harapanrakyat.com – Angka kasus stunting di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami kenaikan 1,03 persen sehingga menjadi 11,78 persen. Padahal pada tahun sebelumnya, angka tengkes di Kota Tasikmalaya sebesar 10,75 persen.
Baca Juga : Cegah Stunting, Pemkot Bandung Bakal Intervensi Calon Pengantin
Data kenaikan stunting pada periode 2024 di Kota Tasikmalaya itu tercatat dalam Sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat.
Merespons kenaikan angka stunting itu Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengeluarkan imbauan. Ia meminta seluruh kepala daerah memantau dan berinovasi untuk menurunkan angka stunting di masing-masing daerah.
“Itu kan berdasarkan perhitungan. Jadi kami terima dan sudah mengingatkan, tidak hanya untuk Kota Tasikmalaya, tapi semuanya agar memperhatikan dan mencari inovasi-inovasi (penanganan angka stunting),” kata Bey.
Menurutnya, pemerintah kabupaten/kota di Jabar bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi maupun organisasi kepemudaan untuk memantau perkembangan anak. Sehingga, program pencegahan dan penanggulangan stunting tidak hanya mengandalkan peranan dari posyandu.
Baca Juga : Atasi Potensi Stunting, KWT di Cimahi Inovasi Olah Makanan Berbahan Pakcoy
“Bekerjasama dengan kampus, organisasi kepemudaan yang bisa memantau perkembangan anak-anak. Jangan sampai hanya menunggu ke posyandu, asupannya harus diperhatikan betul,” tuturnya.
Tak hanya Bey, Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman turut angkat bicara mengenai kenaikan angka stunting ini. Ia menyebut kenaikan angka stunting ini menjadi perhatian bersama termasuk Pemprov Jabar.
“Saya cek ricek dulu (angka stunting di Kota Tasikmalaya). Yang jelas kalau e-PPGBM Tasikmalaya naik, harus jadi perhatian bersama termasuk kami,” kata Herman. (Reza/R13/HR Online/Editor-Ecep)