harapanrakyat.com – Menyerap kembali tenaga kerja, Bank Indonesia (BI) Jawa Barat mendorong permintaan baru terhadap Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di pasar domestik. Sehingga dapat meningkatkan volume produksi industri.
Baca Juga : Meski Tuai Kritikan dari Industri Tembakau, Pemerintah Tetap tak Akan Revisi PP Kesehatan
Deputi Kepala KPwBI, Muslimin Anwar mengatakan, tantangan terhadap dunia industri TPT di Jawa Barat sudah terjadi sejak lama. Namun karena terjadinya kompleksitas yang berimbas pada pengurangan tenaga kerja.
“Memang dari sisi ekspor nilainya meningkat, tapi secara volume menurun. Sehingga di satu sisi terhadap nilai tukar itu bagi eksportir positif, tapi industri TPT itu sudah lama mengalami tantangan, salah satunya tenaga kerja,” ungkapnya.
Sementara itu, dari sisi permintaan untuk industri TPT di Jawa Barat juga menghadapi tantangan secara global. Terlebih di tengah ekonomi negara tujuan ekspor yang belum pulih. Untuk itu, perlu respon yang tepat untuk menanggulangi permasalahan tersebut agar tidak menimbulkan efek bola salju.
Salah satunya, yakni pelaku industri TPT perlu memberikan insentif untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Dengan demikian, mampu bersaing dengan produk serupa dari luar negeri. Seperti revitalisasi atau regenerasi mesin yang dipakai.
Baca Juga : Kemenperin Kampanye Indonesia Melangkah untuk Tingkatkan Kontribusi IKM Alas Kaki
“Kami meyakini pemerintah akan melihat hal ini, untuk mengembalikan potensi dari industri TPT ini. Secara analisis mereka punya potensi meningkat dan demand-nya masih tinggi, karena populasi dunia kan masih meningkat,” ujarnya.
Walau demikian, Ia tidak memungkiri kebutuhan industri akan terus bergerak pada sistem teknologi digital. Hal ini, tentunya akan mendorong kebutuhan tenaga kerja yang lebih spesifik dan perlu penanganan bersama.
Sebelumnya, Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jawa Barat menyebut sejak Januari 2023-Juni 2024, setidaknya ada 1,2 juta tenaga kerja kehilangan pekerjaan. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)