harapanrakyat.com,- Sanen (70) warga Dusun Ciburuy, RT 01, RW 01, Dusun Ciburuy, Desa Purwaraja, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat sudah puluhan tahun menjadi pandai besi.
Sanen mengaku pekerjaannya sebagai pandai besi sebenarnya meneruskan usaha orang tuanya.
“Jadi pandai besi sudah turun temurun, takutnya nanti pandai besi tidak ada yang melanjutkan lagi oleh generasi selanjutnya,” kata Sanen, Rabu (7/8/2024).
Sanen mendapatkan ilmu untuk mengolah besi dijadikan alat-alat perkakas seperti golok, pisau, parang dan lainnya dari orang tuanya.
“Pesanan banyak, tapi sudah tua begini tidak mampu membuat barang banyak,” katanya.
Saat masih muda, Sanen memproduksi berbagai jenis perkakas mulai dari cangkul, golok, pisau, parang dan lainnya. Perkakas tersebut dijual di pasar-pasar yang ada di Kabupaten Ciamis.
“Kalau sekarang nggak sengaja membuat perkakas untuk dijual ke pasar, hanya menerima pesanan saja,” ungkap Sanen.
Selain menerima pesanan berbagai perkakas, Sanen juga menerima jasa reparasi perkakas yang rusak atau patah.
“Sebenarnya selain menerima pesanan, kalau ada yang mau reparasi perkakas juga diterima,” ujar Sanen.
Langkanya Pandai Besi di Rajadesa Ciamis
Pandai besi saat ini bukanlah profesi yang diminati anak muda. Makanya profesi pandai besi termasuk langka.
“Sekarang pandai besi sudah berkurang, tidak ada penerusnya, jarang ada yang mau. Apalagi anak-anak sekarang nggak mau kerja ribet, maunya yang gampang,” katanya.
Menurut Sanen, pekerjaan pandai besi memang membutuhkan keuletan, mulai dari memanaskan besi, memukul gurinda besi, hingga membentuk besi menjadi perabot yang diinginkan.
“Makanya sekarang di Rajadesa pandai besi itu sudah mulai langka. Jika pun ada, biasanya karena sudah turun temurun,” jelasnya.
Sanen pun pernah disuruh berhenti jadi pandai besi oleh anak-anaknya. Namun karena merasa masih mampu bekerja sebagai pandai besi, ia pun masih meneruskan pekerjaan turun temurun tersebut.
Baca Juga: Pasutri Lansia Asal Rajadesa Ciamis Ini Sudah Puluhan Tahun Jual Sayur Keliling
“Saya pun pernah disuruh berhenti oleh anak anak, tapi selagi masih sanggup dan mampu akan terus dilakoni. Harapannya keberadaan pandai besi tidak sampai punah dan tetap lestari,” tandasnya. (Edji/R7/HR-Online/Editor-Ndu)