Petilasan Dampu Awang dapat menjadi wisata religi yang layak untuk kita kunjungi. Indonesia kaya akan cerita rakyat dan sejarah yang tersebar di berbagai pelosok. Salah satu cerita menarik adalah tentang Petilasan ini yang terletak di Desa Sudimampir, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.
Baca Juga: Kapten Harun Kabir, Pahlawan dengan Kisah Heroik
Terkenal karena menjadi tempat tinggal sementara Mbah Fanani, seorang ‘petapa’ dari Dieng. Petilasan ini membuat banyak orang penasaran tentang siapa sebenarnya Dampu Awang. Mari kita telusuri jejak sejarah dan legenda yang menyelimuti tempat ini.
Petilasan Dampu Awang dan Sejarahnya
Menurut juru kunci petilasan di Indramayu, Dampu Awang adalah mertua dari Prabu Siliwangi. Ia adalah sosok penting dalam legenda Jawa, yang terkadang disamakan dengan tokoh Cheng Ho (Zheng He), laksamana terkenal dari Tiongkok.
Namun, ada banyak versi cerita tentang siapa sebenarnya Dampu Awang ini. Dampu Awang terkenal sebagai seorang pedagang Tionghoa yang beragama Islam dalam cerita rakyat.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia juga seorang panglima perang dan nakhoda kapal. Nama Dampu Awang muncul dalam berbagai cerita di daerah Jawa, terutama di pesisir utara Jawa Tengah.
Legenda dan Mitos Dampu Awang
Cerita rakyat yang paling terkenal tentang Petilasan Dampu Awang adalah kisah tentang Gunung Perahu di Kedu. Menurut legenda, gunung tersebut adalah penjelmaan dari kapal besar milik Dampu Awang.
Di Lasem, ada cerita mengatakan bahwa Dampu Awang berusaha meminang adik Sunan Bonang dengan syarat membuat perahu terbang. Setelah berhasil, Sunan Bonang merasa tersaingi dan menjatuhkan perahu tersebut dengan sumpit saktinya.
Layar perahu itu kemudian menjadi Gunung Layar, dan jangkarnya jatuh di pantai Rembang. Selain itu, terdapat tokoh yang terkenal sebagai Juragan Dampu Awang dalam reog Ponorogo dan permainan topeng Kediri.
Dalam tradisi ini, Dampu Awang digambarkan sebagai sosok dengan topeng berhidung merah panjang dan bersenjata cambuk. Sosok inilah yang menambah warna pada cerita rakyat tentangnya.
Dampu Awang dan Prabu Siliwangi
Hubungan antara Dampu Awang dan Prabu Siliwangi juga menarik untuk kita simak. Naskah “Cerita Purwaka Caruban Nagari” menyebutkan bahwa Nyai Aci Putih, istri Prabu Siliwangi, adalah putri dari Dampu Awang.
Ini mengukuhkan posisi Dampu Awang sebagai mertua dari raja terkenal Kerajaan Pajajaran tersebut. Selain itu, ada juga kisah tentang Nyai Lara Badaya, cucu Dampu Awang yang pergi ke Cempa dan belajar agama Islam dari Maolana Ibrahim Akbar.
Petilasan Dampu Awang di Indramayu
Petilasan ini terletak di Desa Sudimampir, Indramayu, menjadi tempat yang menarik perhatian sejak Mbah Fanani pindah ke sana. Di petilasan ini terdapat sumur dengan lima sudut yang menghadap kiblat, yang masyarakat yakini sebagai tempat bermunajat Dampu Awang.
Baca Juga: Makam Mbah Kuwu Cirebon, Destinasi Wisata Religi Pendiri Kota ‘Udang’
Menurut Toha, pengurus petilasan, tempat ini ditemukan pada tahun 2015 dan sejak itu dibangun menjadi lebih layak dengan tambahan mushola dan tempat singgah. Ornamen hijau dan lampion Cina menghiasi petilasan yang terletak di tengah sawah warga ini.
Sumur yang ada di petilasan ini terkenal unik karena airnya sangat bersih, meskipun berada dekat dengan sungai. Keanehan lain adalah posisi sumur yang tampak ‘di atas’ sungai, menambah aura mistis dan daya tarik tempat ini.
Mitos dan Wisata Religi
Sejak petilasan ini dibuka untuk umum, banyak pengunjung datang untuk berziarah dan mengambil air dari sumur yang dianggap memiliki keajaiban. Cerita tentang orang-orang yang mengalami kecelakaan atau sakit setelah mencuri batu bata dari tempat bermunajat Dampu Awang juga menambah mistis tempat ini.
Petilasan ini semakin ramai masyarakat kunjungi setelah keberadaan Mbah Fanani masyarakat ketahui. Ribuan orang datang baik untuk wisata religi maupun untuk sekadar bertemu dan bersalaman dengan Mbah Fanani.
Pentingnya Melestarikan Warisan Budaya
Toha, pengurus petilasan, menekankan pentingnya melestarikan tempat-tempat seperti ini sebagai bagian dari warisan budaya. Ia berharap pemerintah lebih peka terhadap peninggalan nenek moyang yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi.
Petilasan Dampu Awang adalah contoh bagaimana cerita rakyat, sejarah, dan mitos dapat hidup berdampingan dan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Petilasan ini bukan hanya sekadar tempat ziarah, tetapi juga simbol kekayaan cerita rakyat dan sejarah Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Kebo Bule Surakarta, Perayaan Malam 1 Suro
Melalui cerita dan legenda yang mengelilinginya, kita dapat belajar banyak tentang masa lalu dan bagaimana budaya kita terbentuk. Melestarikan tempat-tempat seperti Petilasan Dampu Awang ini adalah bagian penting dari menjaga identitas dan warisan budaya kita untuk generasi mendatang. (R10/HR-Online)