harapanrakyat.com,- Ratusan warga yang berada di Lingkungan Pataruman, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat berebut aneka hasil bumi yang dibentuk gunungan saat hajat bumi, Jumat (12/7/24).
Hajat bumi yang berlangsung di sentra pengrajin bata merah tersebut begitu meriah. Apalagi warga dari berbagai kalangan dan usia merebutkan berbagai jenis makanan dan sayuran yang berbentuk gunung.
Pendiri Paguyuban Nur Suci Astudi menjelaskan, hajat bumi di wilayahnya merupakan kegiatan tahunan yang berlangsung sejak lama.
Pihaknya yang merupakan inisiator kegiatan yang berlangsung tiap bulan muharram tersebut berharap mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
“Ini sebagai bentuk syukur kami atas nikmat dari Allah SWT. Dengan kebersamaan ini, apalagi ada kegiatan sosial seperti khitanan massal, santunan yatim piatu dan lainnya, semoga ke depannya kita mendapatkan keberkahan,” kata Astudi.
Makna Tradisi Hajat Bumi di Pataruman
Gunungan yang berisi aneka sayuran dan umbi-umbian itu, sambungnya, pihaknya menyebut Ngarongkang Dongdang. Selain warga berebut hasil bumi tersebut, juga beramai-ramai mengambil cai kahuripan.
“Ngarongkang dongdang ini maknanya Siloka. Artinya, kita menikmati hasil jerih payah, kemudian kita mensyukuri nikmat dari Allah atas apa saja yang didapat selama ini, terutama hasil bumi yang melimpah,” imbuhnya.
Meskipun sudah berlangsung sekitar 15 tahun lamanya, pihaknya akan terus berusaha melestarikan tradisi tersebut. Apalagi di dalamnya berisi kegiatan positif dan berdampak ke masyarakat.
“Bahkan kita ada pentas seni budaya Sunda yang mana semuanya dari kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Nana Suryana yang merupakan tokoh masyarakat dan juga Mantan Wakil Wali Kota Banjar mengapresiasi tradisi hajat bumi di Pataruman tersebut.
Menurutnya, tradisi yang berlangsung di masyarakat perlu dilestarikan keberadaannya. Apalagi seperti Paguyuban Nur Suci ini selain sudah belasan tahun mempertahankan kegiatan setiap Muharram, juga mengembangkan bakat masyarakat di bidang kesenian.
“Ini luar biasa sekali. Soalnya, yang ada di sini bukan dari mana-mana, tapi hasil kreativitas masyarakat sini, seperti adanya penampilan seni. Mereka itu berlatih secara mandiri dan kemudian tampil di acara ini. Saya sangat mengapresiasi,” katanya. (Muhlisin/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)