Makam Mbah Kuwu Cirebon merupakan salah satu destinasi wisata religi di kota ini. Mbah Kuwu Cirebon juga dapat kita sebut sebagai Mbah Kuwu Sangkan. Menurut sejarahnya, beliau merupakan pendiri kota Cirebon.
Baca Juga: Sejarah Konferensi Malino, Latar Belakang Konflik dan Hasilnya
Indonesia, dengan kekayaan budayanya yang melimpah, memiliki berbagai jenis wisata, salah satunya adalah wisata religi. Wisata ini sangat populer di Indonesia, terutama karena masyarakatnya yang memegang teguh kepercayaan religius. Baik dalam berdoa maupun dalam memilih lokasi untuk berdoa.
Makam Mbah Kuwu Cirebon dan Sejarahnya
Meskipun sering terkait dengan hal mistis, wisata religi tetap menjadi favorit, khususnya bagi masyarakat yang menghargai nilai-nilai religius. Salah satu destinasi wisata religi yang terkenal adalah Keramat Talun Pangeran Cakrabuana, yang terkenal sebagai Mbah Kuwu Sangkan.
Wisata religi ini merupakan petilasan sekaligus makam keramat Mbah Kuwu Sangkan. Lokasinya berada di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Wisata religi ini termasuk dalam pariwisata budaya, inilah yang membuatnya menarik. Wisata ini juga memiliki arsitektur yang unik dengan ciri khas batu bata berwarna merah.
Sejarah Mbah Kuwu Sangkan
Menurut Drs. Sukardi Hariri, atau biasa dipanggil Ustadz Hariri atau Mama Yiyi, yang merupakan pengelola sekaligus ahli sejarah wisata religi Keramat Talun, sejarah Makam Mbah Kuwu Cirebon sangat berkaitan erat dengan sejarah Cirebon.
Mbah Kuwu Sangkan atau Pangeran Cakrabuana adalah pendiri kota Cirebon. Beliau yang membangun Cirebon dari sisi ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hingga agama, khususnya Islam.
Beliau merupakan anak dari Nyi Subang Larang dan Prabu Siliwangi IX. Namanya adalah Pangeran Walangsungsang saat di Kerajaan Pajajaran. Dalam memperdalam ilmu agama Islamnya, Pangeran Walangsungsang keluar dari Istana Pajajaran, berkelana, dan akhirnya menetap di Cirebon.
Mbah Kuwu Cirebon memiliki dua saudara, mereka adalah Prabu Kian Santang dan Nyi Rara Santang. Beliau menikahi Nyi Endang Geulis, putri dari gurunya Danuwarsih.
Beliau memiliki seorang putri bernama Nyi Mas Pakungwati. Nyi Mas Pakungwati kemudian menikah dengan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati, anak dari Nyi Rara Santang.
Peran dalam Pendirian Cirebon
Keraton Pakungwati berdiri ketika ibu kota Kerajaan Cirebon pindah ke Lemah Wungkuk sesuai dengan nama putri Pangeran Cakrabuana. Dalam membangun Cirebon, Mbah Kuwu Sangkan mendirikan Padukuhan Cirebon.
Inilah yang menjadi asal mula nama Grage, Cirebon, bisnis terasi, dan lain sebagainya. Mbah Kuwu Sangkan tidak menggali ilmu agama Islam sendirian, melainkan bersama adiknya, Nyi Rara Santang.
Baca Juga: Sejarah Monumen Rawagede, Saksi Kekejaman Belanda
Mereka berguru hingga kepada Syekh Nurul Djati. Mbah Kuwu Sangkan mendapat gelar Ki Somadullah, yang berarti orang yang ahli dalam ilmu agama Islam. Menurut sumber setempat, Mbah Kuwu Sangkan adalah pendiri Keraton Cirebon. Lalu, ditingkatkan statusnya menjadi kesultanan oleh Sunan Gunung Djati, menantu sekaligus keponakannya.
Keramat Talun dan Filosofi Patung
Keramat Talun atau makam Mbah Kuwu Cirebon memiliki dua patung di depan gerbangnya, yaitu patung kerbau dan harimau. Patung kerbau melambangkan kebo bule, hewan peliharaan Mbah Kuwu Sangkan. Sementara itu, patung harimau melambangkan Prabu Siliwangi, ayah Mbah Kuwu Sangkan, yang pemberani dan tidak terkalahkan.
Kegiatan rutin di Keramat Talun meliputi ziarah makam yang berisi tahlilan, mengaji, dan berdoa. Nama Talun berasal dari kata Arab “Tahlilun” atau Tahlil. Banyak yang percaya bahwa berdoa di Keramat Talun akan lebih cepat dikabulkan oleh Tuhan YME. Hal ini terutama pada malam Jumat Kliwon dan malam 1 Suro atau 1 Muharram.
Keunikan
Di lokasi Makam Mbah Kuwu Cirebon juga menawarkan souvenir berupa buku-buku sejarah tentang Mbah Kuwu Sangkan dan asal-usul Cirebon. Namun, masih terdapat beberapa kekurangan seperti faktor kebersihannya yang kurang terjaga. Untuk fasilitas juga kurang memadai dan masih banyak pengemis yang mengganggu pengunjung.
Ustadz Hariri berharap generasi muda lebih memahami sejarah Indonesia, khususnya sejarah Keramat Talun Mbah Kuwu Sangkan. Karena beliau yang berjasa dalam membangun Cirebon dan memiliki hubungan dengan kerajaan besar seperti Kerajaan Pajajaran.
Baca Juga: Sejarah Prasasti Jambu, Warisan Budaya Kerajaan Tarumanegara
Itulah Makam Mbah Kuwu Cirebon atau Keramat Talun yang dapat kita pelajari sejarahnya. Keramat Talun menjadi tempat yang memiliki nilai sejarah dan religius yang tinggi. Tempat ini tidak hanya menjadi tempat ziarah tetapi juga tempat belajar sejarah dan budaya bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. (R10/HR-Online)