Kamis, April 17, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Sutan Syahrir Memilih Tidur saat Proklamasi Kemerdekaan

Kisah Sutan Syahrir Memilih Tidur saat Proklamasi Kemerdekaan

Tak banyak yang tahu, Sutan Syahrir memilih tak hadir saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia malah memilih tidur saat proklamasi. Meskipun demikian, Sutan Syahrir merupakan salah satu tokoh bangsa yang berperan penting selama masa-masa perjuangan kemerdekaan. 

Tidak hanya berperan sebagai konseptor pergerakan, ia juga berperan penting dalam pos-pos sejarah kemerdekaan Indonesia.

Salah satu peran penting Sutan Syahrir di sekitar momen proklamasi adalah ketika ia berhasil memantau kondisi perpolitikan dunia dan menyadari bahwa Jepang telah menyerah kala itu.

Berkat informasi inilah golongan muda bertindak untuk mendesak Soekarno dan Moh. Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Konflik Golongan Tua dan Muda, Peristiwa Penting Jelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Bisa dikatakan pula bahwa sebenarnya Syahrir lah yang menjadi salah satu provokator agar golongan muda melakukan aksi untuk menculik Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.

Melalui berbagai sumber yang ada, tulisan akan merangkum tentang Sutan Syahrir di sekitar proklamasi, mendengar berita kekalahan Jepang hingga memilih tidur ketika pembacaan proklamasi.

Kiprah Sutan Syahrir dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sutan Syahrir merupakan salah satu tokoh pergerakan yang memiliki karir dalam dunia perpolitikan, mulai dari mendirikan organisasi pergerakan hingga menjadi menteri.

Rosihan Anwar dalam, “Mengenang Sjahrir” (2013), Ketika Syahrir memasuki tahapan baru dalam hidupnya, ia aktif sebagai pemimpin organisasi politik.

Ia aktif sebagai pemimpin organisasi politik. Ketika Kongres Pendidikan Nasional Indonesia pertama di Bandung ada Juni 1932, ia terpilih menjadi Ketua Umum.

Syahrir fokus dalam masalah-masalah buruh kecil yang menderita selama masa-masa krisis ekonomi dunia.

Karirnya sebagai Ketua Umum Pendidikan Nasional Indonesia memang cukup membuat pemerintah Hindia Belanda khawatir.

Bahkan, pergerakan organisasinya ini dianggap lebih berbahaya ketimbang PNI Soekarno atau Partindo  Mr. Sarono. Alasan mengapa organisasi ini berbahaya adalah karena meskipun organisasi kecil, namun programnya bisa mencapai lapisan bawah.

Kiprahnya sebagai salah satu tokoh bangsa dan merupakan golongan perubahan meyakini bahwa proklamasi haruslah segera dilaksanakan.

Apalagi, jika kita melihat karakter Syahrir yang cenderung berani dan revolusioner tak heran apabila sosok Syahrir seringkali mendapatkan atensi dari golongan muda.

Kedekatannya dengan golongan muda inilah yang membuat ia bersama dengan golongan muda memilih cara penculikan untuk mendesak Soekarno dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Profil Sayuti Melik, Anggota Menteng 31 Juru Ketik Naskah Proklamasi

Sutan Syahrir Mendengar Kekalahan Jepang

Sutan Syahrir merupakan segelintir orang yang mengetahui berita mengenai kekalahan Jepang. Hal ini karena terdapat upaya-upaya untuk menutupi berita mengenai kekalahan Jepang.

Mengutip dari, “Tokoh-tokoh Penting Detik Detik Proklamasi” (2020), Ketika Sutan Syahrir mendengar peristiwa kekalahan atau menyerahnya Jepang kepada Sekutu, ia kemudian mendatangi Bung Hatta jam 2 siang.

Ketika mendengar berita tersebut, Bung Hatta terperanjat dan tidak menyangka mengenai berita tersebut. Sutan Syahrir menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia haruslah segera dilaksanakan.

Bung Hatta sebenarnya setuju dengan pendapat Syahrir, namun ia menyangsikan apakah Soekarno setuju dengan hal itu. Oleh karena itulah, Bung Hatta dan Syahrir kemudian menemui Soekarno.

Seperti yang diprediksi oleh Bung Hatta, Soekarno menolak untuk bertindak sendiri. Ia menegaskan bahwa terdapat tugas dan hak dari PPKI untuk memutuskan persiapan kemerdekaan tersebut.

