Kamis, April 17, 2025
BerandaBerita JabarKampung Adat Cireundeu Cimahi Gelar Tradisi Tutup Taun 1 Sura 1958

Kampung Adat Cireundeu Cimahi Gelar Tradisi Tutup Taun 1 Sura 1958

harapanrakyat.com – Kampung Adat Cireundeu di Cimahi, Jawa Barat, menggelar acara tradisi Tutup Taun 1 Sura 1958. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dan puncak acara pada Sabtu (3/8/2024).

Baca Juga : 10 Daerah di Jawa Barat Terima Sertifikat KIK, Menkumham: Penting untuk Melindungi Budaya Secara Hukum

Ais pangampih Kampung Adat Cireundeu Abah Widia mengaku tidak mengetahui kapan pastinya sesepuh kampung menggelar tradisi ini untuk pertama kalinya. Namun dari cerita yang berkembang, para pendahulu kampung adat ini sudah melakukan tradisi ini sejak 1918 silam.

“Tidak diketahui untuk tahun pastinya. Namun dari cerita turun temurun, sesepuh Mama Haji Ali menempati Kampung Adat Cireundeu sejak 1918. Mungkin tradisi tutup tahun ini juga mulai dari tahun itu,” kata Abah Widia.

Abah Widia mengatakan, tradisi sesepuh Kampung Adat Cireundeu ini sejak dahulu ialah tradisi Sunda Wiwitan.

“Sunda Wiwitan artinya tradisi yang memegang teguh akan prinsip Ngindung Ka Waktu, Mibapa Ka Jaman. Memiliki makna, waktu itu terus berjalan, zaman berubah harus kita ikuti. Namun budaya dan tradisi yang menjadi titincakan harus selalu kita pegang teguh, jangan sampai tergerus zaman,” ucapnya.

Budayawan Sunda, Toto Amsar Suanda yang hadir di acara menyampaikan seharusnya pemerintah menyambut baik dan mendukung kegiatan seperti di Kampung Adat Cireundeu ini.

Baca Juga : Sejarah Kebo Bule Surakarta, Perayaan Malam 1 Suro

“Rangkaian tradisi ini, bukan hanya kumpul-kumpul tetapi dari semua rangkaian kegiatan seluruhnya erat kaitannya dengan pemeliharaan dan penyelamatan lingkungan. Jadi bukan hanya seni budaya tradisi, karena itu seharusnya pemerintah sangat mengapresiasi budaya seperti ini,” ujar Toto.

Dalam perkembangannya, Toto melanjutkan tradisi Sunda ataupun Jawa khususnya selalu dibenturkan dengan akidah keagamaan.

“Hanya mungkin ritualnya menggunakan bahasa Sunda buhun bukan menggunakan bahasa agama. Jadi weh sering disebut syirik da teu make (tidak menggunakan) Bahasa Arab. Padahal artinya eta-eta keneh (sama saja),” ucap Toto di Kampung Adat Cireundeu. (Juhaeri/R13/HR Online/Editor-Ecep)

Honda CB150 Verza 2025, Motor Sport Murah Meriah

Honda CB150 Verza 2025, Motor Sport Murah Meriah

Di tahun 2025 ini, Honda kembali menyapa para pencinta motor sport lewat penyegaran yang bikin penasaran. Honda CB150 Verza 2025 hadir dengan tampilan baru...
rapikan kabel udara

Ganggu Estetika dan Bahayakan Warga, Pemkot Bandung Rapikan Kabel Udara

harapanrakyat.com  - Sejak tahun 2022, Pemkot Bandung terus merapikan kabel udara sepanjang 123 kilometer. Pasalnya kabel udara yang semrawut dapat mengganggu estetika bahkan membahayakan...
Intip Spesifikasi Sharp Aquos R7s, Smartphone Premium Terbaru dengan Performa Handal dalam Genggaman

Intip Spesifikasi Sharp Aquos R7s, Smartphone Premium Terbaru dengan Performa Handal dalam Genggaman

Sharp Aquos R7s berhasil menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta teknologi di tanah air beberapa waktu lalu. Meskipun kini telah bermunculan model dan merk...
Jaga Lingkungan, DPRKPLH Minta Warga Tidak Buang Sampah Sembarangan di Alun-Alun Ciamis

Jaga Lingkungan, DPRKPLH Minta Warga Tidak Buang Sampah Sembarangan di Alun-Alun Ciamis

harapanrakyat.com,- DPRKPLH imbau para pedagang kaki lima (PKL) dan juga masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan di Alun-alun Ciamis. Tujuannya dalam rangka menjaga kenyamanan...
Isi Kandungan Surat Al Mu Min Ayat 67

Isi Kandungan Surat Al Mu Min Ayat 67

Surat Al Mu min atau yang juga kita kenal sebagai Surat Ghafir, merupakan surat ke-40 dalam Al Quran. Al Mu min ini termasuk dalam...
Apa itu Fitur Telegram Mini App. Simak Penjelasannya

Apa itu Fitur Telegram Mini App? Simak Penjelasannya

Telegram Mini App merupakan aplikasi mikro yang dirancang untuk digunakan langsung di dalam platform Telegram. Salah satu fitur utamanya adalah memungkinkan pengguna menjalankan berbagai...