Adi bin Hatim ath Thai merupakan putra Al-Jawwad. Ia melanjutkan jejak ayahnya sebagai penguasa kabilah At-Thai dan telah diakui orang-orang Thai. Awalnya ia adalah orang yang sangat memusuhi ajaran Islam dan Rasulullah.
Baca Juga: Ikrimah bin Abu Jahal, dari Musuh Menjadi Sahabat Rasulullah
Akan tetapi, pada akhirnya hatinya luluh dan menjadi sahabat nabi. Lalu bagaimanakah kisahnya yang awalnya membenci Islam serta Nabi Muhammad SAW hingga akhirnya memeluk Islam? Berikut akan kita bahas secara singkat.
Adi bin Hatim ath Thai, Pemimpin Kabilah Thai yang Awalnya Membenci Islam
Adi bersama anggota kabilah Thai sudah menetap cukup lama di dataran Arab. Ia merupakan seseorang yang cukup terpandang apalagi karena sifat dermawannya. Pemimpin kabilah Thai ini selalu menjalani hidupnya dengan sederhana.
Ia sering melihat warganya yang hendak pergi bekerja dari depan rumahnya. Bukan hanya melihat saja, Adi bahkan juga sering saling menyapa dan berbagi senyum dengan orang-orang yang melewati area depan rumahnya.
Suatu ketika, orang-orang di sekitarnya mulai membicarakan agama baru yang dibawa oleh seorang nabi yaitu agama Islam dan Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut membuat Adi gusar dan benci. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa Rasulullah mendapat kemenangan beruntun atas kaum musyrikin.
Ia juga menganggap jika Rasulullah hanyalah raja yang ingin menguasai kelompok kecil di Arab beserta hartanya seperti raja lainnya. Kehadiran kelompok Islam juga membuat Adi merasa khawatir jabatannya di kabilah Tahi akan terancam, padahal keduanya belum pernah bertemu langsung.
Suatu hari, ketika Nabi Muhammad SAW hampir sampai di wilayah Thai, Adi bin Hatim ath Thai memutuskan untuk pergi ke Syam bersama keluarganya. Saat itu Syam sedang berada di bawah kekuasaan Romawi dan Adi berharap bisa hidup lebih baik selama berada di sana.
Saffanah Menceritakan Tentang Rasulullah
Harapannya untuk hidup lebih baik di Syam ternyata tidak terwujud. Sebab kehidupan mereka di sana menjadi lebih buruk dan membuatnya resah. Melihat hal tersebut Saffanah, saudara Adi mulai menceritakan tentang Rasulullah yang ia ketahui dari orang muslim yang pernah ia jumpai.
Saffanah menceritakan jika Rasulullah adalah sosok yang berbudi pekerti luhur, perhatian, dan berakhlak mulia hingga sangat dicintai oleh masyarakat. Setelah mendengar cerita dari Saffanah, Adi mulai mempertimbangkan dan memikirkan apa ucapan saudaranya itu. Hatinya pun lantas mulai tergerak.
Kemudian pada bulan Sya’ban tahun 9 H, ia memutuskan untuk kembali ke Madinah untuk mencari tahu lebih banyak tentang Rasulullah. Setelah menolak Islam dan Nabi Muhammad SAW selama puluhan tahun, saat itulah kemudian ia bisa bertemu dengan Rasulullah secara langsung.
Bertemu Langsung dengan Rasulullah
Suatu ketika, Adi bin Hatim ath Thai menemui Rasulullah yang berada di masjid dan Rasulullah pun bertanya siapa lelaki yang datang tersebut. Setelah mengetahui siapa yang datang Rasulullah lantas berdiri dan mengajak Adi yang baru saja menemuinya untuk pergi ke rumahnya.
Baca Juga: Kisah Zaid bin Khattab, Gigih Memerangi Nabi Palsu
Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang wanita tua yang secara tiba-tiba menghampiri Rasulullah dan langsung menjelaskan apa kebutuhannya. Rasulullah berhenti cukup lama untuk mendengarkan wanita tua tersebut dan membuat Adi bingung kenapa Rasulullah mau mendengarkan wanita tua tersebut.
Sesampainya di rumah Rasulullah, keheranannya berlanjut saat Rasulullah memberikan satu-satunya bantal alas duduk kepadanya yang merupakan tamu. Sedangkan Rasulullah duduk tanpa alas sehingga membuatnya lebih heran karena hal tersebut bukanlah kebiasaan para raja pada umumnya.
Adi bin Hatim ath Thai Masuk Islam
Dalam kunjungannya ke kediaman Rasulullah, terjadi tanya jawab perihal tuhan selain Allah dan Rasulullah pun bertanya tentang agama yang ia anut. Dalam percakapannya tersebut, Rasulullah kemudian juga menyampaikan ada 3 hal yang menghalangi Adi untuk memeluk agama Islam.
Hal pertama ia melihat jika umat muslim miskin, namun Rasulullah mengatakan mereka akan berlimpah harta dan tidak lagi kekurangan. Kedua ia melihat jumlah umat muslim lebih sedikit daripada musuh namun Rasulullah menyebut akan ada perempuan dari Quds menuju rumah ini tanpa takut.
Ketiga Adi melihat penguasa dan raja bukan dari kalangan muslim dan Rasulullah menyatakan negeri Babilonia akan ditaklukan dalam waktu dekat. Setelah melewati perbincangan dengan Rasulullah akhirnya Adi memutuskan memeluk Islam dan menyaksikan 3 perkataan Rasulullah terwujud.
Jadi, Adi adalah seorang pemimpin kabilah Thai yang awalnya sangat menentang dan membenci agama Islam serta Rasulullah. Setelah mendengar cerita tentang Rasulullah dari saudarinya sendiri, hatinya mulai tergerak.
Baca Juga: Kisah Khubaib bin Adi yang Setia Kepada Allah dan Rasulnya
Adi bin Hatim ath Thai pun ingin menemui Rasulullah SAW secara langsung. Setelah bertemu langsung, pandangannya terhadap Islam dan Rasulullah berubah. Akhirnya ia memutuskan untuk memeluk agama Islam. (R10/HR-Online)