Sejarah Monumen Pers Nasional penting untuk diketahui. Pada dasarnya, tempat ini adalah museum khusus yang ada di Surakarta, Jawa Tengah. Lokasi tepatnya ada di depan bundaran Jl Gajah Mada dan Jl Yosodipuro Solo.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Pertamina dan Profil Perusahaan Singkat
Di dalamnya terdapat beragam koleksi. Koleksinya pun mencangkup benda bersejarah dan berbagai layanan lainnya. Karena hal itu, pastikan tidak melewatkan bagaimana sejarahnya.
Sejarah Monumen Pers Nasional di Awal Berdiri
Melihat situs resmi pemerintah Kota Surakarta, terungkap bahwa museum ini didirikan sejak tahun 1918. Sosok yang memprakarsai berdirinya museum ini ialah KGPAA Mangkunegara VII, Pangeran Adipati Aryo Prangwedana.
Meski sudah berdiri sejak tahun tersebut, namun rancangan gambar gedungnya sudah ia miliki pada tahun 1917. Rancangannya berasal dari seorang arsitek asli Wonosobo yang bernama Mas Aboekasan Atmodirono.
Sebelum itu, gedung ini awalnya bernama Societeit Sasana Soeka. Setelah jadi museum ini, tujuannya sebagai ruang pertemuan dan balai perkumpulan.
Monumen Pers Nasional ini sendiri jadi awal sejarah lahirnya PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). PWI muncul pada 9 Februari 1946.
Awal Mula Dibuka untuk Umum
Seiring berjalannya waktu, pemerintah memutuskan untuk mengenalkan museum ini ke khalayak luas. Lebih tepatnya pada 19 Februari 1978.
Di tahun tersebut, Presiden Soeharto resmi membuka museum ini untuk umum. Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti.
Lalu di tahun 2005 sampai dengan sekarang, museum ini dikelola secara langsung oleh Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia). Saat ini pun semakin banyak masyarakat yang sudah mengenalnya.
Koleksi di Monumen Pers Nasional
Sebagai tempat pertemuan, balai perkumpulan, hingga pencetus lahirnya PWI, tentu Monumen Pers Nasional ini memiliki sejarah dan peranan penting tersendiri bagi pers. Peranannya semakin terlihat jelas apabila melihat koleksi yang ada di dalamnya. Berikut beberapa diantaranya.
Surat Kabar
Salah satu jenis koleksi yang ada di museum ini ialah surat kabar. Bukan satu atau dua saja, melainkan satu juta lebih surat kabar hingga majalah ada di museum ini.
Majalah maupun surat kabar tersebut ada sejak masa sebelum hingga sesudah revolusi. Asalnya pun dari berbagai penjuru wilayah yang ada di nusantara.
Teknologi Komunikasi dan Reportase
Selain surat kabar, di museum ini juga ada koleksi berupa teknologi komunikasi dan reportase. Koleksi tersebut mencangkup kentongan besar, telepon, pemancar, mesin ketik, sampai dengan penerbangan.
Perpustakaan
Di dalam Monumen Pers Nasional ini juga ada perpustakaan yang memiliki koleksi kaya sejarah tidak kalah lengkap. Sebut saja buku sekitar 15.000 judul.
Siapapun itu boleh mengakses maupun meminjam buku tersebut secara cuma-cuma. Hal ini karena keanggotaan perpustakaan terbuka untuk semua kalangan.
Pahatan Kepala Tokoh Bersejarah
Ketika memasuki museum ini, siapa saja juga bisa melihat koleksi berupa pahatan kepala dari tokoh-tokoh bersejarah. Tokoh-tokoh tersebut memiliki peranan penting tersendiri dalam bidang jurnalisme di tanah air.
Baca Juga: Sejarah Konfrontasi Indonesia Malaysia, Jejak Kelam Dua Negara
Adapun tokohnya seperti halnya Sam Ratulangi, Tirto Adhi Soerjo, Ernest Douwes Dekker, hingga Djamaluddin Adinegoro. Pahatan kepala tokoh bersejarah tersebut ada di ruang depan utama.
Fakta Menarik Monumen Pers Nasional
Selain kaya sejarah, Monumen Pers Nasional juga memiliki berbagai fakta menarik yang tidak kalah penting untuk kita ketahui secara lebih dekat. Berikut sejumlah faktanya.
Warisan Cagar Budaya
Salah satu fakta menarik yang berkaitan dengan museum ini ialah jadi warisan cagar budaya di Solo. Hal ini karena tempat wisata tersebut memiliki sejarah panjang tentang perkembangan pers nasional yang ada di tanah air. Fakta ini sendiri terungkap lewat akun Instagram @sisiplusbykatadata.
Berkaitan dengan PWI
Fakta ini sebenarnya sudah kita singgung pada pembahasan soal sejarah Monumen Pers Nasional tadi. Lewat akun Instagram @beraupost, semakin terlihat jelas bahwa museum ini ada kaitannya dengan PWI.
PWI merupakan salah satu induk organisasi wartawan yang ada di tanah air. Mengetahui hal itu, siapa saja memang bisa merasakan nuansa yang khas saat mendatangi bangunan ini.
Baca Juga: Petilasan Dampu Awang, Menelusuri Jejak Sejarahnya
Setelah simak uraian di atas, pasti bisa mengetahui bagaimana sejarah Monumen Pers Nasional yang ada di tanah air. Bangunan ini tidak hanya unik dan melegenda, melainkan juga bersejarah. Jangan hanya mengetahui bagaimana sejarahnya saja, namun tak ada salahnya juga jika ikut mengunjunginya. (R10/HR-Online)