harapanrakyat.com,- Kisah inspiratif datang dari warga Dusun Cibentang, Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, yang sukses budi daya ikan nila.
Ia adalah Aris Ginanjar, yang saat ini sukses membudidayakan ikan nila dengan cara bioflok. Dalam satu kali panen ia bisa menghasilkan ikan sebanyak 2 kuintal lebih.
Pemilik budi daya ikan nila, Aris Ginanjar mengatakan, ketertarikannya untuk membudidayakan ikan nila dengan cara bioflok berawal saat mengunjungi kolam ke luar wilayah Kota Banjar.
Meskipun tidak memiliki basic di dunia perikanan, ia mempunyai rasa penasaran dan ingin mencoba untuk memulainya.
“Walaupun basic saya bukan di perikanan tapi penasaran dan suka dengan bentuk kolamnya bundar,” kata Aris Ginanjar, Selasa (2/7/2024).
Aris mulai menekuni budi daya ikan nila sejak awal tahun 2022. Awalnya Aris masih mempunyai dua kolam bioflok.
“Seiring berjalannya waktu alhamdulillah bertambah dan bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan bagi keluarga,” terangnya.
Baca Juga: Mengintip Budi Daya Madu Trigona di Putra Galuh Farm Kota Banjar, Bisa Hasilkan Cuan
Dalam perjalanannya, merintis usaha tersebut mengalami jatuh bangun. Namun hal itu tidak membuatnya menyerah begitu saja.
Aris sekarang sudah memiliki 27 kolam bioflok dengan jenis ikan nila bermacam-macam. Mulai dari sultana, nirwana, dan lainnya.
“Dalam segi usaha itu pasti ada proses jatuh bangun, yang penting kita mempunyai rasa tanggung jawab, disiplin yang kuat, kemauan, dan jangan putus asa,” jelasnya.
Kebutuhan Pasar Ikan Nila di Kota Banjar Mencapai 3 Ton Per Hari
Selain memiliki ketertarikan, Aris melihat peluang usaha yang sangat besar. Hal itu dilihat dari kebutuhan pasar untuk ikan nila di Kota Banjar, ini mencapai 3 ton per harinya.
“Melihat pangsa pasar di Kota Banjar, kebutuhan per hari itu sebanyak 3 ton,” paparnya.
Saat ini, kebutuhan ikan nila untuk Kota Banjar masih dipasok dari luar daerah, seperti dari Cirata dan Jatiluhur. Ia pun mengaku belum bisa memenuhi kebutuhan pasar karena masih melayani di lingkungan sekitar.
“Kebutuhan ikan nila masih tetap kurang, dan saya juga dari 27 kolam ini belum bisa mensuport ke pasar,” ungkapnya.
Aris menambahkan, idealnya ikan nila yang di budi dayakan dengan cara bioflok bisa dipanen 3 atau 4 bulan. Dalam satu kali panen ia bisa menghasilkan 2 kuintal ikan.
“Di sini ada berbagai macam ukuran kolam, kalau yang diameter 3 itu satu kolam kapasitas 650 ekor ikan bisa menghasilkan sekitar 1,5 kuintal. Kalau diameter 4 kapasitas 1.000 ikan, bisa menghasilkan 2 kuintal lebih,” imbuhnya.
Harga ikan nila cenderung lebih stabil. Ia menjual Rp 30 ribu per kilogram.
‘Untuk konsumsi itu kalau di pasar harga sekitar Rp 35 sampai 37 ribu per kilogram. Saya jual ritel per kilogram dengan harga Rp 30 ribu per kilogram,” pungkasnya.
Aris berharap, bagi para pelaku usaha budi daya ikan khususnya di Kota Banjar, bisa terus semangat dan saling bertukar pikiran jika mengalami kesulitan.
“Mudah-mudahan pembudidaya ikan di Kota Banjar lebih bersemangat, kalaupun ada kendala kita bisa bertukar pikiran. Untuk dinas terkait kita sebagai UMKM, dan ketahanan pangan mudah-mudahan bisa difasilitasi untuk pemasaran maupun bantuan yang lain untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya ikan,” tandasnya. (Sandi/R9/HR-Online/Editor-Dadang)
