Hadits tentang hutang dapat kita semua pelajari bagi seorang Muslim. Hutang merupakan salah satu hal yang boleh Anda lakukan dalam Islam. Akan tetapi, hutang juga membawa konsekuensi yang sangat serius jika tidak ditunaikan dengan benar.
Baca Juga: Ciri-ciri Orang Munafik Berdasarkan Al Quran dan Hadist
Dalam ajaran Islam, hutang tidak hanya berdampak pada kehidupan di dunia, tetapi juga mempengaruhi kehidupan di akhirat. Allah SWT telah memberikan peringatan tentang hutang melalui wahyu-Nya. Nabi Muhammad SAW juga telah menyampaikan berbagai hadits yang mengingatkan kita tentang pentingnya melunasi hutang.
Hadits tentang Hutang Piutang dalam Islam
Terdapat beberapa hadist yang membahas tentang masalah ini. Antara lain adalah sebagai berikut:
Allah SWT akan Membantu Jika Anda Memang Berniat Melunasi
Dalam sebuah hadits, Allah SWT akan membantu seorang muslim yang berniat melunasi hutangnya. Namun, jika niatnya tidak baik, maka Allah akan merusak orang tersebut. Hadits tentang hutang ini Ibnu Majah riwayatkan:
“Siapa saja yang mengambil harta orang lain (berhutang) seraya bermaksud untuk membayarnya, maka Allah akan (memudahkan) melunasinya bagi orang tersebut. Dan siapa saja yang mengambilnya seraya bermaksud merusaknya (tidak melunasinya), maka Allah akan merusak orang tersebut.” (HR. Ibnu Majah).
Dosa Tidak Akan Diampuni Meski Mati Syahid
Dosa karena hutang sangat berat, bahkan jika seseorang mati syahid, dosanya tidak terampuni jika masih memiliki hutang. Hadits tentang hutang ini diriwayatkan oleh Ahmad:
“Dalam urusan hutang, demi Zat yang menggenggam jiwa Muhammad, seandainya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi di jalan Allah, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi di jalan Allah, kemudian hidup lagi, tetapi ia memiliki tanggungan hutang, maka ia tidak akan masuk surga sampai melunasi hutangnya.” (HR. Ahmad).
Azab untuk Orang yang Enggan Membayar Utangnya
Mengutip dari buku “Berdamai dengan Kematian” karya Komaruddin Hidayat, berikut ini adalah beberapa azab bagi orang yang enggan melunasi utangnya.
Tidak Bisa Masuk Surga
Utang akan menjadi penghalang seseorang untuk masuk surga apabila belum Anda bayarkan. Meskipun Anda mati syahid sekalipun. Hal ini Tsauban RA jelaskan dalam hadits:
“Barang siapa yang meninggal dalam keadaan terbebas dari tiga hal, yakni sombong, ghulul (khianat), dan hutang, maka ia akan masuk surga.” (HR Ibnu Majah).
Syaikh Alwi bin Abdul Qadir Assegaf menjelaskan tafsir dari hadits ini. Kalimat “barang siapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya” adalah kiasan dari kematian.
Sementara kalimat “dan ia terbebas dari tiga hal”. Ini berarti ia tidak terjerumus dalam salah satu perkara. Atau ia pernah terjerumus, namun telah bertaubat dan mengembalikan hak kepada yang berhak menerimanya.
Kalimat terakhir “ia akan masuk surga”. Sesuai dengan artinya, yaitu jika seseorang meninggal dalam keadaan belum melunasi utangnya, maka ia tidak akan masuk surga.
Hadits lain dari Abdullah bin Amr bin Ash juga menyatakan:
“Seorang yang mati syahid akan diampuni segala dosa-dosanya, kecuali utang.” (HR Muslim).
Nasibnya Tergantung Saat di Akhirat
Orang yang berutang dan tidak melunasinya akan menghadapi ketidakpastian nasib di akhirat, entah itu surga atau neraka. Rasulullah SAW bersabda:
“Jiwa (ruh) orang mukmin itu tergantung oleh utangnya sampai utangnya itu lunas.” (HR Ahmad no. 10599, Ibnu Majah no. 2413, dan Tirmidzi no. 1078, 1079. Hadits ini dinilai shahih oleh Syekh Al-Albani).
Pahalanya Allah Ambil untuk Membayar Utang
Pahala orang yang meninggal tanpa melunasi utang akan Allah ambil untuk membayarnya. Hadits tentang hutang menyebutkan:
“Barangsiapa meninggal sementara ia mempunyai tanggungan hutang satu dinar atau satu dirham, maka akan diganti dari pahala kebaikannya pada hari yang dinar dan dirham tidak berguna lagi.” (HR Ibnu Majah).
Dalam Islam, kita tidak bisa menganggap enteng perkara hutang ini. Meskipun boleh, mengingkari atau lalai dalam melunasi hutang membawa konsekuensi yang berat, baik di dunia maupun di akhirat.
Adab dalam Berhutang
Dalam Islam, adab berhutang sangat penting untuk kita pegang teguh. Pertama, berhutang haruslah untuk keperluan yang benar-benar kita butuhkan, bukan untuk kemewahan. Selanjutnya, patuhi perjanjian dengan pemberi hutang dalam hal waktu dan jumlah yang harus Anda kembalikan.
Janganlah menunda pembayaran jika sudah mampu melunasinya. Selain itu, tunjukkan rasa terima kasih dan jujur dalam menyelesaikan hutang, menjaga nama baik dan integritas. Nah, jika menghadapi kesulitan, segera komunikasikan kepada pemberi hutang untuk mencari solusi bersama.
Adab berhutang memastikan bahwa hubungan antara pemberi dan penerima hutang berjalan dengan baik, dan menghindari konflik atau ketidaknyamanan yang tidak kita inginkan.
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW telah memberikan peringatan yang jelas melalui wahyu dan hadits tentang hutang. Bagi seorang muslim, penting untuk selalu berniat baik dan berusaha keras untuk melunasi hutangnya. Hal ini tentu agar terhindar dari azab dan dosa yang sangat berat. (R10/HR-Online)