Kisah Suhail bin Amr adalah salah satu cerita inspiratif dalam sejarah Islam. Ia adalah seorang pembesar Quraisy yang awalnya sangat menentang Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Khuzaimah Bin Tsabit, Sahabat Nabi Bergelar Dza al-Syahadatain
Namun, seiring waktu, ia berubah menjadi seorang Muslim yang taat dan berjasa besar bagi umat Islam. Berikut ini akan menguraikan perjalanan hidup Suhail bin Amr dari seorang penentang menjadi sahabat yang setia.
Kisah Suhail bin Amr, Orator Ulung Quraisy
Suhail bin Amr adalah salah satu tokoh penting untuk kalangan Quraisy. Ia orang kenal sebagai orator yang handal serta mempunyai kemampuan berpidato sangat baik.
Imam Ibnu ‘Asakir menyebutnya sebagai “ahad khutabâ’ quraisy” (salah satu orator ulung Quraisy). Suhail selalu berada bagian baris depan dalam menentang dakwah Nabi Muhammad SAW.
Anak-anaknya, yaitu Abdullah, Abu Jandal, dan Sahlah binti Suhail, memeluk Islam saat Suhail masih terang-terangan memusuhi Nabi. Selain Abu Jandal, kedua anaknya yang lain turut berhijrah ke Habsyah.
Perjanjian Hudaibiyyah
Kisah Suhail bin Amr juga terkenal sebagai negosiator ulung dan mewakili Quraisy dalam Perjanjian Hudaibiyyah.
Dalam perjanjian tersebut, Suhail menolak menyebut Nabi Muhammad sebagai Rasulullah. Ia bersikeras agar nama Nabi ditulis sebagai “Muhammad bin Abdullah” dalam surat perjanjian.
Suhail berkata:
Meski demikian, perjanjian ini menjadi titik balik dalam hubungan antara kaum Quraisy dan kaum Muslimin.
Penangkapan dan Pembebasan Suhail bin Amr
Saat perang Badar, Suhail bin Amr berhasil tertangkap oleh kaum Muslimin. Sayyidina Umar pun meminta izin pada Rasulullah SAW untuk mencabut giginya supaya Suhail tidak lagi bisa berorasi dan menyerang Rasulullah.
Namun, Rasulullah tidak mengizinkannya. Beliau bersabda:
Suhail akhirnya bebas dengan tebusan dan melihat langsung kehidupan umat Islam Madinah. Selama di Madinah, Suhail diperlakukan dengan baik sebagai tahanan. Lalu, ia menyaksikan ketulusan serta pengabdian umat Islam, yang membuatnya kagum.
Suhail bin Amr Masuk Islam
Setelah pembebasan Kota Mekkah, Suhail memutuskan memeluk Islam. Kemudian, ia menerima agama Islam dengan tulus serta istiqamah.
Ketika Rasulullah wafat, banyak penduduk Makkah yang bingung dan hampir murtad. Suhail dengan orasinya yang mantap, seperti orasi Abu Bakar al-Shiddiq di Madinah, berhasil menenangkan penduduk Makkah dan menjaga keimanan mereka.
Pengaruh Suhail bin Amr dalam Islam
Kisah Suhail bin Amr adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa berubah drastis ketika mendapatkan hidayah.
Baca Juga: Kisah Ammar bin Yasir, Sahabat Nabi yang Dipaksa Murtad
Suhail, yang dulunya memusuhi Islam, berubah menjadi seorang Muslim yang taat dan berperan penting dalam menjaga iman umat Islam.
Setelah masuk Islam, ia terkenal sebagai orang yang pemaaf, pemurah, rajin shalat, shaum, bersedekah, membaca Alquran, dan menangis karena takut kepada Allah.
Ia mengisi sisa hidupnya dengan perjuangan dengan berpegang teguh agama Allah. Ia berjanji tidak akan kembali ke Makkah selamanya meskipun sangat merindukan kampung halamannya.
Akhir Hidup Suhail bin Amr
Suhail bin Amr kemudian menjadi pemimpin detasemen di Syam dan menghabiskan sisa hidupnya dalam perjuangan di jalan Allah.
Ia wafat terkena wabah ‘Amawas pada tahun ke-18 H era Khalifah Umar bin al-Khattab. Keteguhan serta pengabdian dalam Islam menjadi sumber inspirasi banyak orang.
Ia akhirnya berjanji tidak kembali lagi ke Makkah, walaupun sangat merindukan juga mencintai tanah kelahirannya itu.
Hikmah
Pelajaran dari kisah Suhail bin Amr adalah bahwa hidayah bisa datang kepada siapa saja. Orang yang awalnya memusuhi Islam bisa berubah menjadi pembela Islam yang gigih.
Suhail menunjukkan bahwa perubahan hati dan komitmen kepada kebenaran dapat mengubah seorang penentang menjadi penjaga iman.
Keteguhannya dalam Islam dan pengabdiannya hingga akhir hayat adalah teladan bagi kita semua. Suhail mengajarkan kita untuk selalu menjaga iman dan tetap istiqomah, meskipun menghadapi berbagai cobaan dan tantangan.
Suhail bin Amr mengajarkan kita tentang kekuatan hidayah dan perubahan hati manusia. Dari seorang pembesar Quraisy yang memusuhi Nabi Muhammad SAW, Suhail berubah menjadi sahabat yang setia dan penjaga iman umat Islam.
Baca Juga: Abdullah bin Salam Masuk Islam, Pendeta Yahudi Jadi Ahli Surga
Kisah ini menunjukkan bahwa siapapun dapat menerima cahaya Islam dan berkontribusi besar bagi agama yang mulia ini. Semoga kisah Suhail bin Amr menjadi inspirasi bagi kita semua dalam memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT. (R10/HR-Online)