Sejarah Tugu Proklamasi menjadi salah satu catatan penting yang perlu kita ketahui. Tugu Proklamasi sendiri telah ditetapkan sebagai monumen peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tugu ini berdiri di kompleks Taman Proklamasi, tepatnya di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.
Menurut sejarah, tugu ini merupakan tempat pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan wakilnya, Moh. Hatta. Seperti yang kita tahu, pembacaan proklamasi inilah yang menjadi awal Indonesia merdeka dan terlepas dari bayang-bayang penjajah.
Baca Juga: Monumen Tugu Kebulatan Tekad di Rengasdengklok, Pernah Jadi Markas PETA
Setelah Soekarno tumbang, tugu ini sempat terlupakan. Kemudian pada tahun 1972, tugu tersebut dibangun kembali sesuai dengan perintah sang Presiden Pertama. Meski menurut beberapa tokoh tugu ini sudah tidak asli lagi. Kendati demikian, tugu ini menjadi bukti kerja keras para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan.
Sejarah Tugu Proklamasi di Indonesia
Sejarah Tugu Proklamasi berawal dari masa kemerdekaan. Saat itu, tempat berdirinya tugu ini sekarang merupakan tempat tinggal sang Proklamator. Alamatnya di Jalan Pegangsangan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat.
Kini, lokasi tersebut telah berubah menjadi kawasan monumen dengan luas sekitar empat hektar dengan beberapa bangunan monumen. Beberapa monumen ini adalah seperti Tugu Petir, raksasa Soekarno-Hatta. Monumen menarik lainnya adalah sebuah marmer hitam bertuliskan Naskah Proklamasi dan Tugu Wanita.
Nama jalan tersebut juga telah berganti menjadi Jalan Proklamasi. Sedangkan, sejak tahun 1960 silam, tempat tinggal Soekarno sudah tidak ada lagi.
Saat itu, Soekarno telah tinggal di Istana Negara, sesuai dengan kesepakatan Wakil Gubernur Jakarta, Henk Ngantung, untuk melakukan renovasi kala itu. Namun hingga beberapa bulan, renovasi belum berjalan.
Pada akhirnya, pada tahun 1 Januari 1961, Soekarno melakukan pencangkulan pertama untuk membangun Tugu Petir. Setelah itu, terdapat tulisan dalam tugu.
Kata-kata dalam tulisan tersebut adalah, “Di sinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta.”
Dari sekian bangunan dalam sejarah Tugu Proklamasi, hanya Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia sajalah yang berhubungan langsung dengan nuansa revolusi. Berdasarkan sejarah, tugu tersebut diresmikan pada 17 Agustus 1946, saat sekutu masih berkuasa.
Memasuki usia 27 kemerdekaan, Tugu Proklamasi baru diresmikan pada tahun 1972. Delapan tahun berikutnya, Soekarno turut meresmikan monumen Soekarno-Hatta. Monumen ini terlihat megah dengan 17 pilar-pilar di belakang patung tersebut.
Pembongkaran Tugu Proklamasi oleh Soekarno
Tanggal 15 Agustus 1960, Soekarno secara resmi telah membongkar Tugu Proklamasi. Hal ini karena pamor Tugu Peringatan telah turun sejak tahun 1956.
Padahal sebelumnya, tugu ini pernah menjadi lambang resmi Jakarta setelah pemulihan kedaulatan Indonesia pada Desember 1949. Diketahui sebelumnya, Soekarno telah mengumumkan berita pembongkaran Tugu Proklamasi. Soekarno mengungkapkan bahwa tugu tersebut bukanlah Tugu Nasional, tetapi Tugu Linggarjati dan harus segera dibongkar.
Baca Juga: Sejarah Istana Negara Indonesia di Jakarta, dari Fungsi hingga Gaya Arsitektur Bangunan
Terdapat pula rumor yang menyatakan bahwa salah satu alasan pembongkaran tugu tersebut adalah karena peresmiannya oleh Sjahrir. Ia merupakan seorang tokoh penting dalam Perundingan Linggarjati.
Rumor lain juga menyatakan bahwa tugu tersebut tidak sesuai dengan kriteria Tugu Nasional seperti yang Presiden Soekarno inginkan. Tugu ini dianggap menjadi penghalang kekuatan spiritual baru dalam Tugu Nasional yang dibangun satu tahun setelahnya.
Sejak tahun 1958, Soekarno memiliki ambisi untuk mendirikan Tugu Nasional (Monumen Nasional). Soekarno memiliki cita-cita untuk membuat Jakarta sebagai pusat segala kemegahan arsitektur.
Beberapa Monumen di Kawasan Tugu Proklamasi
Pada pembahasan sejarah Tugu Proklamasi sebelumnya, terdapat pernyataan yang mengungkapkan adanya beberapa jenis monumen di kawasan ini. Berikut ini adalah 3 jenis monumen yang terdapat di Tugu Proklamasi:
Monumen Pahlawan Proklamator Soekarno-Hatta, berupa dua buah patung Soekarno dan Moh. Hatta yang berbahan perunggu. Kedua patung tersebut memiliki postur yang sama ketika momen dokumentasi pembacaan proklamasi.
Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia atau Tugu Proklamasi. Monumen ini mempunyai bentuk obelisk kecil dan memiliki tulisan “Atas Oesaha Wanita Djakarta”. Ada juga gambaran peta Indonesia dan naskah kemerdekaan Indonesia.
Tugu Petir yang mempunyai tinggi sekitar 17 meter dan tanda petir pada bagian atasnya. Monumen ini merupakan tanda dari lokasi Presiden Soekarno membacakan teks proklamasi.
Baca Juga: Sejarah Monumen Pers Nasional, Warisan Cagar Budaya di Solo
Itulah sejarah Tugu Proklamasi yang menjadi salah satu monumen bersejarah Indonesia. Tugu Proklamasi adalah monumen yang memiliki makna mendalam bagi bangsa Indonesia. Sebagai saksi bisu dari proklamasi kemerdekaan dan perjuangan bangsa. (R10/HR-Online)