Bagi golongan muda dan Syahrir tentu saja melibatkan PPKI dalam persiapan kemerdekaan tidak relevan lagi. Hal ini karena PPKI merupakan hasil dari bentukan Jepang yang kalah dalam peperangan.

Bagi pihak yang kalah dalam perang, bisa dipastikan Jepang tidak bisa memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. inilah yang membuat golongan muda menjadi khawatir, apabila kemerdekaan tidak segera dilaksanakan maka, akan terjadi peralihan kekuasaan ke tangan Jepang.

Ketika golongan muda mendengar berita kekalahan tersebut, tidak berlangsung lama muncul desakan agar Soekarno dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Memang dalam peristiwa itu sempat terjadi cekcok antara golongan muda dan Soekarno, bahkan hampir terjadi pertumpahan darah.

Golongan muda yang merasa gagal melakukan desakan terhadap Sukarno kemudian menginisiasi penculikan terhadap Sukarno dan Moh. Hatta.

Memilih Tidak Hadir ketika Pembacaan Proklamasi

Aksi penculikan tersebut berhasil membuat Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan. Meskipun, terdapat perundingan alot antara Ahmad Subardjo dengan golongan muda.

Ketika perumusan naskah proklamasi, Sutan Syahrir menjadi salah satu orang yang tidak hadir dalam melaksanakan penyusunan tersebut.

Tak hanya itu, bahkan ketika proklamasi dikumandangkan, Syahrir pun tak hadir. Keputusan ini dilakukan setelah berbagai konflik yang terjadi.

Mengutip dari, “Sjahrir: Peran Besar Bung Kecil” (2015), konflik ini bermula dari ketidakpercayaan Soekarno mengenai informasi dari Syahrir bahwa Jepang telah menyerah.

Baca Juga: Frans S Mendur, Fotografer Proklamasi Kemerdekaan yang Terlupakan

Syahrir pun menjadi berang dan jengkel kepada Soekarno. Ia bahkan mengumpat dan mengejek Soekarno sebagai orang yang terlalu kejepang-jepangan.

Tak hanya itu, Syahrir juga jengkel manakala Soekarno menolak mentah-mentah teks proklamasi yang ia rancang. Pada akhirnya ini adalah peristiwa yang mengawali konflik panjang antara Soekarno dan Syahrir. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Dampak Larangan Siswa Bawa Motor ke Sekolah, Ketua Organda Ciamis Pengguna Angkot Meningkat

Berkat Larangan Siswa Bawa Motor ke Sekolah, Ketua Organda Ciamis: Pengguna Angkot Meningkat

harapanrakyat.com,- Larangan siswa SD dan SMP membawa kendaraan bermotor ke sekolah mendapat respon positif dari masyarakat. Salah satunya adalah Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat...
Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Sumedang

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Sumedang Segera Terwujud, Anggaran Capai Rp12 M

harapanrakyat.com,- Harapan terbentuknya Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat kini kian dekat. Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Cece Ruhiat menyampaikan,...
Ini Tampang Oknum Dokter Kandungan Terduga Pelecehan Pasien di Garut

Ini Tampang Oknum Dokter Kandungan Terduga Pelecehan Pasien di Garut

harapanrakyat.com,- Setelah menetapkan MSF, oknum dokter kandungan terduga pelaku pelecehan seksual menjadi tersangka, Polres Garut, Jawa Barat, akhirnya dihadirkan ke awak media, Kamis (17/4/2025)....
Letkol Teddy Dapat Kejutan Ultah, Momen Ini Jadi Sorotan

Letkol Teddy Dapat Kejutan Ultah, Momen Ini Jadi Sorotan

Ulang tahun bisa jadi momen spesial, apalagi kalau kita rayakan bareng orang-orang terdekat. Hal itulah yang Letkol Teddy rasakan saat usianya genap 36 tahun....
Advan AI Gen, Laptop Tipis tapi Performa Tangguh

Advan AI Gen, Laptop Tipis tapi Performa Tangguh

Banyak orang mengira laptop lokal cuma cocok buat kerja ringan. Tapi ternyata ada kejutan baru. Ada satu brand lokal yang mulai unjuk gigi secara...
Upaya SMKN 3 Kota Banjar Cegah Kenakalan Remaja dan Bahaya Penyalahgunaan Narkotika

Upaya SMKN 3 Kota Banjar Cegah Kenakalan Remaja dan Bahaya Penyalahgunaan Narkotika

harapanrakyat.com,- SMK Negeri 3 Kota Banjar, Jawa Barat, mengaku telah berupaya untuk mencegah para pelajar terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Pencegahan dan antisipasi tersebut sangatlah...