Shin Tae-yong sebelumnya pernah melatih Timnas Korsel, tepatnya pada tahun 2017-2018. Salah satu pemain andalan Korea Selatan saat itu dan sebelumnya adalah Yeom Ki-hun, yang merupakan seorang winger Timnas Korsel.
Kini Yeom Ki-hun sudah berhenti sebagai pemain aktif, dan sekarang dipanggil oleh STY untuk menjadi salah satu staf pelatih Timnas.
Baca Juga: Pertemuan Ketum PSSI dan STY: Kita Wujudkan Sepak Bola Indonesia Maju!
Menurut pelatih Timnas asal Korea tersebut, Yeom akan diberi tugas untuk melatih striker dan winger depan Timnas Indonesia. Hal tersebut, supaya lebih tajam dan bisa menghasilkan gol.
Beberapa bulan yang lalu, Indonesia sempat bertanding melawan Irak. Di laga tersebut, pada babak pertama Timnas Indonesia memberikan tekanan besar pada Irak.
Namun tidak ada gol yang dibuat. Pada babak kedua, Indonesia malah kecolongan 2 buah gol dari Timnas Irak.
Alasan Didatangkannya Yeom Ki-hun dari Korsel
Masuknya Yeom Ki-hun ke jajaran staf pelatih yang membantu Shin Tae-yong, untuk menajamkan lini depan ternyata sudah sepengetahun PSSI. Hal tersebut diketahui dari penjelasan Ketua Umum PSSI Erick Tohir.
Erick menyampaikan, bahwa Yeom Ki-hun diperlukan untuk melatih ketajaman lini depan Timnas Indonesia.
Menurut Ketum PSSI, permainan Timnas Indonesia secara keseluruhan sudah jauh lebih baik. Namun dari sisi permainan perlu diperbaiki.
Salah satunya yang perlu ditingkatkan adalah lini depan tim, supaya bisa menghasilkan gol, jadi tidak hanya menyerang saja.
Perlu diketahui, bahwa ketika Yoem Ki-hun memperkuat Timnas Korsel, ia sudah menghasilkan 5 buah gol.
Keputusan untuk mendatangkan Yeom Ki-hun membantu Shin Tae-yong dipandang tepat. Mengingat Indonesia sebentar lagi akan menghadapi Arab Saudi, Australia dan Bahrain.
Jika dari sisi permainan secara keseluruhan Indonesia sudah jauh lebih baik, maka seharusnya Tim Garuda lebih punya peluang untuk mengusai permainan.
Sayangnya mengusai permainan saja tidaklah cukup. Sebab pada sepak bola hasil akhir adalah yang penting, dalam hal ini adalah jumlah gol.
Apabila Indonesia bisa mengusai bola, bahkan menyerang secara terus menerus, namun tak bisa menghasilkan gol, maka akan menjadi percuma jika lawan bisa menghasilkan gol sekalipun satu saja. (Revi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)