harapanrakyat.com – Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Baperinda) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengklaim angka kemiskinan di Kabupaten Bandung menurun. Penurunan tersebut mulai terjadi sejak 2021 hingga 2023.
Baca Juga : Manfaatkan Peluang Tingginya Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bandung, Disnaker Gelar Pelatihan Tour Guide
Kepala Baperinda Kabupaten Bandung Marlan mengungkapkan, penurunan angka kemiskinan pada 2021 sebesar 7,15 persen. Kemudian pada 2022 penurunannya sebesar 6,8 persen. Sedangkan pada 2023, penurunan angka kemiskinan mencapai 6,4 persen.
Marlan menuturkan, salah satu pendorong penurunan angka kemiskinan ini melalui adanya program strategis Bupati Bandung, Dadang Supriatna. Salah satunya melalui program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan untuk masyarakat.
“Program strategis yang digulirkan pak Bupati Bandung menjadi salah satu pendorong penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Bandung. Salah satunya melalui program dana bergulir tanpa jaminan dan tanpa bunga,” ucapnya, Rabu (3/7/2024).
Manfaat program ini, lanjut ia, salah satunya bisa membuka lapangan usaha bagi masyarakat yang memang memiliki keterampilan namun tidak memiliki modal. Dengan program ini, katanya, masyarakat dapat mendapat stimulus modal usaha sebesar Rp 2 juta yang dapat dicicil selama 1 tahun.
“Tentunya dengan program ini memberikan andil mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Bandung melalui pembukaan lapangan kerja. Para nasabah di program ini ternyata bisa mengembalikan pinjamannya dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan,” tutur Marlan.
Baca Juga : Di Kota Bandung, Keluarga Miskin Mencapai 330 Ribu, Pemkot Akui Sulit Entaskan Masalah Sosial Ini!
Saat ini, lanjutnya, BPR Kerta Raharja memberikan kebijakan untuk peminjaman kedua bisa mencapai Rp 5 juta kepada nasabah yang patuh.
Tekan Angka Kemiskinan di Kabupaten Bandung, Pemkab Siapkan Rp 70 Miliar untuk Pinjaman Bergulir
Marlan juga mengungkapkan, saat ini Pemkab Bandung mengalokasikan Rp 70 miliar untuk program dana bergulir tanpa jaminan ini. Dari alokasi anggaran itu, lanjut ia, ada yang sudah bergulir dua sampai tiga kali pinjaman oleh para debitur atau peminjam.
“Dana Rp 70 miliar itu sudah terserap masyarakat sekitar 26.000 peminjam. Rencananya Pak Bupati Bandung ingin menggenapkan alokasi itu menjadi Rp 100 miliar pada 2025 untuk program ini. Pak Bupati Bandung berharap, dengan adanya program ini turut menekan angka kemiskinan di Kabupaten Bandung,” tuturnya.
Selain meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, lanjut Marlan, program dana bergulir tanpa jaminan dan tanpa bunga ini turut memerangi menjamurnya bank emok. Selain itu pinjaman online yang sekarang cukup marak karena sangat mudah untuk mendapatkannya.
Marlan juga mengakui, banyak program di beberapa dinas di Kabupaten Bandung yang turut andil menurunkan angka kemiskinan. Salah satunya pemberian pelatihan kepada masyarakat dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru.
“Beberapa program kebijakan Pemkab Bandung melalui dinas-dinas terkait juga turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung. Akhirnya, angka kemiskinan pun terus mengalami penurunan,” ujarnya. (Ecep/R13/HR Online)