harapanrakyat.com,- Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk di Kota Banjar, Jawa Barat, terus meningkat. Berdasarkan data hingga bulan Mei 2024, jumlah warga yang terjangkit penyakit DBD mencapai 242 kasus.
Dinas Kesehatan Kota Banjar pun mengungkapkan sejumlah fakta-fakta terkait penyebab DBD akibat gigitan nyamuk aedes aegypti serta cara pencegahannya.
Kadinkes Kota Banjar Saefuddin, mengatakan, fakta pertama yaitu hanya nyamuk aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus DBD.
Menurutnya, penularan virus tersebut terjadi setelah nyamuk aedes aegypti betina menggigit manusia yang sebelumnya juga telah terinfeksi virus tersebut.
Baca juga: 5 Warga di Kota Banjar Terserang DBD, 4 di Antaranya Anak-anak
Adapun gejala demam berdarah, lanjutnya, akan muncul dalam rentang waktu antara 4 sampai 10 hari setelah terkena gigitan.
Gejala tersebut, kata Saefudin, seperti mengalami demam hingga 40 derajat celcius, sakit kepala parah, nyeri otot, sendi, ruam merah pada kulit, mimisan hingga pendarahan ringan pada gusi.
“Jadi hanya nyamuk aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus DBD,” kata Saefuddin kepada harapanrakyat.com, Minggu (16/6/2024).
“Untuk nyamuk aedes aegypti jantan, secara bionomik itu tidak menggigit. Jadi tidak menularkan virus dengue,” katanya menambahkan.
Lanjutnya menyebut, demam pada pasien demam berdarah sulit dibedakan dengan demam biasa. Sehingga penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika demam tidak turun.
Demam berdarah sendiri, kata Saefudin, memiliki tiga fase, yaitu fase demam, kritis dan, fase penyembuhan.
Pada fase kritis ini bisa terjadi gangguan tekanan dan tanda vital. Apabila tanda vital baik berarti masuk fase penyembuhan.
“Sebab itu, apabila mengalami gejala DBD secepatnya langsung memeriksakan diri. Jika tidak segera ditangani demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan hati, jantung, dan otak,” katanya.
Lebih lanjut ia pun mengajak kepada warga untuk melakukan upaya pencegahan. Caranya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Pencegahan dengan cara menguras tempat penampungan air, membersihkan jentik bibit nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan atau 3 M plus. Ketika ada temuan, nanti bisa penyelidikan epidemiologi dan fogging,” katanya. (Muhlisin/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)