Risiko usaha kontrakan sangat beragam, seperti dalam bisnis lainnya. Memahami risiko-risiko yang mungkin Anda hadapi dapat membantu dalam mengatasinya dengan lebih baik.
Baca Juga: Usaha Kayu yang Menguntungkan, Jenis, Tips, Hingga Risikonya
Bisnis kontrakan banyak orang lakukan di daerah perkotaan oleh masyarakat. Hal ini menawarkan peluang usaha besar namun juga menghadirkan risiko yang signifikan. Pemilik bisnis harus siap menghadapi berbagai aspek seperti risiko hukum, finansial, dan operasional.
Risiko Usaha Kontrakan dari Segi Finansial
Masyarakat milenial saat ini banyak memilih berbagai jenis investasi bisnis, termasuk bisnis kontrakan, sebagai salah satu pilihan utama. Bisnis properti ini menjanjikan keuntungan yang menarik dan menjadi cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Namun, seperti halnya dalam bisnis lainnya, bisnis kontrakan juga menghadirkan risiko yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mempelajari dengan baik berbagai tingkat risiko yang mungkin terjadi sebelum terjun ke dalamnya.
Untuk mengantisipasi dan mengelola risiko, terutama dari segi finansial, dalam menjalankan bisnis kontrakan, pemilik bisnis perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
Risiko Perawatan dan Perbaikan Bangunan
Bisnis kontrakan menjanjikan potensi keuntungan yang menarik. Akan tetapi bisnis ini juga menghadirkan risiko usaha kontrakan yang perlu Anda perhatikan, seperti risiko perawatan dan perbaikan bangunan.
Kerusakan ini dapat terjadi karena penggunaan sehari-hari oleh penyewa, seperti kerusakan pada cat, lantai, atau kebocoran air. Selain itu, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau angin kencang juga dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan tersebut.
Biaya perbaikan akibat kerusakan yang tak terduga dapat menjadi mahal dan mengganggu arus kas bisnis. Terutama karena fluktuasi harga bahan bangunan yang dapat meningkatkan biaya perbaikan.
Untuk mengantisipasi hal ini, sebaiknya Anda menyiapkan dana cadangan khusus untuk biaya perbaikan yang tak terduga. Selain itu, menggunakan bahan bangunan yang tahan lama dan berkualitas dapat membantu meminimalkan risiko kerusakan yang sering terjadi.
Dengan memahami risiko finansial yang mungkin timbul, pemilik kontrakan dapat meningkatkan kesuksesan bisnis mereka. Hal ini penting untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang stabil dan berkelanjutan, dengan mengelola risiko secara efektif dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat.
Risiko Keterlambatan Pembayaran
Salah satu risiko usaha kontrakan adalah keterlambatan pembayaran sewa. Keterlambatan ini dapat mengganggu arus kas dan menyulitkan pemenuhan kewajiban keuangan, seperti pembayaran cicilan kredit atau tagihan lainnya.
Jika penyewa gagal membayar sewa sama sekali, hal ini dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan dan kerugian finansial yang signifikan. Untuk mengurangi risiko ini, penting untuk melakukan proses seleksi penyewa yang cermat.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penyewa memiliki kemampuan finansial yang memadai untuk membayar sewa tepat waktu. Penting untuk berkomunikasi dengan jelas kepada penyewa mengenai ekspektasi pembayaran sewa dan konsekuensi dari keterlambatan.
Baca Juga: Peluang Usaha Tas Rajut, Ide Bisnis Modal Kecil Risiko Rendah
Sebaiknya membuat kontrak sewa yang terperinci dan jelas. Sehingga para penyewa memahami dengan baik kewajiban dan hak mereka, termasuk kewajiban untuk membayar sewa tepat waktu.
Hal ini membantu memastikan bahwa para penyewa memiliki pemahaman yang baik tentang kontrak mereka dan meminimalkan risiko terjadinya keterlambatan pembayaran sewa.
Risiko Tidak Memiliki Penyewa
Salah satu risiko finansial dalam usaha kontrakan adalah ketika tidak ada penyewa yang menyewa unit. Hal ini berarti pemilik bisnis tidak akan mendapatkan pendapatan dari uang sewa.
Selain itu, meskipun tidak ada penyewa, biaya operasional tetap harus ditanggung, seperti pajak properti dan biaya perawatan properti. Hal ini menambah beban finansial tanpa adanya pendapatan yang mengimbangi, sehingga menjadi pertimbangan penting dalam mengelola bisnis kontrakan.
Ketika properti kontrakan tidak ada yang menyewa, ini bisa menyebabkan kesulitan keuangan yang signifikan. Selain tidak menghasilkan pendapatan sewa, nilai aset properti juga dapat menurun seiring waktu.
Kondisi ini membuat sulitnya menemukan pembeli potensial jika Anda ingin menjual properti tersebut. Kekurangan pendapatan dari sewa juga dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar.
Terutama karena biaya pembangunan properti yang tinggi tidak diimbangi dengan pendapatan yang dihasilkan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan risiko ini dengan baik dalam manajemen dan pengembangan bisnis kontrakan.
Tingkat Risiko Usaha Kontrakan Vs Apartemen
Salah satu risiko utama dalam bisnis kontrakan adalah keterlambatan pembayaran oleh penyewa, yang dapat menyulitkan pemenuhan kewajiban keuangan. Secara umum, bisnis kontrakan cenderung memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada bisnis apartemen.
Hal ini terjadi akibat rentannya bisnis kontrakan terhadap risiko seperti keterlambatan pembayaran sewa, kerusakan properti, tingkat hunian yang rendah, dan potensi sengketa hukum.
Baca Juga: Kenali Proses Manajemen Risiko Perusahaan dan Antisipasinya
Tingkat risiko usaha kontrakan dan sejenisnya dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi properti, kondisi properti, profil penyewa, dan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dengan matang strategi bisnis dan tingkat risiko yang mungkin Anda hadapi sebelum memulai atau mengembangkan bisnis kontrakan. (R10/HR-Online)