harapanrakyat.com,- Hindari lahan sawah kekeringan, puluhan petani di Desa Bangunsari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, membendung Sungai Citalahab.
Baca Juga: Antisipasi Musim Kemarau, Ini Arahan Distan Ciamis untuk Petani
Pembendungan Sungai Citalahab yang dilakukan secara swadaya itu bertujuan agar ratusan hektar area persawahan milik petani bisa teraliri air, dan berharap mampu menunjang kegiatan penanaman padi.
Kepala Desa Bangunsari Subhan Hadi Suroso mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan agar petani di wilayah Bangunsari bisa menggarap sawah yang saat ini sudah kekeringan.
“Petani disini memanfaatkan Sungai Citalahab untuk sarana pengairan sawah. Maka dari itu, hari ini petani membuat bendungan secara swadaya,” katanya, Rabu (24/07/2024).
Menurut Subhan, Sungai Citalahab saat ini masih menyisakan air yang lumayan banyak, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pengairan lahan persawahan.
“Mengingat saat ini petani sedang melaksanakan kegiatan penanaman padi, maka mereka sepakat untuk membuat bendungan agar air bisa dialirkan langsung ke area persawahan. Mudah-mudahan dengan pembendungan ini area persawahan bisa teraliri, serta petani bisa menanam padi,” harapnya.
Subhan menyebutkan, upaya hindari lahan sawah kekeringan, maka dengan membendung Citalahab, rencananya air akan dialirkan ke lahan seluas 200 hektar. Pihaknya berharap semuanya bisa terairi.
Baca Juga: Kacang Hijau Jadi Obat Duka Petani di Kutawaringin Ciamis yang Gagal Panen Padi
Lahan Sawah Kekeringan di Pamarican Ciamis Capai 1.573 Hektar
Hamparan sawah yang membentang luas di wilayah Kecamatan Pamarican merupakan sawah produktif. Yang mana terdapat saluran irigasi terbentang melintasi kawasan pesawahan.
Meski begitu, tidak semua area persawahan di Pamarican bisa mulus melaksanakan musim tanam ketika musim kemarau, atau saat cuaca tidak menentu.
Berdasarkan data petugas Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pamarican, tercatat saat ini ada 1.573 hektar lahan sawah yang tidak dapat ditanami padi akibat kemarau.
“Di Pamarican ini ada lahan persawahan seluas 2.916 hektar. Dari luas tersebut, 2.302 hektar diantaranya saat ini bisa ditanami padi, dan 1.573 hektar tidak atau belum bisa ditanami. Serta 42 hektar ditanami tumbuhan lain atau palawija,” kata Koordinator BPP Pamarican Ani Alviah.
Jadi saat ini lebih banyak lahan yang tidak atau belum ditanami padi. Dengan adanya perubahan cuaca yang tidak menentu, pihaknya mengimbau kepada seluruh petani untuk bisa mensiasati agar lahan sawah tidak kekeringan. Sehingga petani tetap bisa produktif meski tidak ada air.
Selain itu, lanjut Ani, bagi kelompok tani yang memiliki lahan pertaniannya dekat dengan sumber air, diharapkan bisa menerjunkan pompanisasi.
“Sedangkan, untuk yang benar-benar tidak ada sumber air, kami berharap petani bisa beralih ke tanaman palawija,” katanya.
Ani juga menjelaskan, meski di Pamarican terdapat saluran irigasi. Namun, sebagian lokasi pertanian merupakan sawah tadah hujan yang sering dilanda kekeringan.
“Sawah di Kecamatan Pamarican ini tidak semuanya bisa teraliri oleh irigasi. Jadi yang sekarang tidak bisa tanam itu merupakan lahan yang tidak teraliri irigasi atau sawah tadah hujan,” terangnya.
Baca Juga: 60% Lahan Pertanian Milik Warga Luar Jadi Kendala Pemdes Pamarican Ciamis Pungut Pajak PBB
Ani menambahkan, ada pula yang memiliki saluran irigasi namun air dari irigasi itu tidak mampu mencukupi kebutuhan. Sehingga lahan sawah mengalami kekeringan dan petani tidak bisa menanam padi. (Suherman/R3/HR-Online/Editor: Eva)