harapanrakyat.com,- Kemenag Kota Banjar memastikan seluruh jamaah haji kloter JKS 33 dari Banjar siap menjalankan ibadah pada puncak haji, yakni di Arafah, Muzdalifah dan Mina atau Armuzna.
Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia TIPHI yang juga Kasubag TU Kemenag Kota Banjar Ahmad Mubarir mengatakan, pemerintah Arab Saudi menetapkan Idul Adha 10 Dzulhijjah jatuh pada hari Ahad (16/6/24). Karena itu, hari arafah jatuh pada Sabtu (15/6/24) besok.
“Jadi, besok seluruh jamaah mulai Jumat ini akan bergerak menuju Armuzna dari Kota Makkah. Nantinya mereka wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Jamarat di Mina,” terangnya kepada harapanrakyat.com, Kamis (13/6/24).
Baca juga: Belanja di Mekkah Bisa Pakai Uang Rupiah, Jamaah Haji Kota Banjar Bahagia
Pada puncak ibadah haji tersebut, lanjut Mubarir, jutaan jamaah berkumpul di satu tempat dan satu waktu. Sehingga semuanya memerlukan kesabaran, kesehatan fisik, mental, serta saling membantu satu sama lainnya, terutama yang muda membantu yang tua.
“Tentu saja agar semua jamaah bisa melaksanakan Armuzna ini dengan lancar yang mana sebagai rukunnya haji,” imbuhnya.
Puncak Ibadah Haji, Satu Jamaah Kota Banjar Sakit
Sementara itu khusus jamaah haji Kota Banjar, pihaknya telah memberikan bimbingan pra Armuzna. Hal itu agar semuanya siap melaksanakan jadwal sesuai urutan yang ditetapkan oleh PPIH Arab Saudi dan Maktab yang sudah ditunjuk.
Dari 234 jamaah asal Kota Banjar, sambungnya, ada salah satu jamaah yang sedang mengalami sakit dan saat ini tengah mendapatkan perawatan medis di salah satu rumah sakit di Arafah.
Meski begitu, kata Mubarir, jamaah tersebut akan disafariwukufkan agar tidak tertinggal rukun ibadah haji.
“Kalau kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan, karena masih bisa komunikasi dengan keluarganya,” ungkapnya.
Baca juga: Jamaah Haji Terus Bertambah, Begini Potret Urusan Mencuci dan Menjemur Pakaian
Dalam pelaksanaan haji tahun ini, lanjutnya, PPIH Arab Saudi menerapkan mabit yang berlangsung di Muzdalifah dengan pola Murur.
Hal tersebut, merupakan salah satu upaya untuk menjaga keselamatan jiwa para jamaah. Apalagi, di Muzdalifah tingkat kepadatannya luar biasa dan tempatnya yang terbatas.
Mabit atau bermalam di Muzdalifah secara murur, kata Mubarir, jamaah ketika melintasi kawasan Muzdalifah akan tetap berada di atas kendaraan, sehingga mereka tidak perlu turun. Lalu kemudian kendaraan tersebut membawa mereka menuju tenda di Mina.
“Skema ini merupakan salah satu ikhtiar PPIH Arab Saudi demi menjaga keselamatan jiwa para jamaah, terutama bagi mereka yang kebetulan sakit. Semoga saja semua bisa melaksanakan rangkaian ibadah ini dan bisa kembali ke Tanah Air dalam keadaan selamat serta menyandang haji yang mabrur,” pungkasnya. (Muhafid/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)