harapanrakyat.com,- Pengamat Sosial dan Politik Ciamis, Endin Lidinilah menyoroti terkait adanya orang tua salah satu siswa yang meraih dua medali emas di ajang O2SN tingkat Jawa Barat yang merasa tidak difasilitasi.
Menurut Endin, meskipun Dinas Pendidikan Ciamis berargumen kalau hal tersebut adalah miskomunikasi. Namun ia menilai justru karena adanya miskomunikasi itu menunjukan kurangnya atensi dan komunikasi.
Padahal, kata Endin, beberapa waktu lalu peristiwa tersebut hampir bersamaan dengan keberhasilan Dinas Pendidikan Ciamis meraih penghargaan. Bahkan dari Kemendikbud Ristek berupa Anugerah Merdeka Belajar tahun 2024.
Baca juga: Disdik Ciamis Torehkan Prestasi Raih Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar
“Namun penghargaan tersebut tertampar oleh keluhan orang tua salah seorang siswa peraih 2 medali emas O2SN tingkat Jawa Barat yang merasa tidak difasilitasi. Maka dari itu, kalau bangga ya kita hargai, harus bisa menghargai,” ucapnya, Jumat (12/7/24).
Saran untuk Disdik Ciamis
Menurut Endin, kebanggaan akan raihan penghargaan tersebut, itu adalah hal wajar. Sebab, Dinas Pendidikan Ciamis sejak masa kepemimpinan Asep Saeful Rahmat sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan Ciamis.
Khususnya, lanjut Endin, terkait transformasi pembelajaran, mulai dari pengembangan kurikulum yang lebih relevan dan adaptif. Selain itu, juga penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar, hingga pelatihan dan pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan.
“Penghargaan kategori Transformasi Pembelajaran dari Kemendikbud Ristek itu sejatinya baru kita bilang berharga kalau bisa kita buktikan dengan prestasi para siswanya sebagai output dari proses pembelajaran tersebut,” tuturnya.
Karena suatu keniscayaan, Dinas Pendidikan Ciamis merencanakan dan menganggarkan penghargaan yang layak kepada siapapun yang berprestasi. Baik itu dari siswa, pendidik, tenaga pendidik dan masyarakat yang mempunyai prestasi dalam pendidikan.
“Karenanya persentase anggaran Dinas Pendidikan jangan pembangunan yang mendominasi, atau rehab fisik bangunan. Akan tetapi kepada pengembangan SDM baik siswa, guru maupun tenaga pendidik. Sebab, urusan bangun rehab itu serahkan saja ke Dinas PUPR,” ucap Endin.
Endin menambahkan, kemudian dengan banyaknya kekerasan seksual di lingkungan Pendidikan Ciamis juga menjadi tantangan agar di tahun berikutnya bisa meraih penghargaan serupa.
“Akan tetapi dalam kategori Transformasi Pengelolaan Pendidikan terkait dukungan regulasi dan pembentukan satuan tugas dan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), serta aksi nyata pencegahan kekerasan di satuan pendidikan,” pungkasnya. (Feri/R6/HR-Online)