Perbedaan batuan dan mineral adalah hal mendasar yang perlu dipahami dalam ilmu geologi. Banyak orang seringkali menganggap keduanya sebagai hal yang sama. Namun, batuan dan mineral sebenarnya memiliki karakteristik dan pembentukan yang sangat berbeda.
Baca Juga: Jenis Batuan Sedimen, Ciri-Ciri dan Klasifikasinya!
Berikut ini pembahasan mengenai perbedaan keduanya secara detail untuk memahami bagaimana Bumi terbentuk dan berevolusi selama miliaran tahun.
Perbedaan Batuan dan Mineral Berdasarkan Pengertiannya
Batuan dan mineral terdapat perbedaan yang signifikan, yakni berdasarkan definisinya. Berikut penjelasannya:
Apa Itu Mineral?
Mineral adalah zat padat anorganik alami yang memiliki komposisi kimia dan struktur kristal tertentu. Masing-masing jenis mineral mempunyai struktur kristal yang unik dan berasal dari komposisi senyawa kimianya.
Misalnya, halit (NaCl) adalah mineral yang terdiri dari natrium dan klorida dan membentuk kristal kubus. Selain itu, kuarsa (SiO2) adalah mineral umum yang ditemukan di berbagai batuan dan memiliki struktur kristal yang khas.
Karakteristik Mineral
Mineral memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari batuan:
- Komposisi Kimia: Setiap mineral memiliki rumus kimia yang spesifik. Misalnya, kalsit memiliki rumus kimia CaCO3.
- Struktur Kristal: Mineral memiliki struktur kristal yang teratur. Struktur ini mempengaruhi sifat fisik mineral seperti kekerasan, warna, dan magnet.
- Keunikan: Sejumlah mineral bisa mengandung komposisi kimia sama namun struktur kristal berbeda. Sehingga juga menciptakan mineral berbeda. Contohnya adalah aragonit dan kalsit, keduanya memiliki komposisi CaCO3, tetapi struktur kristalnya berbeda.
Menurut Erika Anderson, kurator kehormatan mineralogi dan petrologi di Museum Hunterian Universitas Glasgow, mineral adalah bahan penyusun batuan.
Mineral seperti jenis kuarsa, dapat kita jumpai di berbagai penjuru dunia serta di banyak batu, ialah contoh dari mineral yang baik.
Mineral ini tidak berwarna dalam bentuk aslinya. Tetapi kotoran bisa menjadikan kristal kuarsa terlihat buram dan menodainya hingga menjadi warna ungu, merah muda, kuning, maupun coklat.
Apa Itu Batuan?
Batuan yakni kumpulan dari dua atau lebih mineraloid yang membentuk massa padat.
Ada tiga jenis utama batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan diidentifikasi berdasarkan mineral yang dikandungnya dan cara pembentukannya.
Jenis-Jenis Batuan
- Batuan Beku: Terbentuk dari pemadatan magma atau lava. Contohnya adalah granit dan basal. Menurut Richard Bevins, profesor kehormatan ilmu bumi di Universitas Aberystwyth, batu beku mengandung mineral pembentuk yang umum seperti feldspar, olivin, piroksen, mika, kuarsa, dan amphibole.
Baca Juga: Contoh Pelapukan Kimiawi di Batuan Berserta Penjelasannya!
- Sedimen: Terbentuk dari akumulasi dan sementasi fragmen batuan, mineral, atau bahan organik. Contohnya adalah batu pasir dan batugamping. Batuan sedimen umumnya terdiri atas mineral yang telah terkikis dan membentuk sedimen.
- Batuan Metamorf: Terbentuk ketika batuan lain mengalami perubahan suhu atau tekanan yang tinggi, seperti marmer dan sekis. Proses ini dapat mengubah komposisi mineral batuan awal dan menghasilkan batu baru dengan sifat yang berbeda.
Perbedaan Utama
Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa batuan terdiri dari mineral. Misalnya, granit adalah batu yang terdiri dari feldspar, kuarsa, dan mika.
Batuan juga mempunyai sifat mono-mineral. Ini artinya, hanya mengandung satu mineral saja. Contohnya, kapur, merupakan jenis sedimen yang semuanya terbuat dari CaCO3 atau mineral kalsit. Bahkan es gletser bisa kita anggap sebagai jenis batuan karena terdiri dari kristal-kristal air.
Contoh
- Granit: Batuan beku yang mengandung feldspar, kuarsa, dan mika.
- Basal: Batuan beku yang mengandung plagioklas dan piroksen.
- Kuarsa: Mineral yang ditemukan dalam banyak batu seperti granit dan kuarsit.
- Halit: Mineral yang merupakan bentuk alami dari garam meja (NaCl).
Siklus Batuan
Siklus batuan adalah proses geologis yang menggambarkan pembentukan dan perubahan batuan dari satu jenis ke jenis lain. Misalnya, pada batuan beku bisa berubah jadi metamorf dari proses metamorfisme. Lalu, batuan metamorf dapat tererosi dan terkumpul menjadi batuan sedimen.
Batuan beku kemungkinan terkena panas serta tekanan tinggi. Bisa juga terkena zat cair yang bisa mengubah komposisi dari mineralnya.
Setelah komposisi dari mineralnya berubah, maka batu tersebut menjadi metamorf. Contohnya yang termasuk sekis, filit, kuarsit, serta marmer.
Batuan beku serta metamorf permukaan bumi tentu akan terkikis lalu pecah. Ini terjadi saat angin juga air bekerja pada batuan itu. Fragmen-fragmen terangkut, lalu membentuk endapan memadat hingga jadi batuan baru dan kita kenal batuan sedimen.
Baca Juga: Batuan Penyusun Litosfer: Beku, Sedimen, Metamorf, Apa Kegunaannya?
Perbedaan batuan dan mineral adalah konsep penting dalam geologi yang membantu kita memahami pembentukan dan evolusi Bumi. Pemahaman tentang perbedaan ini tidak hanya penting bagi ahli geologi tetapi juga bagi siapa saja yang tertarik pada ilmu bumi. Dengan mengetahui perbedaan keduanya, kita dapat lebih memahami proses geologis yang membentuk planet kita. (R10/HR-Online)