Miqdad bin Al-Aswad sebelumnya terkenal sebagai Miqdad Ibn Amr Al-Bahrani Ia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki peran penting dalam sejarah Islam. Ia termasuk di antara orang-orang pertama yang memeluk agama Islam dan aktif dalam menyebarkannya.
Asalnya dari Hadramaut, Miqdad memutuskan untuk berhijrah ke Mekah setelah terlibat masalah dengan suku di daerahnya. Sesampainya di Mekah, ia bertemu dengan Al-Aswad Abdi Yaghuts, yang kemudian mengangkat Miqdad sebagai putra adopsi dan memberinya nama tambahan ‘Aswad’.
Baca Juga: Kisah Watsilah bin Asqa, Sahabat Nabi yang Selalu Jujur
Belajar dari kehidupan dan sejarah Miqdad bin Al-Aswad adalah penting sebagai bagian dari pembelajaran tentang perjuangan dan dedikasi awal dalam penyebaran agama Islam.
Miqdad Bin Al Aswad dan Sisi Kehidupannya
Nama Miqdad dalam bahasa Arab berarti “Bahra,” yang merupakan bagian dari Bani Qudha’ah. Beliau melarikan diri ke Mekah setelah terlibat dalam perkelahian dan memutuskan untuk meninggalkan tempat kelahirannya serta hijrah ke Mekah.
Miqdad terkenal sebagai sosok pemuda yang berani, sehingga menarik perhatian seorang pria bernama Al-Aswad Abdi Yaghuts. Al-Aswad mengungkapkan, “Mulai hari ini Miqdad adalah anakku,” dan mengganti namanya menjadi Miqdad bin Al-Aswad Al-Kindi. Ia juga mengumumkan bahwa Miqdad akan menjadi pewaris semua harta miliknya setelah kematiannya.
Bangkitnya Islam di Gunung Hira terjadi saat Miqdad bin Al-Aswad berusia sekitar dua puluh empat tahun. Mendengar tentang misi Nabi Muhammad SAW dan cara penyebaran agama Islam, beliau memutuskan untuk memeluk Islam dan aktif menyebarluaskan ajaran Nabi.
Keistimewaan Miqdad
Miqdad juga memiliki berbagai keistimewaan, antara lain:
Miqdad bin Al Aswad adalah sosok yang dikenal karena keberaniannya dalam perjuangan di jalan Allah. Ia adalah salah satu Assabiqunal Awwalun, kelompok pertama yang memeluk ajaran Islam. Berikut adalah beberapa keistimewaan dan kontribusinya:
- Miqdad terkenal sebagai salah satu pemberani pertama yang memacu kudanya untuk berperang di jalan Allah. Ia terlibat dalam banyak pertempuran dan menunjukkan semangat juang yang tinggi.
- Miqdad turut berperang dalam Perang Badar, yang sangat dihargai dalam sejarah Islam. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Nabi Muhammad SAW menyebut mereka yang ikut serta dalam peperangan Badar sebagai kaum Muslim yang baik (HR Bukhari, Kitab al-Maghazi, 9/56, no. 3992).
- Ia adalah sahabat dekat Abdullah bin Mas’ud, yang menunjukkan hubungan baik dan saling mendukung antara mereka.
- Miqdad memiliki semangat juang yang tinggi dan selalu mendorong orang lain untuk mengikuti jalan Allah.
- Ia tidak terobsesi dengan jabatan atau kekuasaan, melainkan fokus pada perjuangan dan penyebaran agama Islam.
- Miqdad terkenal sebagai sosok yang arif dan bijaksana, memberikan teladan dalam tindakan dan sikapnya.
- Miqdad memiliki kecintaan yang mendalam terhadap Rasulullah SAW, dan karena itu, ia dikenal sebagai sahabat yang dicintai Allah.
Keistimewaan-keistimewaan ini menggambarkan dedikasi dan kontribusi besar Miqdad dalam sejarah Islam, menjadikannya sebagai salah satu sahabat yang sangat dihormati dan dicintai.
