harapanrakyat.com,- Warga Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kini dilanda kegalauan yang khawatir harga beras kembali naik. Sebab, lahan sawah di Kecamatan Langkaplancar kini mengalami kekeringan dampak kemarau, sehingga panen para petani pun tidak maksimal.
Aminah, warga Langkaplancar mengatakan, saat ini harga beras di wilayah Langkaplancar sekitar Rp 15.000. Ia khawatir dengan banyaknya petani yang gagal panen akibat kemarau harga beras kembali naik.
“Jika melihat kondisi para petani yang panennya tidak maksimal ditakutkan berpengaruh terhadap harga beras. Masyarakat di sini bukan petani semua, banyak juga yang membeli beras,” katanya, Selasa (20/8/2024).
Biasanya jika para petani panennya sedikit, harga gabah akan naik dan itu akan mempengaruhi terhadap harga beras.
Baca Juga: Tanaman Padi Mati karena Kurang Pasokan Air, Petani di Pangandaran Pesimis Bisa Segera Panen
“Kami merasa harga beras saat ini yang mencapai Rp. 15.000 saja sudah mahal. Apalagi kalau lebih dari segitu, itu sudah sangat memberatkan bagi masyarakat yang sehari-hari membeli beras,” ujarnya.
Meski para petani banyak yang gagal panen, Aminah berharap tidak ada lagi kenaikan harga beras.
“Mudah- mudahan saja ada solusi agar masyarakat tidak terbebani dengan mahalnya harga beras. Bagusnya pemerintah rutin melakukan bazar murah seperti yang dilakukan di beberapa daerah di luar Kecamatan Langkaplancar. Semoga diprioritaskan untuk warga yang kurang mampu,” jelasnya.
Lilis, petani Langkaplancar mengungkapkan panennya kali ini tak maksimal karena pasokan air yang mengaliri sawah sangat sedikit dampak kemarau.
“Kemarau, jadi lahan sawah para petani tidak teraliri air yang cukup,” katanya.
Lilis mengaku panen kali ini mengalami kerugian. Biaya produksi dengan hasil panen tak seimbang.
“Jadi wajar saja jika harga gabahnya sedikit ada kenaikan,” katanya.
Menurut Lilis, mahalnya harga beras itu bukan hanya karena para petani gagal panen. Namun karena posokan beras ke pasar yang kurang.
“Banyak para petani yang tidak menjual hasil panennya, mereka memulih menyimpan untuk konsumsi sendiri,” pungkasnya. (Enceng/R9/HR-Online/Editor-Dadang)