Uqbah bin Amr merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Kendati namanya tak begitu populer dari sahabat Rasulullah yang lain, namun Uqbah memiliki peranan cukup penting. Terutama yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam di wilayah Mesir.
Baca Juga: Mush’ab bin Umair, Kisah Pejuang Dakwah yang Menginspirasi
Dalam catatan sejarah pada era kenabian, Uqbah ternyata bukan sekedar sahabat yang setia. Tetapi ia juga sangat ahli di berbagai bidang seperti penyair, fiqih, militer hingga politik. Mari kita ulas lebih lengkap mengenai profil serta perjuangannya.
Mengenal Sosok Uqbah bin Amr
Seperti kita ketahui, Nabi Muhammad SAW memiliki sahabat-sahabat yang berpengaruh besar dalam perkembangan ajaran Islam. Sebut saja Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib.
Mereka menjadi orang-orang yang gigih mendukung perjuangan Rasulullah bahkan di situasi tersulit sekalipun. Kendati demikian, tak banyak yang tahu bahwa Muhammad juga punya sahabat yang perjuangannya tak kalah berharga.
Ia adalah Uqbah bin Amr al-Juhani yang merupakan pria kelahiran Jazirah Arabia, sekitar tahun 15 sebelum hijriyah. Ayahnya bernama Amir bin Abs al-Juhani dengan silsilah keluarga yang berasal dari suku Juhainah.
Suku Juhainah sendiri adalah bagian dari kabilah Bani Qudha’ah di Negara Suriah dan barat laut Arab. Dengan kata lain, Uqbah hidup pada masa sebelum dan sesudah hijrah.
Semasa hidupnya, Uqbah sangat dekat dengan Rasulullah SAW bahkan pernah menjadi muleteer-nya (pengangkut barang menggunakan unta).
Keakraban tersebut membuatnya mendapatkan banyak ilmu serta pengalaman langsung dari Nabi Muhammad. Sehingga bukan hal mengherankan jika ia mampu menguasai berbagai bidang krusial seperti berikut ini.
1. Pimpinan Militer
Uqbah bin Amr memiliki kemampuan kepemimpinan yang luar biasa. Ia juga ahli dan jitu di bidang militer. Uqbah bahkan aktif berpartisipasi dalam berbagai peperangan pada masa kekhalifahan.
Sebagai contoh, pada “Fitnah Pertama” atau Perang Saudara Islam 1, Uqbah maju untuk membela Muawiyah bin Abu Sufyan. Tak sampai di sana, ia turut memimpin pasukan Arab dan Madinah di Mesir ketika memperebutkan wilayah Bizantium.
Selain itu, saat menaklukkan Syam, Uqbah ikut menjadi prajurit di bawah pimpinan Amr bin Ash dalam perang Gaza. Kemudian ia turut andil di perang Yarmuk dan masih banyak lagi.
2. Ahli Berpolitik dan Menjadi Gubernur Mesir
Berkat jasa-jasanya, Uqbah terpilih menjadi gubernur Mesir pada masa pemerintahan Muawiyah tahun 661. Posisi tersebut sekaligus menggantikan gubernur sebelumnya yakni Utbah bin Abi Sufyan yang wafat.
Baca Juga: Amir bin Fuhairah, Keteladanan Seorang Syuhada yang Setia
Di bawah kepemimpinan Uqbah bin Amr, Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat. Wilayah Mesir dan sekitarnya menjadi kian maju. Uqbah juga terkenal sebagai sosok gubernur yang adil dan bijaksana dalam memimpin rakyat.
3. Penyair dan Ahli Fiqih
Di samping militer dan politik, sahabat Nabi Muhammad satu ini juga menjadi seorang penyair ulung serta ahli fiqih. Banyak karya sastra yang ia hasilkan. Sebagian besar berisi tentang pujian kepada Allah SWT serta Rasulullah SAW.
Uqbah sempat menarik atensi banyak orang pasca menulis mushaf Al Quran dengan tangannya sendiri. Mushaf itu menjadi bukti bahwa ia memiliki keahlian dalam bidang kaligrafi dan sangat mencintai kitab suci Al Quran.
Sejumlah informasi menyebut jika mushaf karya Uqbah masih tersimpan di sebuah Universitas ternama Mesir. Di lembaran terakhirnya tertulis “Katabahu Uqbah bin Amr Al-Juhani”.
Sehingga banyak orang menyebut jika benda tersebut menjadi warisan paling berharga dalam sejarah perkembangan Islam. Sementara itu, rincian dari karya-karya Uqbah yang lain tidak banyak diketahui.
Wafat Tahun 58 Hijriyah
Di akhir masa hidupnya, Uqbah sempat mengumpulkan para keturunan untuk memberikan sejumlah pesan wasiat. Seperti nasehat supaya berhati-hati dalam menerima hadits, melarang berhutang hingga himbauan untuk tidak menulis syair.
Kendati ia sendiri adalah penyair, namun Uqbah meminta kepada anak turunnya supaya menjauhi hal tersebut. Ia takut jika anak cucunya justru kecanduan syair hingga melupakan kitab suci Al Quran.
Baca Juga: Abdullah bin Hudzafah as Sahmi, Keteladanan dan Keimanannya
Uqbah bin Amr akhirnya wafat pada tahun 58 Hijriyah di Kairo, Mesir. Makamnya hingga kini masih menjadi salah satu tempat ziarah bagi umat Islam. Terutama mereka yang mengagumi sejarah dan perjuangan para sahabat Nabi di Kota Mesir. (R10/HR-Online)