Miqdad Sebagai Pejuang Islam
Dalam sejarah Islam, Miqdad bin Al Aswad terkenal sebagai pejuang Islam yang sangat pemberani. Beliau adalah salah satu peserta awal dalam Perang Badar dan terlibat dalam berbagai peperangan lainnya.
Baca Juga: Kisah Tamim bin Aus yang Pernah Bertemu dengan Dajjal
Kecintaan Miqdad terhadap jihad dan komitmennya untuk berpartisipasi dalam berbagai misi di negeri-negeri dan kota-kota berbeda sangat mendalam, sebagaimana tercermin dalam surat at-Tawbah.
Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa semangat juang Miqdad bin Al-Aswad dalam membela Rasulullah Muhammad SAW dan memperjuangkan Islam sangat tinggi. Kesetiaannya dalam perjuangan ini membuktikan dedikasinya terhadap agama.
Selain itu, Miqdad bin Al-Aswad juga berpartisipasi dalam penaklukan Mesir pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Ini menunjukkan bahwa semangat dan dedikasinya tidak hanya terbatas pada masa-masa awal Islam, tetapi juga meluas hingga ke periode kekhalifahan berikutnya.
Kecintaan Miqdad terhadap agama Islam dapat dilihat dari berbagai aspek:
Kepribadian yang Tawadhu
Miqdad bin Al Aswad dikenal sebagai sosok dengan kepribadian yang tawadu’ (rendah hati). Ia tidak suka menonjolkan diri atau menunjukkan popularitas. Sikap rendah hatinya tercermin dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk dalam hal jabatan dan peran yang diberikan kepadanya.
Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW menawarkan sebuah jabatan kepada Miqdad, namun dengan rendah hati Miqdad menolak tawaran tersebut. Penolakannya menunjukkan betapa ia mengutamakan kerendahan hati dan kesederhanaan, serta tidak ingin mencari kehormatan atau posisi yang lebih tinggi hanya untuk kepentingan pribadi.
Keputusan Miqdad untuk menolak jabatan tersebut mencerminkan komitmennya untuk melayani agama dengan tulus tanpa terpengaruh oleh ambisi pribadi, menegaskan dedikasinya yang mendalam kepada Allah dan Rasul-Nya.
Membenahi Diri Bila Terdapat Kesalahan
Miqdad pernah melewati sejumlah orang yang berharap mengalami ujian sebagaimana Allah menguji hambaNya. Sehingga beliau berkomentar “sungguh aku pernah mendengar sabdah Rasulullah “.
إِنَّ السَّعِيْدَ لَمَنْ جُنِّبَ الفِتَنَ
Sesungguhnya bagi orang yang berbahagia adalah seseorang yang benar-benar jauh dari fitnah. Hingga beliau mengucapkan tiga kali.
Sifat Dermawan Miqdad
Miqdad bin Al Aswad terkenal sebagai sosok yang murah hati dan dermawan. Beliau meyakini bahwa rezeki sudah Allah atur, dan dengan keyakinan tersebut, beliau menunjukkan sikap rendah hati dan kemurahan hati yang luar biasa. Rezeki yang melimpah tidak mengubah sikapnya. Sebaliknya, hal itu justru memperkuat kepribadiannya yang mulia dan pemurah.
Sepanjang hidupnya, Miqdad mengabdikan diri sepenuhnya untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh penjuru. Beliau meninggal pada tahun 33 H dalam usia 70 tahun. Khalifah Utsman bin Affan memimpin shalat jenazahnya, dan Miqdad dikebumikan di pemakaman Baqi pada hari yang sama.
Baca Juga: Thufail bin Amr, Bangsawan Arab yang Jadi Sahabat Rasulullah
Semoga Allah senantiasa memudahkan urusan seluruh umat, terutama para Muslim dan Muslimah, untuk mengenal dan meneladani kisah hidup Miqdad bin Al Aswad. Semoga kisahnya menjadi pedoman dan inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan beramal di masa depan. (R10/HR-Online)