harapanrakyat.com,- Potret kemiskinan di Banjar menjadi sorotan lagi setelah terungkap ada warga di Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja yang hidup di pinggir hutan belasan tahun. Bahkan, selama itu tidak ada listrik maupun air bersih.
Namun, kini warga yang bernama Engkus Kusnadi itu bersama keluarganya bakal dievakuasi ke tempat yang lebih layak dan berada di atas tanah pemerintah.
Berdasarkan data dari BPS tahun 2023, ternyata terdapat ribuan warga yang masuk kategori hidup di bawah garis kemiskinan.
Kepala BPS Banjar Taufik mengatakan, persentase kemiskinan di Kota Banjar sebanyak 6,14 persen atau 11.660 jiwa dari total jumlah penduduk yang ada di Banjar.
Baca juga: Pemkot Banjar Siapkan Hunian Baru dan Layak untuk Keluarga yang Hidup di Tepi Hutan Tanpa Listrik
Dari data tersebut, lanjutnya, jumlah warga yang masih hidup di bawah garis kemiskinan di tahun 2023 mengalami penurunan 1,06 persen. Hal itu jika ia bandingkan dengan tahun 2022.
Pada tahun 2022, sambungnya, jumlah warga miskin masih di angka 6,73 persen atau 12.730 jiwa.
Sementara itu, proyeksi jumlah penduduk Kota Banjar berdasarkan angka proyeksi penduduk pada tahun 2023 yaitu sebanyak 207.510 jiwa
“Secara persentase jumlah penduduk miskin 6,14 persen atau 11.660 jiwa pada tahun 2023 ini,” kata Taufik, Jumat (21/6/2024).
Definisi Penduduk Miskin
Lanjutnya menjelaskan, penduduk miskin yaitu warga yang secara ekonomi belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, baik untuk pemenuhan kebutuhan makanan maupun non makanan.
Sementara itu, untuk nilai pengeluaran minimum seseorang guna memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama satu bulan, baik kebutuhan makanan maupun non makanan di tahun 2023 yaitu sebesar Rp 408.710 ribu.
Nilai pengeluaran minimum per kapita yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar tersebut secara perhitungan meningkat jika dibandingkan dengan nilai minimal tahun 2022 yaitu sebesar Rp 373.510 ribu.
“Nah, Angka tersebut menjadi cerminan nilai rupiah pengeluaran minimum bagi seseorang untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya selama sebulan, baik makanan minuman di tahun 2023,” katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan, terkait indeks kedalaman kemiskinan pada tahun 2023 indeks kedalaman kemiskinan di Kota Banjar 0,68 persen. Sedangkan di tahun 2022 sebesar 1,02 persen.
Menurutnya, berdasarkan data indeks kedalaman kemiskinan tersebut tidak begitu terjadi kesenjangan atau ketimpangan yang begitu signifikan di antara pengeluaran penduduk miskin.
“Indeks kedalaman Kemiskinan tahun 2023 0,68 persen sedangkan di tahun 2022 itu 1,02 persen artinya tidak begitu terjadi ketimpangan,” ujarnya. (Muhlisin/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)