Peringatan Hari Pramuka 14 Agustus berawal dari terbentuknya gerakan kepanduan di Indonesia pada masa pendudukan Belanda, tepatnya pada tahun 1912. Organisasi yang mengawali gerakan kepanduan ini bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).
Baca Juga: Mendikbud Hapus Pramuka dari Ekstrakurikuler Wajib, Tuai Pro Kontra
Organisasi inilah yang menginisiasi terbentuknya organisasi kepanduan khusus kaum pribumi. Ketika Indonesia merdeka, gerakan kepanduan resmi dibentuk dengan nama Pandu Rakyat Indonesia.
Terdapat peran serta para tokoh bangsa dalam sejarah Pramuka di Indonesia. Tokoh-tokoh itulah yang mempelopori Pramuka bisa berkiprah hingga sekarang.
Merangkum dari berbagai sumber, tulisan ini akan mengulas tentang sejarah Hari Pramuka dan peran tokoh penting hingga kontribusi Pramuka bagi Indonesia.
Mengenal Sejarah Hari Pramuka 14 Agustus
Perkembangan gerakan kepanduan atau Pramuka di Indonesia sebenarnya cukuplah unik. Pasalnya, sebelum Indonesia merdeka, gerakan Pramuka ini sudah berkembang.
Jika melihat sejarahnya, gerakan Pramuka berkembang melewati tiga zaman, yaitu zaman Belanda, Jepang, dan pasca kemerdekaan Indonesia.
Mengutip dari “Ensiklopedia Pramuka 1: Sejarah Pramuka” (2017), bahwa pasca kemerdekaan Indonesia, jejak perkembangan sejarah organisasi kepanduan dimulai dengan pembentukan Pandu Rakyat Indonesia.
Pembentukan yang dilakukan pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo ini menetapkan organisasi tersebut sebagai satu-satunya wadah dalam urusan kepanduan di Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Paskibraka Indonesia dan Arti Susunan Formasinya
Penetapan ini semakin kuat manakala saat itu Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri No.93/Bhg.A tanggal 1 Februari 1947.
Meskipun telah dikukuhkan sebagai wadah yang sah, agaknya semangat organisasi-organisasi yang sudah ada sebelumnya menurun. Hal ini menyebabkan kemunculan organisasi kepanduan lainnya.
100 Organisasi Kepanduan
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan kemudian mengeluarkan Keputusan Nomor 23441/kab pada tanggal 6 September 1951.
Keputusan ini seolah-olah menjadi angin segar bagi organisasi kepanduan lainnya, karena melalui keputusan inilah mereka secara resmi bisa berdiri.
Dampak dari adanya kebijakan ini adalah munculnya berbagai organisasi kepanduan di seluruh Indonesia. Bahkan, pada tahun 1961 sudah tercatat ada sekitar 100 organisasi kepanduan.
Meski terdapat konflik antara organisasi tersebut, akhirnya pemerintah mengeluarkan aturan bahwa hanya gerakan Pramuka saja yang secara resmi boleh mengadakan pendidikan kepramukaan.
Demi mengukuhkan dan meresmikan gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961, pemerintah memperkenalkan gerakan Pramuka kepada seluruh rakyat Indonesia.
Peresmian dilakukan melalui apel besar dan dihadiri 10.000 anggota Pramuka di Ibu Kota Jakarta. Sejak saat itulah, setiap tanggal 14 Agustus 1961 diperingati sebagai Hari Pramuka.
Baca Juga: Kisah Presiden Soekarno Wafat, Proklamator dalam Sejarah Indonesia
Tokoh Penting Pramuka
Gerakan Pramuka sebagai salah satu gerakan yang berpengaruh di Indonesia. Bahkan, dalam proses pembentukan organisasi ini melibatkan tokoh-tokoh penting.
Salah satu tokoh penting dalam gerakan Pramuka adalah Presiden Soekarno. Beliaulah yang melantik Mapinas, Kwarnas, Kwarni, dan penganugerahan panji-panji kepramukaan pada tanggal 14 Agustus.
Presiden Soekarno memang menaruh perhatian lebih terhadap gerakan ini. Ia menilai gerakan Pramuka menjadi sarana pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk membentuk karakter manusia Indonesia.
Jika melihat lebih jauh sebelum Indonesia merdeka, terdapat beberapa tokoh bangsa juga mengusulkan adanya pembentukan terhadap organisasi-organisasi serupa.
Organisasi-organisasi tersebut melahirkan gerakan serupa seperti SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon), JPO (Javaanse Padvinders Organisatie). Kemudian, NATIPIJ (Nationale Islamitische Padvindery), dan JJP (Jong Java Padvindery).
Salah satu tokoh yang cukup terkenal kala itu adalah KH. Agus Salim yang secara rahasia mengadakan berbagai kegiatan terhadap gerakan kepanduan.
Mengutip dari “Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dan Susunan Pengurus Kwarnas: Seri Ensiklopedi Sejarah Pramuka” (2021), bahwa tokoh lain yang tak kalah penting dalam gerakan Pramuka adalah Sri Sultan Hamengkubuwono.
Sejak muda ia dikenal sebagai sosok yang aktif dalam gerakan kepanduan. Ia pun berperan penting dalam menyatukan gerakan kepanduan hingga mengawasi perkembangannya.
Baca Juga: Sejarah Pengakuan Tionghoa Indonesia dan Kondisi Kehidupannya
Jasanya yang tak kalah penting adalah mengawal proses peralihan dari “Kepanduan” menjadi “Kepramukaan”. Bahkan, aksinya ini mendapatkan pujian dari luar negeri yang ditandai dengan penghargaan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement.
Berkat jasanya inilah Sri Sultan Hamengkubuwono kemudian mendapat julukan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Kontribusi Pramuka bagi Indonesia
Mengutip dari “Sejarah Gerakan Pramuka: Dukungan untuk Akreditasi Puskesmas dan Promosi Kesehatan” (2021), bahwa Pramuka Indonesia berperan penting dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Pada masa pendudukan Belanda itu, gerakan kepanduan aktif dalam menggalang persatuan, terutama pasca peristiwa Sumpah Pemuda.
Semasa pendudukan Jepang semua organisasi kepanduan dibubarkan. Para tokoh kepanduan pun ditarik masuk ke dalam berbagai organisasi bentukan Jepang.
Namun, meski sudah dibubarkan dan dilebur dalam organisasi Jepang, semangat persatuan dan upaya mengadakan kegiatan bersama masih terus dilakukan.
Pasca Kemerdekaan Indonesia fokus gerakan Pramuka bukan lagi dalam rangkat mengusung persatuan melawan penjajah.
Baca Juga: Peringati HUT Pramuka, 135 Mabiran Ikuti Jelajah Alam Kwarcab Ciamis
Mengutip dari situs resmi Pramuka, tujuan dari gerakan Pramuka hari ini adalah dalam rangka membentuk setiap kader Pramuka memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan memiliki kecakapan dalam membangun NKRI. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)