Perburuan mutiara dari Timur dan perebutan hegemoni tertuang secara jelas dalam sejarah Indonesia. Pada dasarnya, hal tersebut sebenarnya istilah semata. Istilah ini melibatkan Eropa dan Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Nama Jakarta, Evolusi dari Masa ke Masa
Eropa tertarik dengan kawasan Nusantara karena menghasilkan rempah-rempah. Mulai dari pala, cengkeh dan lainnya. Untuk mengetahui sejarahnya secara lebih mendalam, bisa cek uraian berikut.
Sejarah Perburuan Mutiara dari Timur dan Perebutan Hegemoni
Eropa memiliki minat yang tinggi terhadap rempah-rempah. Hal ini karena rempah-rempah mereka gunakan untuk bumbu dapur, obat, pengawet makanan, hingga menghangatkan tubuh. Tak heran sebab wilayah Eropa memang identik dengan cuaca dingin.
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Eropa harus membeli rempah-rempah di Asia Barat. Akan tetapi, harganya cenderung lebih mahal sebab mendapatkannya dari pedagang perantara.
Seiring berjalannya waktu, Eropa lantas beralih dengan membelinya ke sumbernya langsung. Dari sinilah Eropa mulai membeli rempah-rempah ke Nusantara. Orang Eropa menyebutnya sebagai daerah Hindia.
Latar Belakang Datangnya Bangsa Barat ke Indonesia
Ada banyak hal yang jadi latar belakang bangsa Barat mendatangi Indonesia sebagaimana istilah perburuan mutiara dari Timur dan perebutan hegemoni. Berikut beberapa hal tersebut.
Jatuhnya Kota Konstantinopel
Di buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme (2015) Ahmad Fakhri Hutauruk, terungkap bagaimana latar belakang bangsa Barat mendatangi Indonesia. Rupanya latar belakangnya berkaitan dengan peristiwa runtuhnya Kota Konstantinopel pada 1453 yang ada di kawasan Laut Tengah.
Kota ini sendiri adalah ibukota Romawi Timur. Hal tersebut membuat perdagangan Konstantinopel jatuh ke tangan Turki. Peristiwa ini menyebabkan hubungan perdagangan terputus.
Karena hal itu, bangsa Barat melancarkan Penjelajahan Samudera. Hal ini bangsa Barat lakukan agar bisa melakukan hubungan dagang dengan daerah Asia secara langsung.
Penemuan Teknologi
Bukan hanya jatuhnya Kota Konstantinopel, latar belakang kedatangan bangsa Barat ini juga karena adanya penemuan teknologi. Mulai dari kompas, teknik pelayaran, hingga penemuan Copernicus yang berkaitan dengan teori Heliosentris.
Teori tersebut menjelaskan bahwa bentuk bumi itu bulat. Percobaan teori ini pun mendapat pembenaran dari Ferdinand Magelan.
Dalam pembenaran tersebut menjelaskan bahwa laut-laut bumi saling terhubung. Hal inilah yang membuat bangsa barat semakin yakin untuk berlayar tanpa takut tersesat.
Terinspirasi Marcopolo
Latar belakang lainnya yang membuat bangsa Barat mendatangi Nusantara dalam istilah perburuan mutiara dari Timur dan perebutan hegemoni ialah terinspirasi dari Marcopolo. Kisahnya sendiri terangkum dalam buku berjudul The Travels of Marcopolo.
Baca Juga: Kisah Habibie Turunkan Dolar, Sempat Diremehkan tapi Sukses Kendalikan Krisis
Buku tersebut berisikan informasi penting mengenai berita Tiongkok bagi Eropa. Bangsa Barat pun tergerak untuk pergi ke Indonesia.
Ambisi 3G
Tak banyak yang menyangka bahwa ternyata kedatangan bangsa Barat ke Indonesia juga karena ambisi 3G. Apa itu 3G?
3G pada pembahasan kali ini merupakan singkatan dari Gold, Glory dan Gospel. Untuk Gold, bangsa Barat memang bertujuan ingin mencari kekayaan.
Lalu untuk Glory, bangsa Barat ingin mencapai kejayaan. Sementara untuk Gospel, bangsa Barat ingin menyebarkan agama Kristen.
Arti Istilah
Setelah tahu bagaimana sejarah dan apa saja yang jadi latar belakangnya, pastikan juga memahami arti istilahnya. Istilah perburuan mutiara dari Timur sendiri ialah bangsa Barat yang mencari rempah-rempah di Nusantara.
Untuk bangsa Barat, dominan Portugis dan Spanyol. Kemudian untuk kawasan Nusantara yang dimaksud, khususnya Maluku.
Bahkan pada tahun 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka. Hal ini membuat perdagangan orang Islam jadi terdesak.
Sementara itu, istilah perebutan hegemoni juga tak kalah curi perhatian. Perebutan hegemoni ini berarti perebutan kekuasaan sehingga terlihat mana yang mendominasi.
Untuk bangsa Barat sendiri, terutama Portugis dan Spanyol memang memicu perebutan hegemoni. Hal tersebut dilakukan sampai ke beberapa negara yang ada di Asia.
Dampak Perebutan Komoditi
Sesuai penjelasan akun media sosial Instagram @icdxgroup, perebutan komoditi, tak terkecuali rempah-rempah, memicu perselisihan antarnegara. Bahkan hal tersebut menyebabkan fluktuasi harga komoditi.
Lalu di akun @historiadotid menyebut hal tersebut ada kaitannya dengan Natural History. Ilmu yang mendorong penjelajahan Eropa ini berkaitan erat dengan kolonialisme.
Baca Juga: Cerita Sejarah Tradisi Kuda Kosong di Ciamis yang Sudah Hilang
Usai simak uraian di atas, pasti bisa tahu bagaimana sejarah perburuan mutiara dari Timur dan perebutan hegemoni. Pahami juga latar belakangnya dengan baik. Dengan begitu, harapannya bisa menambah wawasan seputar sejarah Indonesia. (R10/HR-Online)