau Masih Ada di Ciamis
Selain itu, kesulitannya adalah mengajak petani beralih ke pola organik. Sebab menurutnya, mengubah mindset tersebut sangat susah.
Padahal, setelah melihat dan mendengar pemaparan dari Poktan parikesit ini, ternyata hasil ekonomi dari padi atau beras serta tanaman organik memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
“Sehingga banyak menumbuhkan keuntungan bagi petani,” ujarnya.
Ternyata Karena Ini Petani Asal Kendal Mau Belajar Buat Pupuk Organik ke Ciamis
Sementara itu, Ketua Poktan Parikesit Sohidin Heryanto mengatakan, poktan Parikesit di Desa Bangunsari sudah memiliki lahan sawah binaan seluas 24 hektare.
“Luas sawah ini seluruhnya sudah tersertifikasi organik. Dan hasil dari panen padi organik ini rata-rata itu 7 ton padi kering, untuk lahan pertanian satu hektarenya,” katanya.
Selain menggarap padi organik, Poktan Parikesit sendiri sudah memiliki rumah pengolahan Mikro Organisme Lokal (MOL)
“Alhamdulillah kelompok kami sudah bisa membuat pupuk dan jamu organik,” ucapnya.
Bahkan, sambungnya, produksi pupuk dan jamu organik ini dalam skala lumayan besar, dan sudah bisa dipasarkan.
“Ada berbagai jenis pupuk dan jamu organik yang telah kami produksi saat ini,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Petani Milenial di Ciulu Ciamis Sukses Panen Bawang Merah
Sementara itu, Kepala BPP Kecamatan Pamarican Ani Alviah, mengaku bangga dengan banyaknya kunjungan kerja dari luar kabupaten/provinsi ke kelompoknya.
Sebab, poktan binaannya ini bisa mewakili Ciamis untuk berbagi ilmu dengan para petani lain. Terutama yang ingin belajar tentang membuat atau mengolah pupuk dan padi organik.
“Dalam giat hari ini juga Alhamdulillah Kabid dari Dinas Pertanian Ciamis hadir mendampingi. Hal ini menunjukkan sinergitas kami sebagai pembina dalam setiap kegiatan kelompok,” katanya.
Menurut Ani, Poktan Parikesit merupakan Poktan Binaan BPP Kecamatan Pamarican yang terus berkembang, dan menjadi sebuah kebanggaan atas prestasi yang terus diraih. (Suherman/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)