harapanrakyat.com – Dinas Perhubungan Jawa Barat melibatkan pelajar menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas dan angkutan jalan. Dishub Jabar pun akan meramu inovasi dari anak muda itu menjadi sebuah inovasi agar masyarakat semakin peduli terhadap keselamatan berlalu lintas.
Baca Juga : Benarkah BRT Bakal Mematikan Kehadiran Angkot? Ini Upaya Pemerintah Kota Bandung
“Jadi anak-anak yang generasi Z ini melihat keselamatan angkutan lalu lintas seperti apa. Jadi kami bisa menerapkan untuk penguatan kesadaran generasi muda tentang keselamatan. Kami akan melibatkan generasi muda ini menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas,” kata Kadishub Jabar, Koswara di Kota Bandung, (30/7/2024).
Menurutnya, masyarakat yang hendak berkendara tidak hanya membutuhkan SIM. Melainkan pengetahuan yang lengkap tentang aspek-aspek yang berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Misalkan, kondisi geometris jalan, cuaca, demografi, dan sebagainya.
“Kami melihat mereka punya potensi untuk memahami itu dengan persepsi anak-anak muda sekarang, generasi Z. Saya kira itu bagus, ada yang tidak terpikirkan oleh kami,” tuturnya.
Koswara menilai kreativitas dari sudut pandang anak-anak muda ini bisa menjadi bahan untuk merumuskan solusi keselamatan berlalu lintas. Sehingga, pemerintah dapat mengembangkan kreativitas yang muncul dari anak-anak muda agar kebijakan sesuai dengan kondisi saat ini.
Baca Juga : Sejumlah Pengendara di Cimahi Terjaring Razia Helm, Polisi Giring ke Tempat Ini!
“Enggak mungkin ya ilmu kita yang sudah tua ini masuk pada pemikiran mereka. Jadi solusi mereka menggambarkan keterlibatannya dalam meningkatkan keselamatan sesuai dengan zamannya. Penyesuaian itu penting karena keselamatan itu aspeknya sangat luas,” ujarnya.
Keselamatan Berlalu Lintas tak Sekedar Tentang Kendaraan dan Infrastruktur
Lebih lanjut, Koswara menambahkan, keselamatan berlalu lintas tidak hanya hanya sekadar tentang kendaraan maupun infrastruktur. Lebih dari dua hal itu, terdapat peran penguatan teknologi informasi, sumber daya manusia, dan kondisi sosial masyarakat.
Sebab, ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, masih banyak yang berfokus pada kelayakan kendaraan. Misalkan, kecelakaan bus akibat mengalami rem blong, padahal bisa saja dari aspek manusia yang menyebabkan kecelakaan.
“Kalau kita kan sekarang lebih banyak pada masalah kendaraan ya, kecelakaan kendaraan misalkan bus, oh remnya blong, itu dari kendaraannya. Dari aspek manusianya itu kurang terupdate. Jadi keselamatan berlalu lintas ini menjadi sebuah ekosistem yang harus saling menguatkan dari semua aspeknya,” ucapnya. (Reza/R13/HR Online/Editor-Ecep)