harapanrakyat.com – Mendagri Tito Karnavian meminta jajaran pemerintahan di Jawa Barat bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Walaupun, realisasi pendapatan Jabar relatif baik dengan 44,84 persen sehingga melebihi capaian nasional yang hanya 38,15 persen.
Baca Juga : Infrastruktur Strategis Berperan Penting Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat
“Realisasi pendapatan Jawa Barat relatif cukup bagus semua. Cukup bagus di atas nasional,” kata Tito di Gedung Sate, Jumat (19/7/2024).
Meski begitu, Tito meminta pemerintah untuk terus meningkatkan pendapatan daerah di Jawa Barat dengan menghidupkan sektor swasta agar menjadi lebih. Namun, sektor swasta itu jangan hanya menyasar pengusaha besar, tetapi juga harus melibatkan pengusaha ultra mikro. Seperti pedagang harian untuk meningkatkan pendapatan daerah.
“Menghidupkan sektor swasta, jadi bukan hanya besar dan sedang. Kemudian menengah ya. Termasuk pedagang harian ultra mikro ini. Semua kepala daerah mendorong supaya mereka bisa hidup,” ujarnya.
Tito menambahkan, pemerintah tidak boleh membuat birokrasi yang berbelit untuk perizinan pendirian usaha. Oleh karena itu, pemerintah daerah wajib menambah jumlah Mal Pelayanan Publik (MPP) serta memberikan akses ke perbankan. Hal itu dalam mendorong pendapatan di Jawa Barat.
“Bank daerah Jawa Barat ini salah satu bank yang paling sehat di Indonesia. Otomatis bisa menjadi peluang untuk memberikan kredit dengan biaya (bunga) ringan kepada yang kurang mampu,” tuturnya.
Baca Juga : Sektor Pariwisata Dorong Multiplier Effect Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat
Apabila, sektor riil swasta sudah hidup, Tito optimistis retribusi dan pendapatan dari pajak di Jawa Barat, akan meningkat. Hal itu pun berdampak pada peningkatan PAD. Mengingat, hanya PAD dari Pemprov Jabar dan Pemkot Bekasi yang bisa melebihi dana transfer dari pemerintah.
Efisiensi Dana Daerah Jawa Barat Dorong Peningkatan Pendapatan
Selain itu, kata Tito, jika pemerintah daerah hanya mengandalkan dana transfer dari pemerintah pusat, maka akan habis oleh gaji pegawai dan lain-lainnya. Sehingga, pemerintah daerah harus mengefisienkan dana daerah untuk pembangunan di daerah.
Dia menyebut uang yang beredar di masyarakat akan menjadi daya dorong bagi swasta serta memperkuat daya beli masyarakat. Mengingat, daya beli masyarakat akan meningkatkan konsumsi rumah tangga yang bisa memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, pendapatan daerah di Jawa Barat pun akan meningkat.
“Angka konsumsi rumah tangga itu kontributor utama angka pertumbuhan, kalau konsumsi rumah tangganya turun maka pertumbuhan ekonominya melambat,” katanya. (Reza/R13/HR Online/Editor-Ecep)