harapanrakyat.com,- Survei Indonesian Political Studies (IPS) menunjukkan pasangan Dedi-Erwan (Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan) lebih siap dan lebih kuat pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar).
Hal itu dikatakan Direktur Riset IPS, Arman Salam kepada pers di Bandung, Rabu (28/8/2024).
Sebelumnya pasangan Dedi-Irwan sudah resmi mendaftar ke KPU Jawa Barat pada Selasa (27/8/2024).
Menurut Arman, ada sejumlah faktor yang menguatkan Dedi Mulyadi dibanding kandidat lain. Salah satunya terlihat saat Dedi-Erwan mendaftar ke KPU. Keduanya datang dengan kemasan khas kesundaan. Selain itu ada rangkaian kegiatan sosialisasi yang intens dan massif dilakukan selama ini.
“Kalau bicara siapa yang lebih serius dan lebih siap, ya Kang Dedi. Dia bukan calon yang tiba-tiba muncul, tapi sudah dari jauh hari dirinya memang mempersiapkan diri untuk maju sebagai calon gubernur,” katanya.
Baca Juga: KPU Jawa Barat Pastikan Berkas Paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Sudah Lengkap
Kekuatan Pasangan Dedi-Erwan di Pilgub Jabar 2024
Dalam pengamatan Arman, Dedi yang didukung Gerindra, Golkar dan PAN itu bukan hanya lebih siap untuk maju, tapi juga lebih siap dari sisi konsep.
Dedi sudah punya bekal konsep yang dibuat sebelumnya tentang bagaimana membangun Jawa Barat. Terutama, membangun dengan sentuhan yang berakar pada tradisi kuat kesundaan.
Arman membandingkan dengan kandidat lain seperti Ilham Habibie yang didukung Nasdem dan bahkan Ahmad Syaikhu dari PKS. Jika benar akhirnya maju dan mendaftar, keduanya termasuk kandidat yang muncul tiba-tiba.
Meskipun, kata Arman, poin utamanya bukan di situ. Tapi, dengan majunya mereka terkesan sangat kuat seperti dipaksakan.
“Saya tidak tahu, apa konsep Ilham membangun Jawa Barat? Mungkin dia akan lebih membumi jika maju sebagai calon gubernur Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Menurut Arman, sangat wajar jika hasil dari sejumlah lembaga survei, elektabilitas Dedi Mulyadi jauh meninggalkan kandidat lain. Apalagi dengan Ilham Habibie yang masih di bawah 5%. Bahkan, termasuk, dengan Ahmad Syaikhu yang masih di bawah 10%.
Arman mengakui, dinamika politik ke depan masih mungkin terjadi. Termasuk, jika dalam dua sampai tiga bulan kedepan ada pergerakan sosialisasi yang massif dari kompetitor Dedi Mulyadi.
Namun, dalam waktu singkat tersebut, tak mudah seorang kandidat mendongkrak elektabilitas, apalagi kandidat yang masih terkendala tingkat pengenalan.
Meski begitu, Arman mengingatkan, Dedi Mulyadi harus tetap waspada alias tidak lengah. Berbagai potensi abnormal bisa saja terjadi. Terutama, jika ada tsunami politik karena berbagai isu negatif yang tiba-tiba muncul dan merontokan elektabilitasnya.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Terharu Banyak Warga Wong Cilik Ikut Antar Daftar Pilgub Jabar ke KPU
“Intinya, Kang DM tak boleh lengah. Ada banyak bahan yang bisa merontokkan dia. Tugas besar Kang DM sekarang ini, bagaimana mendongkrak strong supporter-nya sampai tembus di angka 35%, jangan sampai dibawah itu agar bisa menang melenggang,” tegasnya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)