harapanrakyat.com,- Dinas Kesehatan Kota Banjar, Jawa Barat, mendapati sebanyak 238 bayi di bawah usia lima tahun (balita) terindikasi mengalami stunting atau gagal tumbuh dengan sempurna.
Temuan stunting tersebut didapat saat pelaksanaan program gerakan serentak intervensi penanganan stunting ke Posyandu yang berlangsung mulai 1 sampai 30 Juni mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, Saifuddin, mengatakan, jumlah anak yang telah dilakukan penimbangan dan pengukuran program pencegahan stunting sampai dengan 10 Juni sebanyak 3.235 anak.
Berdasarkan data hasil pemeriksaan di lapangan yang dilakukan oleh petugas sampai 10 Juni ini terdapat 238 anak yang terindikasi mengalami stunting.
Adapun target sasaran program pencegahan stunting ini sebanyak 12.200 anak. Sementara sasaran sasaran pemeriksaan meliputi ibu hamil, calon pengantin, dan balita.
Baca Juga: Edukasi Pra Nikah Diharapkan Cegah Kasus Stunting di Kota Banjar
“Berdasarkan data temuan 238 balita di Kota Banjar terindikasi stunting. Data ini kami masih proses sampai akhir Juni mendatang,” kata Saifuddin kepada harapanrakyat.com, Senin (10/6/2024).
Lanjutnya menjelaskan, program gerakan serentak intervensi pencegahan stunting ini untuk pendataan lapangan. Termasuk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah terjadinya stunting dan gizi buruk.
Gerakan intervensi pencegahan stunting meliputi pengukuran dan penimbangan balita serta screening ibu hamil dan calon pengantin. Pelaksanaannya berlangsung selama satu bulan.
Pihaknya menargetkan sampai akhir Juni mendatang 12.200 sasaran dapat terpenuhi. Tim Petugas nanti akan melakukan sweeping dan edukasi langsung ke rumah warga.
“Kami juga akan melakukan sweeping atau kunjungan rumah ke warga untuk edukasi. Kami harap mereka yang memiliki balita bisa mengikuti program ini. Jangan sampai ada warga kita yang terkena stunting,” katanya.
Kasus stunting di Kota Banjar Menurun
Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan data kasus angka stunting di Kota Banjar dalam kurun empat tahun ini terus mengalami penurunan. Pada tahun 2021 kasus stunting sebanyak 8,7 persen atau 912 kasus.
Kemudian pada tahun 2022 sebesar 7,02 persen atau 846 kasus. Selanjutnya pada tahun 2023 tercatat 7,15 persen atau 776 kasus dan pada tahun 2024 sampai bulan April 6,73 persen atau 751 kasus.
Baca Juga: 4 Wilayah di Banjar Jadi Target Penambahan Layanan Air Bersih, Baru Terserap 59 Persen
“Secara persentase ada kenaikan tetapi dilihat dari jumlah kasus angkanya terus mengalami penurunan. Makanya kami sekarang terus melakukan upaya pencegahan,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)