Sejarah revolusi Indonesia tidak terlepas dari ideologi sosialisme. Hal ini karena muncul anggapan bahwa ideologi tersebut sangat berbahaya dan kacau kala itu. Kendati demikian, ideologi ini justru populer di kalangan muda-mudi.
Baca juga: Profil Haji Misbach, Tokoh Islam-Komunis yang Aktif Lawan Belanda
Sosialisme sendiri percaya bahwa negara merupakan sistem yang ada di atas masyarakat. Karena hal itu, negara mengatur masyarakat di dalamnya tanpa syarat. Hal ini menandakan bahwa ideologi sosialisme lebih mengutamakan kepentingan sekaligus kekuasaan negara.
Sejarah Revolusi Indonesia Terkait Popularitas Ideologi Sosialisme
Menurut penelitian Peter Kasenda yang ada di dalam buku berjudul Soekarno, Marxisme dan Leninisme: Akar Pemikiran Kiri dan Revolusi Indonesia (2014: 24), rupanya ada banyak sumber yang belum terpublikasi tentang historiografi ideologi Indonesia. Untuk itu, tentu popularitas ideologi sosialisme selama revolusi tentu bukan tanpa sebab.
Setidaknya ada sejumlah penyebab atau alasan yang mempengaruhinya. Berikut ulasan selengkapnya.
Pimpinan Tokoh Politik dari Kelompok Kiri
Salah satu alasannya dikemukakan oleh Peter Kasenda (2014: 25). Ia menyebut bahwa ideologi sosialisme populer kala itu karena pemimpinnya ialah tokoh politik yang berasal dari aliran kelompok kiri.
Dalam sejarah revolusi Indonesia, kelompok tersebut mempunyai aliran komunisme dan sosialisme. Sebut saja PNI (Partai Nasionalisme Indonesia) dan Partai Moerba besutan Tan Malaka.
PNI menyeret nama Soekarno karena pernah jadi mantan ketuanya. Soekarno memiliki pengaruh sosialisme yang kuat.
Baca juga: Alasan-alasan Selamatnya Soeharto dalam Peristiwa G30S
Bahkan ia pernah membangun marhaenisme yang berarti sejenis ideologi berisikan nilai-nilai sosialisme di dalamnya. Aliran ini fokus pada nasib rakyat kecil untuk meraih kebahagiaan hidup. Selain Soekarno, ada juga Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta.
Tertuang di Pancasila
Ideologi dalam sejarah revolusi Indonesia ini semakin populer karena ada di butir terakhir Pancasila. Bunyinya ialah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan penjelasan Peter Kasenda (2014: 24-25).
Setiap Partai Mengajarkan Sosialisme
Setiap partai politik mengajarkan sosialisme dengan tujuan untuk uji kesetiaan rakyat pada bangsa. Adapun partai politik yang pertama kali mengajarkannya yaitu Partai Sosialisme Indonesia (PSI) sekitar tahun 1952.
Baca juga: Sejarah Hari Kesaktian Pancasila, Peringatan Peristiwa G30S yang Penuh Kontroversi
Dalam sejarah revolusi Indonesia, PSI menyatakan sosialisme meyakini paham marxisian jadi dasar keyakinannya. Namun berbeda dengan ajaran marxis dari Barat, sebab paham ini lebih fokus pada semangat persatuan atau berbasis demokrasi.
Dekrit Presiden Agustus 1960
Sekitar tahun 1958, ada pemberontakan Permesta dengan tujuan melawan negara. Akibat peristiwa tersebut, Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada Agustus 1960.
Melalui Dekrit Presiden tersebut, pemerintah secara resmi membubarkan organisasi yang terlibat dengan Permesta karena termasuk organisasi terlarang. Hal ini tidak terkecuali dengan PSI dan Masyumi.
Ciri Khas Ideologi Sosialisme
Agar lebih mengenal bagaimana ideologi sosialisme dalam sejarah revolusi Indonesia tersebut, pastikan juga memahami berbagai ciri khasnya. Adapun salah satu ciri khasnya yaitu ideologi ini lebih menitikberatkan pada kekuasaan dan kepentingan negara.
Selain itu, ideologi ini juga tidak menampilkan ada pembagian tingkatan atau kelas sosial di masyarakat. Hal ini menandakan bahwa masyarakat memiliki kelas sosial yang sama.
Lebih dari itu, ideologi sosialisme ini juga mengedepankan prinsip pemerataan dan kesederajatan. Negara juga menguasai dan jadi pemilik alat produksi.
Tak cukup itu, negara juga menyelenggarakan produksi, mendistribusikannya dan mengelola konsumsinya. Karena hal itu, individu tidak memiliki kebebasan untuk menjalankan usaha.
Fakta Menarik Ideologi Sosialisme
Ideologi ini memiliki banyak fakta menarik sebagaimana sejarah revolusi Indonesia. Beberapa diantaranya ialah sebagai berikut.
Ideologi Sosialisme Berhubungan dengan Filsafat
Salah satu fakta menariknya yaitu ideologi sosialisme ini memiliki hubungan yang erat dengan filsafat. Hal ini tertuang jelas dalam postingan di akun media sosial Instagram @komafil.ui.
Bahkan di akun tersebut juga menyebutkan pemikiran dari filsuf-filsuf sosialisme. Sebut saja Robert Owen dan Karl Marx.
Singgung Teori Sosialisme-Marxisme
Dalam sejarah revolusi Indonesia, ideologi ini turut melahirkan teori sosialisme-marxisme. Teori tersebut berkaitan dengan keadaan sosial masyarakat di Indonesia.
Penjelasan ini ada di buku Mohammad Hatta yang judulnya Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia. Hal ini sebagaimana postingan di akun media sosial Instagram @referensibukulawas.
Baca juga: Peristiwa Cikini 1957, Upaya Pembunuhan Soekarno Menggunakan Granat
Sejarah revolusi Indonesia mencangkup banyak hal, tak terkecuali ideologi sosialisme. Dari uraian tadi, terlihat jelas bahwa popularitas ideologi tersebut di kalangan pemuda dipengaruhi beberapa alasan. Tak heran jika sejarahnya masih jadi perbincangan saat ini. (R10/HR-Online)