Sejarah Kerajaan Haru adalah bagian dari sejarah Indonesia. Kerajaan ini juga terkenal dengan nama Aru. Sejarah Indonesia ini berada di bagian wilayah pantai timur Sumatera Utara sekarang.
Baca Juga: Sejarah Tugu Proklamasi, Awal Mula Hingga Pembongkarannya
Sebagai bagian dari sejarah penting, kerajaan ini tidak boleh dilupakan. Masyarakat setidaknya harus mengetahui beberapa informasi pentingnya.
Menguak Sejarah Kerajaan Haru
Melansir dari Wikipedia, Haru adalah sebuah kerajaan Batak Karo. Kerajaan ini pernah berdiri di wilayah pantai timur Sumatera Utara.
Menurut ahli sejarah, kekuasaan kerajaan ini diperkirakan terjadi pada ukuran abad ke-13 hingga ke-16 Masehi. Jadi, memang waktu kepemimpinannya cukup lama.
Pada masa jayanya, kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat. Hal tersebut mungkin sudah terlihat dari lokasinya yang berada dekat dengan pantai.
Umumnya kerajaan kuno yang berada di dekat pantai memang unggul dalam kekuatan bahari. Bahkan, kabarnya Haru atau Aru bisa mengendalikan kawasan bagian dari utara Selat Malaka.
Wilayah Kekuasaan
Mempelajari sejarah Kerajaan Haru tentu saja harus termasuk wilayah kekuasaannya. Nama kerajaan ini disebutkan pada Negarakertagama pupuh 12 paragraf 1 dan 2.
Di kakawin karya Mpu Prapanca menuliskan jelas bahwa Kerajaan ini merupakan wilayah kekuasaan dari Majapahit. Sementara itu, Serat Pararaton menyebut bahwa Haru berada di Sumatera Utara.
Serat Pararaton juga menyebut bahwa Haru menjadi target Sumpah Palapa Gajah Mada. Pada akhirnya, Haru menjadi negeri taklukan Majapahit seperti dalam buku “Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada”.
Sebenarnya, Haru merupakan sebuah kerajaan yang kuat. Mereka mampu menjadi penguasa terbesar di Sumatera dan wilayah kekuasaan yang sangat luas.
Bahkan, mereka memiliki pelabuhan yang selalu ramai dengan pengunjung kapal-kapal asing. Menurut perkiraan, Haru pertama kali berdiri pada tahun 1225.
Pada tahun 1365 mereka mendapat serangan dari Majapahit dan menjadi daerah kekuasaan. Setelah itu, pada 1613 mereka takluk oleh Kesultanan Aceh.
Kepercayaan Masyarakat
Sebagai kerajaan Batak Kuno, kehidupan masyarakatnya pada saat itu sangat menarik. Pada masa jayanya, mereka memiliki kekuatan bahari yang hebat.
Penduduk asli menjalankan kepercayaan animisme, Pemena dan ada juga Hinduisme. Ketiganya memang menjadi kepercayaan paling populer pada zaman kerajaan kuno di Indonesia.
Barulah pada abad ke-13 Masehi, ajaran Islam datang. Kemudian, masyarakat Haru mulai mempraktikan ajaran tersebut bersamaan dengan ajaran asli setempat yang sudah ada.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Gianyar, Memahami Warisan Budaya Bali
Adapun ibu kota Aru terletak di Kota Medan dan Kabupaten Deli sekarang. Penduduk percaya bahwa keturunan orang-orang Karolah yang menghuni pedalaman Sumatera Utara.
Historiografi
Sejarah Kerajaan Haru ini ada di dalam beberapa catatan sejarah. Catatan tertua yang menyebutkannya adalah catatan Tiongkok dari Dinasti Yuan (akhir abad ke-13 Masehi).
Selain itu, kerajaan ini juga disebut di dalam sumber catatan Tiongkok zaman berikutnya, yakni Yingya Shenglan. Catatan tersebut berasal dari tahun 1416, tepatnya pada zaman Dinasti Ming.
Selain catatan kerajaan luar, Aru juga beberapa kali disebutkan dalam naskah-naskah Jawa. Naskah-naskah tersebut seperti Pararaton (sekitar abad ke-15 Masehi) dan kitab Negarakertagama (1365).
Menariknya, nama Haru dalam Pararaton disebut dalam Sumpah Palapa. Sumpah Palapa sendiri berisi ucapan Gajah Mada yang ingin mempersatukan wilayah di Nusantara dalam kekuasaan kerajaan Majapahit.
Sementara itu catatan Portugis Suma Oriental dari awal abad ke-16 Masehi menyebut Aru sebagai kerajaan yang makmur. Suma Oriental juga menyebut bahwa kerajaan ini adalah Penguasa Terbesar di Sumatera.
Pada laporannya, Tomé Pires bahkan mendeskripsikan kehebatan armada kapal laut Aru. Kapal tersebut berguna untuk mengontrol lalu lintas kapal melalui Selat Malaka.
Dalam kitab berbahasa Arab-Melayu Sulalatus Salatin, Aru lagi-lagi disebutkan. Kitab ini juga mendeskripsikannya sebagai kerajaan yang berpengaruh dan setara dengan Malaka atau Pasai.
Terakhir, peninggalan arkeologi yang terhubung dengan Kerajaan Aru teridentifikasi di Kota China dan Kota Rantang.
Dari sumber peninggalan sejarah tersebut, terlihat bahwa kerajaan ini sangat berpengaruh pada masanya. Kekuasaan kerajaan ini bahkan juga sangat besar.
Hal itu menambah jajaran kerajaan Nusantara yang punya pengaruh kuat di wilayah Melayu. Sayangnya, kekuasaan kerajaan ini harus melemah akibat kekalahannya terhadap Majapahit.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Larantuka, Asal Usul dan Peninggalannya
Namun, hal itu tidak menghapus fakta bahwa sejarah Kerajaan Haru sangat panjang. Mereka menjadi penguasa Selat Malaka dan daerah Sumatera Utara sekarang. Mempelajari sejarahnya jadi hal yang sangat bermanfaat. (R10/HR-Online)